Road Test All New Suzuki Ertiga: Low MPV Paling Mewah di Indonesia (Part 2)
Suzuki Ertiga menempuh cara yang kurang lebih sama dengan Toyota Kijang Innova, dari generasi ke generasi. Sebuah manifestasi rancang bangun untuk menaikkan kelas menjadi lebih mewah. Itulah yang menjadikan sebuah Medium MPV Suzuki seperti sekarang. Ia kini menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar sebuah Low MPV.
Oke, mesinnya memang masih di kelas 1,5 liter, daya angkutnya juga tetap 7 orang, sama dengan MPV rata-rata. Namun jika Anda ikuti tulisan kami, Anda bakal paham, bahwa Ertiga punya nilai lebih dibanding para rival.
Perspektif Mewah
Pertama kemewahannya. Jika pendekatan Mitsubishi Xpander itu DNA SUV, lalu Mobilio bergaya sporty, maka Ertiga menggunakan perspektif elegan untuk menguatkan karakternya. Tengok saja desainnya, ia tak tampil dengan eksterior mobil keluarga yang hiperaktif layaknya dua model di atas. Ia menampilkan garis-garis yang lembut namun tetap berkarakter. Lampunya ditempatkan tinggi, mengapit grille yang berlabur krom. Lampunya memang belum menggunakan LED yang hemat daya, namun aplikasi proyektor dengan list krom pada rumah lampu sangat menggugah.
Lapisan krom pada grille, diaksentuasi dengan baris-baris terputus yang mewah. Cara yang sama digunakan Toyota Alphard dalam dimensi yang tentunya lebih besar. Sepintas, sebenarnya gaya lampu Ertiga mirip Innova teranyar. Buritannya tak kalah mewah. Lampu kombinasi ‘L Shape’ sukses mengubah tampilan belakangnya. Gaya ini memang lagi tren digunakan. Xpander pencetusnya di kelas ini.
Dimensi Ertiga terbaru juga menaikkelaskan Ertiga dari sisi eksterior. Dulunya ia hanya tersusun atas dimensi (P x L x T) 4.265 x 1.695 x 1.685 mm. Kini bertambah panjang 130 mm, lebih lebar 40 mm, lebih tinggi 5 mm. Total dimensi barunya 4.395 x 1.735 x 1.690 mm. Yang mencurigakan, wheelbasenya justru tetap sama, 2.740 mm. Tapi uniknya, meski wheelbase tetap sama, ruang kabinnya justru lebih lapang.
Masuk ke kabin, kemewahan Ertiga kian menjadi. Ornamen kayu menghias dasbor dan panel pintu. Sangat elegan, pendekatan ini baru sekarang kami lihat di kelas Low MPV. Bahkan rasionya bagi kami terasa sangat banyak. Di dasbor, lapisan kayu ini tampil sangat tebal, di pintu pun lumayan banyak, bahkan Suzuki masih baik hati menyajikannya juga di setir. Sayang, tak ada sisanya untuk penumpang belakang. Oh ya, ada sedikit pula lapisan kulit, yang kami tak tahu sintetis atau bukan pada setir. Yang jelas lapisan itu cukup membuat nyaman ketika digenggam.
Ruang Lapang
Bangkunya juga kami apresiasi, dan ini untuk semua sisi. Bangku baris satu, dua maupun tiga memiliki konfigurasi yang sangat terukur untuk orang dewasa. Oke, materialnya bukan yang paling tebal yang ada di kelasnya, namun dimensi dan bentuknya sangat ergonomis. Bahkan kami rasa orang dengan ukuran badan lebih tinggi dari 180 cm masih dapat merasakan nyamannya duduk sebagai sopir.
Ruang kabin Ertiga juga kini terasa lapang, padahal wheelbasenya sama. Nampaknya platform baru berbasis HEARTECT sukses diterapkan pada Ertiga. Walaupun orang bertubuh seperti penguji (bobot 110 kg, tinggi 175 cm) ada di bangku pengemudi, ruang bagi penumpang baris kedua hingga baris ketiga masih lapang. Bahkan setelah kami uji, 7 penumpang dewasa (kecuali yang duduk di tengah baris kedua), bisa dapat ruang duduk yang nyaman di semua bangku.
Fitur Canggih, Tapi…
Ketika kami mendapat unit tes Ertiga tipe GX AT ESP, kami diberikan sebuah remot saja. Ya, remot ini kami kenali sebagai smart key. Suzuki menamakannya sebagai Smart Entry System. Berkat sistem ini, Anda tak perlu lagi mengeluarkan anak kunci dari kantung untuk membuka pintu maupun menyalakan mesin. Cara membuka pintunya dengan menekan tombol sekali yang ada di gagang. Atas alasan keamanan, Suzuki menerapkan dua opsi pembukaan kunci. Tekan sekali untuk membuka satu daun pintu, dan tekan dua kali untuk membuka seluruh pintu. Ya, dari segi keamanan, cara ini memang efektif untuk menjaga mobil dari masuknya oknum ke dalam kabin melalui pintu lain. Sayang, metode penekanan tombol kami rasa masih kalah praktis dengan mobil lain. Toyota sudah menerapkan sensor di bagian dalam gagang pintu untuk membuka kunci smart key Yaris Tipe S Limited sejak 2012. Tapi faktanya kebanyakan pabrikan memang menggunakan cara seperti Suzuki.
