Genderang Perang LCGC 7 Penumpang Ditabuh
Masih kental di ingatan kami, ketika menunggu detik-detik kehadiran kembali Datsun di muka Bumi setelah sebelumnya alpa dari industri otomotif. Kala itu pihak prinsipal memutuskan peluncuran Datsun akan dilakukan di India. Mobil yang dipilih untuk India pun adalah model yang sedang populer saat itu, yakni Small Hatchback, Datsun GO.
Indonesia, menjadi negara kedua tempat kembalinya Datsun di industri otomotif. Pada ajang Indonesia International Motor Show 2014 itupun model kedua Datsun yang menandakan reinkarnasinya diluncurkan. Datsun GO+ Panca. Strateginya sama, yakni meluncurkannya untuk pasar yang diprediksi akan gemuk, yaitu pangsa pasar Low Cost Green Car (LCGC).
Sekejap Datsun GO+ Panca langsung mengubah alur segmentasi LCGC yang sebelumnya hanya diisi oleh mobil-mobil berkapasitas 5 penumpang. GO+ Panca yang memiliki tujuh kursi, menawarkan keunggulan yang tak dimiliki kompetitornya. Iapun menjadi pionir dan satu-satunya kontestan LCGC yang memiliki konfigurasi seperti itu. Namun kemudian terjadi kompetisi.
Pabrikan LCGC terbesar sekaligus pionir mobil murah ramah lingkungan di Indonesia, Daihatsu, siap merilis dua model baru untuk Daihatsu dan Toyota. Kerjasama lanjutan dari Toyota dan Daihatsu untuk mengembangkan LCGC ini disebut akan meluncurkan model bernama Toyota Calya dan Daihatsu Sigra.
Desain
Datsun GO memulai karirnya dengan cara yang sederhana. Pada lini GO, dengan dua model GO Panca dan GO+ Panca mereka menerapkan skema desain yang serupa, hanya berbeda dimensi. Perbedaan itupun hanya diterapkan pada panjang. Bukan wheelbase, bukan pula hingga mengubah aksen, namun murni di panjangnya.
Strategi ini kami nilai cerdas secara ekonomi. Misalnya saja pada komponen bumper, yang kerap menjadi peranti penting penentu wajah sebuah mobil. Dengan satu bumper yang sama, pabrikan bisa menggunakannya untuk dua jenis model. Namun ini justru bagi kami menunjukkan minimnya kreativitas. Alhasil, wajah GO+ Panca pun cepat sekali memudar unsur menariknya.
Alih-alih menawarkan desain sporti atau agresif seperti yang biasa dilakukan pabrikan lain untuk mobil di level ini, Datsun memberikan konsep desain yang lebih kalem, dan elegan. Moncong dengan grill berukuran sedang dengan bentuk trapezoidal terbalik, adalah salah satu bahasa desain mereka di generasi ini.
Bagian buritan juga tak dihiasi lampu kombinasi yang terlalu 'nyeleneh', dan lebih konvensional dengan lensa besar. Sedangkan pelek yang menopang rodanya, hingga tipe tertinggi semua masih menggunakan material baja. Tak ada pelek alloy.
Toyota Calya belajar betul dari Datsun GO+ Panca. Awalnya kami sempat ragu jika Calya akan menggunakan rumus desain seperti yang diterapkan pada mobil konsepnya, Daihatsu UFC3. Namun kenyataannya, baik Calya atau Sigra berhasil membahasakan desain masing-masing pada mobil produksinya.
Calya bahkan menerapkan sisi keen look khas Toyota dengan airdam besar sekaligus grill di bagian parasnya. Karena airdam besar tersebut, mereka pun bisa menyematkan aksen krom sangat besar tanpa perlu khawatir Calya kehabisan udara segar dari bagian depan. Foto yang kami pajang disebut oleh sang sumber merupakan Calya tipe G M/T. Alias varian tertinggi dengan transmisi manual.
