Test Ride BMW G310GS, Dilema Nama Besar GS dan Bollywood
Meski memiliki brand BMW, G310GS lahir di pabrik TVS India. Lantaran itu, banyak yang menyangsikan kemampuannya sebagai GS sejati, sang raja adventure. Apalagi mesinnya cuma berbekal 313 cc satu silinder. Kapasitas terkecil untuk lini produk BMW modern.
Supaya tidak terus berprasangka buruk, saya menjajal langsung G310GS selama empat hari. Menempuh perjalanan 113 Km, melewati medan aspal dan nonaspal yang ada di pinggiran Jakarta. Tujuannya satu, membuktikan kuda besi buatan negeri Bollywood ini sahabat yang menyenangkan. Mampukah dia?
Impresi pertama naik ke atas tubuhnya, joknya begitu tinggi. Saya dengan postur 168 cm harus jinjit. Hal ini cukup mengurangi kepercayaan diri dalam menunggangi G310GS, terutama untuk pemula. Walau begitu bila sudah terbiasa, jok tinggi sanggup memunculkan keuntunggan melalui pandangan lebih luas saat berkendara.
Pedal gas diputar, kekhawatiran karena dimensinya yang jangkung dan bobot berat sirna sudah. Pengendalian juga lincah, masih pas untuk dipakai selap-selip di jalanan padat ibu kota. Ditambah posisi berkendara yang rileks, lantaran stang lebar dan posisi kaki agak ke depan.
Secara statistik, mesin 313 cc miliknya sanggup memuntahkan torsi puncak 28 Nm pada 7.500 rpm dan tenaga maksimal 34 PS pada 9.500 rpm. Padanannya transmisi manual 6-percepatan. Ketika saya jajal, kemampuan akselerasinya cukup baik. Dengan mudah mencapai 100 Kpj di jalanan jakarta. Karakter mesin berkonfigurasi satu silindernya juga cukup menjambak, coba saja buka gas dalam-dalam. Dan rasakan sensasi tubuh Anda sedikit terempas ke belakang.
Sistem pengereman sangat oke, dengan cakram di kedua rodanya. Soal safety, BMW tidak perlu diragukan, karena sudah tersemat anti-lock braking system (ABS) dual channel.
Nyamankah digunakan sehari-hari? Menurut kami bisa saja, tapi Anda harus berkompromi dengan mesin yang hangat ketika kondisi stop & go berlebihan. Kemudian koplingnya juga berat, cukup membuat tangan pegal. Kekurangan lainnya, mencari gigi netral lumayan sulit. Konsumsi bahan bakarnya juga tidak terlalu impresif, cuma 20,4 Kpl saat dipakai berkeliling ibu kota. Angka ini kami dapat melalui panel instrumen digital G310GS yang sangat informatif.
Bantingan suspensinya juga sangat empuk, berbeda sekali dengan saudaranya G310R. Saat melewati jalanan aspal dengan kecepatan tinggi dan ingin bermanuver di tikungan, Anda harus sedikit berhati-hati ketika menekan tuas rem dalam. Lantaran suspensi depannya langsung ambles dan membuat tubuh condong ke depan.
Mencicipi Jalanan Off-Road
Tapi sisi positif dari peredam empuk ini bisa dirasakan ketika keluar dari aspal. Saatnya off-road! Di jalanan yang bergelombang, motor ini terasa super nyaman. Jarak ayun suspensi yang luas dan ground clearance tinggi, mengurangi risiko mentok saat bertemu undakan atau perbedaan tinggi jalan.
Penggunaan ban semi off-road dari Metzeler juga membantu cengkramannya saat melewati jalan tanah, bebatuan atau rumput. Ukuran karet bundarnya 110/80-19 inci untuk depan dan belakang 150/70-17 inci. Cuma memang karakter mesin bertorsi besar, kadang membuat ban belakang sedikit tergelincir. Tapi bila sudah terbiasa, justru membuat senyum Anda terkembang.
Kekurangannya pelek memakai jenis palang dari aluminium, bukan jari-jari. Padahal kita semua tahu, jari-jari lebih lentur dan kuat untuk dipakai di jalanan off-road. Dengan fakta ini, pemakaian yang ekstrem bukan tidak mungkin membuat pelek G310GS mudah bengkok.
Simpulan
Motor ini layak disebut sebagai sebuah GS. Teman berkelana yang menyenangkan di jalan on-road dan off-road. Hanya saja, ketika dipakai off-road jangan terlalu berlebihan, ringan-ringan saja.
Harga Rp 125 juta (off the road) memang cukup mahal. Bandingkan dengan motor adventure lain, misal Honda CB500X bermesin 471 cc tapi harganya beda tipis Rp 147,25 juta (on the road).
Meski begitu, membeli motor bukan soal harga dan kapasitas mesin. Dengan memiliki G310GS, Anda sekaligus masuk ke dalam keluarga BMW Motorrad. Brand legendaris asal Eropa, yang tentunya sangat prestisius di mata penunggang roda dua. (Lodra/RS)
Baca juga: BMW Motorrad F750GS Dan F850GS, Beda Nama Beda Performa
-
Jelajahi BMW G 310 GS
Model Motor BMW
Jangan lewatkan
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor BMW G 310 GS Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
Kapasitas
313
|
411
|
499.6
|
373
|
411
|
Tenaga Maksimal
34
|
24.3
|
46.9
|
43
|
24.3
|
Jenis Penggerak
Chain Drive
|
Chain Drive
|
Chain Drive
|
Chain Drive
|
Chain Drive
|
Jenis Mesin
Single Cylinder, 4-Stroke, 4-Valve, Water Cooled, DOHC Engine
|
Single Cylinder, 4-Stroke, Liquid Cooled, SOHC Engine
|
Inline 2 Cylinders, 4-Stroke, Liquid Cooled, 4 Valves DOHC
|
Single Cylinder, 4-Stroke, Liquid-Cooled
|
Single Cylinder, 4-Stroke, Air Cooled, SOHC Engine
|
Torsi Maksimal
28 Nm
|
32 Nm
|
46 Nm
|
37 Nm
|
32 Nm
|
Ukuran velg depan
R19
|
R21
|
R19
|
-
|
R19
|
Mode Berkendara
Touring, Sport
|
-
|
Sport, Tour, Road
|
Road, Race, Touring
|
Off Road, Street
|
Ground Clearance
-
|
220 mm
|
-
|
200 mm
|
200 mm
|
|
Tren Adventure Touring
- Terbaru
- Populer
Artikel Motor BMW G 310 GS dari Zigwheels
- Motovaganza
- Artikel Feature