Masuk ke bangku pengemudi, lagi-lagi kami disambut fitur bejibun. Setir bertabur tombol, mulai dari kontrol audio di sisi kiri klakson, dengan kontrol yang intuitif dan minim tombol. Mode, dan pengatur volume dijadikan satu tombol tekan dan geser. Sedangkan di bagian bawah klakson ada tuas tarik untuk mengatur Bluetooth dan telepon.
Di tengah, ada frame besar yang membungkus peranti headunit. Headunit bermerk JVC sejatinya sangat canggih untuk kelas Low MPV. Koneksinya mirip Mirrorlink, namun lebih simpel. Dengan mengoneksikan smartphone, maka beberapa fitur keren di headunit Ertiga bisa diakses. Misalnya Youtube, waze hingga Spotify. Namun kuncinya ada pada instalasi aplikasi JVC Weblink. Ya, fitur pada headunit Ertiga mengambil koneksi data dari smartphone Anda via aplikasi tersebut. Jadi jika Ada yang menyebut headunit Ertiga belum tersedia GPS, kami rasa pernyataan itu kurang tepat. Apalagi hampir semua pembeli mobil pasti mempunyai smartphone.
Memutar lagu dari smartphone, USB, maupun peranti Bluetooth bisa dilakukan. Koneksi USB-nya juga terbagi dua, ada kabel di glove box dan soket USB di depan tuas transmisi. Jadi, Anda bisa mencolokkan flashdisk berisi lagu dan menyalakan GPS via WAZE secara simultan. Asyiknya, soket USB dan Auxiliary tersembunyi dengan tutup, jadi terlihat sangat rapi.
Sayang, seperti kami sebut, ada frame besar yang membungkus headunit ini. Frame ini menonjol ke luar headunit dan membuat skala headunit terlihat kecil. Padahal aksesnya headunit berbasis layar sentuh yang harusnya menonjolkan layar ke depan. Entah apa ini maksud Suzuki untuk improvisasi ke depannya, rasanya sayang jika tak menyajikan frame yang lebih proporsional sejak saat ini.
Kontrol AC juga sejatinya kami sedikit sayangkan. Dengan kontrol-kontrol pada setir dan headunit yang intuitif, pengendalian AC malah sangat tidak up to date. Honda Mobilo sudah mengaplikasi panel tombol, sedangkan Ertiga masih mengandalkan kenop putar dengan material yang tak mencerminkan kemewahan sama sekali.
Simpulan
Mewah, menurut kami. Bagaimana menurut Anda? Dengan taburan fitur pada proporsi desain yang elegan, kami rasa Ertiga sudah naik kelas. Oh ya, jangan lupa, harganya hanya Rp 238,5 juta (GX AT ESP). Bahkan semua fitur itu sudah ada sejak tipe GX MT yang harganya Rp 223 juta. Masih lebih murah hampir Rp 15 juta dari Mitsubishi Xpander dengan harga Rp 237,2 juta (Sport MT) yang fiturnya mirip. Sayang, kemasan di beberapa sektor kami rasa masih bisa diperbaiki, untuk membuat nilai kemewahannya menjadi tanpa cela. (Van/Odi)
Baca Juga: Road Test All New Suzuki Ertiga: Reposisi Makna Low MPV (Part 1)
Jual mobil anda dengan harga terbaik
-
Jelajahi Suzuki Ertiga
Model Mobil Suzuki
Promo Suzuki Ertiga, DP & Cicilan
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Suzuki Ertiga Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
Mesin
1462
|
1499
|
1329
|
999
|
1462
|
Panjang
4395 mm
|
4595 mm
|
4395 mm
|
3990 mm
|
4450 mm
|
Lebar
1735 mm
|
1750 mm
|
1730 mm
|
1739 mm
|
1775 mm
|
Tinggi
1690 mm
|
1730 mm
|
1665 mm
|
1643 mm
|
1710 mm
|
Ground Clearance
180 mm
|
225 mm
|
195 mm
|
182 mm
|
-
|
Tempat Duduk
7
|
7
|
7
|
7
|
7
|
Jenis Transmisi
Manual
|
Manual
|
Manual
|
Manual
|
Manual
|
Sabuk Pengaman Belakang
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Radio AM/FM
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Jenis penggerak
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
Tren MPV
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil Suzuki Ertiga dari Carvaganza
Artikel Mobil Suzuki Ertiga dari Zigwheels
- Motovaganza
- Artikel Feature