Terlihat ada foglamp di tipe ini, bahkan Toyota masih berbaik hati memberikan bonus housing foglamp berwarna krom juga, ini tentu menguatkan kesan mewahnya. Belum cukup, di sisi bawah bumper depan, disepuhkan juga aksen krom.
Bagian buritannya juga tidak membosankan. Lampu vertikal diberikan lagi reflektor besar di bagian bagasi yang membuat desain lampunya seperti L terbalik, mirip dengan Toyota Kijang Innova teranyar.
Di sektor interior, keduanya kami nilai cukup seimbang dalam menawarkan visualisasi desain pada kabin. Malahan, dasbor milik Datsun terkesan lebih atraktif dan berani. Aksen asimetrik yang menarik tersaji di hadapan penumpang. Meski tak memiliki laci tertutup, namun ruang penyimpanannya terbilang banyak.
Hal berbeda ditawarkan Calya. Meski tak menyajikan desain dasbor yang lebih berani, namun komposisi panelnya teerkesan lebih 'mature'. Partisi besar terbentang dari sisi pengemudi hingga bagian tengah. Pada partisi tersebut terdapat panel indikator, dan headunit.
Paduan warna juga mengesankan sisi elegan, dengan warna krem kegelapan. Yang unik adalah aplikasi tuas shifter transmisi di bagian panel dasbor. Trik ini mirip dengan punya Datsun GO+ Panca. Ternyata maksudnya pun sama, untuk mengeliminir konsol tengah dan memperbesar jok depan yang berformat sambung seperti sang kompetitor.
Performa
Datsun GO+ Panca menggunakan unit mesin 3-silinder 1.2 liter tanpa peranti pengatur katup variabel. Mesin berkode HR12DE itu menganut sistem DOHC sebagai pengatur bukaan katupnya. Mesin yang juga digunakan oleh Nissan March ini mampu memproduksi tenaga hingga 67,9 PS dengan torsi 101 Nm. Beberapa pengujian media nasional mengungkapkan bahwa efisiensinya terbilang baik untuk bobot dan dimensinya.
Sementara data yang kami sarikan dari bocoran-bocoran di lini masa mengungkap bahwa Toyota Calya akan menggunakan mesin 1.2 liter 4-silinder. Perbedaan konfigurasi jumlah silinder tentu memiliki dampak baik pada vibrasi mesin yang lebih rendah. Tak hanya itu, teknologi pengatur katup variabel ganda bernama Dual VVT-i tersedia di mesin ini. Alhasil output tenaganya juga terbilang impresif. Di atas kertas tenaganya mencapai 88 dk, dengan torsi mencapai 105 Nm.
Fitur
Datsun GO+ Panca T-Style adalah tipe tertinggi dengan banderol Rp 118,45 juta (OTR Jakarta). Tipe ini memiliki banyak aksesoris eksterior sebagai pemanis yang membuat GO+ Panca lebih sporty. Sayangnya, fitur interiornya terbatas, well, dengan harga seperti itu, tentu Anda bisa menyisihkannya untuk membeli aksesoris pelengkap lain. Misalnya saja headunit. Meski slot headunit bisa menampung ukuran 2DIN, namun yang didapat pembeli hanyalah unit penangkap gelombang radio dengan pemutar USB dan Aux.
Teknologi pengaman penumpang belakangan disematkan oleh Datsun untuk semua variannya. Meski hanya satu untuk pengemudi, namun tentu ini merupakan bentuk perhatian lebih yang diberikan pada konsumennya. Sementara di sisi peredaman juga beberapa sektor ditambahkan agar mampu mengurangi suara bising dari luar kabin.
Calya G M/T ini menurut pihak wiraniaga akan ditawarkan dengan harga berkisar Rp 137.5 juta. Paket lebih mahal 19 juta dari Datsun GO+ Panca termahal tentu harusnya memberikan banyak fitur tambahan. Di foto pun cukup terlihat, eksteriornya sudah dilengkapi fitur lampu kabut. Pun di bagian buritan sudah disematkan wiper.
