First Ride Yamaha R25 2018: Ini Hasil Pengujian Kami di Sirkuit Sentul!
Yamaha R25 meluncur dengan sejumlah pembaruan. Sedikit banyak pasti mengubah rasa berkendara. Berselang tak begitu lama, paska-debut globalnya di Indonesia itu, kami akhirnya mencicipi performanya secara langsung. Tak tanggung-tanggung, Sirkuit Sentul menjadi arena pengujian kami kali ini. Bagaimana rasanya?
Sebelum mulai, kita bahas sejenak posisi berkendaranya yang sekarang berbeda. Ini efek dari penggunaan suspensi depan dan stang yang baru. Posisi handlebar sekarang diklaim lebih rendah 22mm dan lebih lebar 35mm. Pengaruhnya, posisi badan lebih membongkok, menunjang pengendaraan di kecepatan tinggi saat kami uji di lintasan balap.
Meski posisi berkendara sekarang lebih sporty, namun masih cukup nyaman lantaran lengan tidak terlalu rendah. Berbeda dengan sepeda motor balap yang posisi stangnya sejajar atau bahkan lebih rendah dari jok motor. Selain itu, desain tangki bensin barunya juga lebih ramping. Jadi kaki dapat menjepit bodi dengan lebih rapat saat melaju kencang di lintasan lurus.
Rasa Berkendara
Memakai suspensi depan teleskopik inverted atau Up Side Down (USD), kestabilan berkendara terasa rigid. Karena salah satu kelebihan suspensi jenis ini, punya travel yang lebih panjang dari suspensi teleskopik biasa. Hasilnya, suspensi mampu meredam permukaan jalan yang kurang mulus, seperti tambalan di beberapa bagian aspal sirkuit Sentul dengan sangat baik.
Saat menikung di kecepatan tinggi, pergerakan kemudi terasa 'ajeg'. Gejala stang goyang-goyang hampir tidak kami temui. Suspensi depan yang menjadikan rasa berkendaranya lebih mantap, juga mendukung stabilitas saat pengereman. Pergeseran distribusi bobot efek pengereman tak sampai mengganggu keseimbangan, terutama saat hendak bermanuver di tikungan.
Sementara suspensi belakang masih sama. Hanya saja, Yamaha mengaku mengubah setelan spring rate per menjadi sedikit kaku. Benar saja, bantingan suspensi belakangnya tidak terlalu empuk. Kalau diuji di sirkuit, tentu saja ini baik karena membuat pengendaraan jadi lebih stabil tidak mantul-mantul. Ini semua, sungguh berhasil memudarkan keraguan untuk membetot gasnya hingga maksimal.
Performa
Mesin Yamaha R25 tidak berubah dibanding sebelumnya. Begitupun dengan setelan ECU yang tak mengalami penyesuaian. Artinya, karakter output atau penyaluran tenaga motor ini, tidak berbeda dari versi sebelumnya. Tenaga yang dihasilkan 36 PS pada 12.000 rpm dengan torsi puncak 23,6 Nm pada 10.000 rpm. Seperti apa karakter penyalurannya?
Mesinnya sangat halus. Tak hanya suara, namun saat digas dan rpm hampir menyentuh limiter sekalipun, getarannya hampir tidak terasa. Penyaluran tenaga cukup linear, hampir di setiap rentang putaran mesin. Hanya memang sistem transmisi manual 6-speed miliknya punya rasio perpindahan gigi cukup panjang.
Anda harus sedikit bersabar menunggu torsi dan tenaga optimal muncul setelah menyentuh sekitar 7.000-an rpm dan memuncak di 12.000. Tapi, tanpa fitur slipper & assist clutch, perpindahan naik-turun gigi Yamaha R25 sangat lancar.
Kembali ke soal mesin. Menariknya, meski memakai mesin lama, Yamaha mengaku ada peningkatan kecepatan maksimum sebanyak 8 km/jam dari sebelumnya. Kok bisa?
Desain & Aerodinamika
Ternyata ini karena Yamaha R25 dibuat dengan aerodinamika yang sangat baik. Desain fairing atau cover di bagian samping bodi, dibuat bertingkat atau disebut Yamaha Cross-Layered. Maksudnya, fairing terdiri dari beberapa lapisan dengan banyak lubang, sehingga hambatan angin R25 jauh lebih rendah. Alhasil, motor ini bisa lebih mulus saat membelah angin di kecepatan tinggi. Efek positif lain, ventilasi yang banyak juga dapat membuang panas mesin lebih cepat.
Hebatnya lagi, desain baru ini sekaligus mendekatkan diri dengan tampilan motor sport Yamaha yang bermesin lebih besar seperti R1 ataupun R6 terbaru. Tengok saja moncong sarat lubang. Air scoop ini bukan pemanis belaka, tapi juga berfungsi mengalirkan udara ke bagian radiator untuk mendinginkan mesin.
Simpulan
Yamaha R25 memang bukan didesain untuk dipakai di lintasan balap. Versi lamanya bahkan dikenal sangat nyaman untuk ukuran motor sport bermesin 250cc. Namun perubahan dan penyempurnaan yang dilakukan pada versi barunya ini, membuatnya terasa lebih menyenangkan untuk dikendarai bahkan di lintasan sirkuit sekalipun. Setidaknya, kini tak hanya DNA desainnya saja yang mirip dengan moge supersport. Tapi rasa berkendaranya pun, bolehlah disebut hampir mendekati.
Apalagi dengan harga yang paling terjangkau di antara para kompetitor. Motor ini dibanderol Rp 58,6 juta untuk tipe standar. Harga itu pantas untuk menebus performa dan kesenangan berkendara yang ditawarkan. (RS/Odi)
Baca Juga: First Ride Suzuki GSX150 Bandit: Sensasi Sasis Baru
-
Jelajahi Yamaha YZF R25
Model Motor Yamaha
Promo Yamaha YZF R25, DP & Cicilan
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Yamaha YZF R25 Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
Kapasitas
250
|
250
|
249.7
|
199.5
|
248.8
|
Tenaga Maksimal
35.5
|
35.53
|
38
|
25.47
|
29.5
|
Jenis Mesin
Inline 2 Cylinder, 4-Stroke, 4-Valve, Liquid-Cooled DOHC
|
2 Cylinder, 4-Stroke, 4-Valves DOHC, Liquid Cooled Engine
|
Parallel Twin Cylinder, 4-Stroke, 8-Valve, Liquid Cooled, DOHC Engine
|
4-Stroke, DOHC Engine
|
Single Cylinder, 4-Stroke Engine
|
Torsi Maksimal
23.6 Nm
|
23.6 Nm
|
23.3 Nm
|
-
|
24 Nm
|
Jenis Kopling
Wet, Multi-Plate, Manual
|
Wet
|
Multi-Plate, Wet Clutch with Coil Spring
|
Wet, Multi-Plate
|
-
|
ABS
Tidak
|
Tidak
|
Tidak
|
Ya
|
-
|
Mode Berkendara
Sport, Road
|
Sport, Road
|
Sport, Road
|
Road
|
Road
|
Rem Depan
Disc
|
Disc
|
Disc
|
Disc
|
Disc
|
|
Tren Sport
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Motor Yamaha YZF R25 dari Zigwheels
- Motovaganza