Di sisi kabin, fitur terunggulnya adalah headunit 2DIN yang nampaknya mampu memainkan CD, MP3 juga USB, AUX sebagai hiburan penumpang. sedangkan untuk pengemudi, fitur spion elektrik sudah tersedia di tipe ini. Nah, pembeda signifikannya tentu adalah pada jumlah airbag yang terdapat dua buah untuk penumpang bagian depan.
Dari sumber lain, kami sempat menemukan data bahwa Sigra memiliki daya angkut bagasi mencapai 263 liter dalam kondisi jok belakang berdiri dan 503 liter saat jok belakang terlipat. Figur ini kami rasa akan sama dengan Toyota Calya yang berbagi basis. Kapasitas angkut ini tentu fantastis jika merujuk pada daya angkut bagasi milik Datsun GO+ Panca. Pada kondisi jok belakang berdiri, galon air tak dapat disimpan pada bagasi berkapasitas 43 liternya. Sedangkan begitu kursi belakang dilipat, kenaikannya mencapai 347 liter. Fitur daya angkut ini tentu menjadi penentu penting bagi karakter masyarakat Indonesia.
Kesimpulan
Cukup menarik melihat persaingan di segmen LCGC berkapasitas 7 penumpang (kami lebih suka menyebutnya 7 penumpang karena jika disebut 7-seater, maka Datsun GO+ Panca yang berkomposisi 5+2 akan tereliminir) yang akan mulai memanas. Pasalnya, baru kali ini setelah dua tahun, GO+ Panca mendapat kompetitor. Sesuai rumus bisnis, jika ada kompetisi, maka akan terjadi perkembangan baik itu di sisi inovasi produk maupun paket harga.
Di atas kertas, Calya nampaknya menunjukkan nilai yang baik sebagai hasil pembelajaran dari GO+ Panca. Tanpa melihat langsung saja, kita sudah dapat tersihir dengan tawaran yang diberikan. Harga yang menarik juga terbilang kompetitif, jika dibandingkan dengan mobil Small Hatchback. Jika dibandingkan dengan mobil-mobil di kelas LCGC, tentu harganya termasuk mahal.
Pecutan keras untuk Datsun GO+ Panca, namun ini dibutuhkan untuk membuatnya lebih maju lagi. Maklum saja, ini adalah kali pertama GO+ Panca hadir. Mungkin di versi facelift atau generasi keduanya, LCGC Datsun ini akan berhasil menyajikan paket yang lebih menarik bukan saja dari segi harga, namun juga dari komposisi perantinya.
Baca Juga: Brio RS vs New Mirage, perebutan tahta
Foto: oto.com, Datsun
Jual mobil anda dengan harga terbaik
-
Jelajahi Toyota Calya
Model Mobil Toyota
Promo Toyota Calya, DP & Cicilan
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Toyota Calya Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
Mesin
1197
|
998
|
1485
|
1206
|
999
|
Panjang
4110 mm
|
4110 mm
|
-
|
4493 mm
|
3990 mm
|
Lebar
1655 mm
|
1655 mm
|
1691 mm
|
1691 mm
|
1739 mm
|
Tinggi
1600 mm
|
1600 mm
|
1715 mm
|
1715 mm
|
1643 mm
|
Tempat Duduk
7
|
7
|
8
|
2
|
7
|
Jenis Transmisi
Manual
|
Manual
|
Manual
|
Manual
|
Manual
|
Mesin
1.2L Petrol Engine, In-line 4 Cylinder 16 Valve DOHC
|
1.0L Petrol Engine, In-line 3 Cylinder 12 Valve DOHC
|
1.5 L
|
1.2L Petrol Engine, In-line 4 Cylinder 16 Valve DOHC
|
1.0L Petrol Engine, 3 Cylinder 12 Valve
|
|
Tren MPV
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil Toyota Calya dari Carvaganza
Artikel Mobil Toyota Calya dari Zigwheels
- Motovaganza
- Artikel Feature