Test Ride Yamaha FreeGo S: Skutik Praktis untuk Harian (Part 2)
Sebagai skutik harian, Yamaha FreeGo memang paling komplet. Dengan harga Rp 22,5 juta, banderolnya mirip Yamaha Lexi tanpa ABS. Entah ini sungguh sebagai strategi pasar, atau sekadar tes market. Menurut hemat kami, secara fisik wujud Lexi lebih kekinian dari FreeGo yang sederhana.
Kebanyakan konsumen di Indonesia mementingkan tampang motor. Barulah pertimbangan mesin dan fitur. Tapi itu tak serta-merta dipukul rata. Ada celah yang terus digarap demi daya serap sebuah produk. Seperti halnya pada Yamaha FreeGo yang kami uji ini.
Fitur Unggulan
Tapi itulah pasar Indonesia dengan segala keunikannya. Salah satu APM roda dua Jepang lain pernah berujar pada kami. Mereka sempat kewalahan menghadapi pola pasar yang berubah drastis. Jadi mungkin jua ini yang dilakukan Yamaha, mencoba peruntungan di tengah disrupsi: inovate or die.
Racikan demi menjawab tantangan pasar itu berupa sematan segudang fitur. Yamaha menekankan nilai jual FreeGo S dengan segi keamanan. Sistem pengereman ABS menjadikan skutik lebih mantap untuk menghela laju motor. Yang kami rasakan, pengereman sangat mengimbangi pergerakan motor. Menyelinap di sela-sela padatnya jalanan menjadi lebih percaya diri, berkat itu.
Berapa perlu skutik 125 cc punya sistem ABS? Tenaganya yang tak terlalu besar seharusnya masih cukup aman, dengan rem cakram dan teromol biasa. Tapi kesadaran keselamatan berkendara juga terus berkembang. Pada era 2000-an, masih banyak dijumpai motor dengan rem teromol di depan. Sekarang rem itu mulai ditanggalkan. Lebih kurang, analoginya seperti itu dengan tren ABS saat ini.
Lalu smart key (immobilizer) juga meningkatkan selling value. Meski, bagi yang terbiasa dengan pemakaian anak kunci, perlu adaptasi. Ambil contoh untuk mengaktifkan motor dari posisi terkunci stang. Anda perlu mendekatkan smart key. Lalu tuas ditekan dan diputar ke arah kanan, pada posisi “ON”. Sedangkan untuk membuka tutup tangki dan jok, posisikan tuas pada “OPEN”.
Jika masih kurang, ada fitur auto start stop system yang tombolnya ada di sebelah kanan. Saat Anda mengendarai FreeGo kemudian berhenti di lampu merah selama lima detik, otomatis mesin motor mati. Untuk menyalakannya juga mudah. Tinggal tarik gas sedikit saja. Kalau sedang tak butuh, cukup nonaktifkan via tombol itu.
FreeGo semakin lengkap dengan soket AC (lighter) untuk pengisian baterai handphone. Namun Anda harus membeli adaptor. Aneh, Yamaha tak memberikan glove box atau kompartemen di tengah. Kalau mau mengecas, terus mau ditaruh di mana? Solusinya Anda harus beli bracket atau pegangan hp seperti ojek online. Tapi yakin, itu aman?
Untuk menambah gimmick produk, diberikan meter cluster full digital yang informatif. Kemudian lampu depan LED. Namun di belakang masih halogen. Tak lupa tersedia lampu hazard. Meski sebetulnya tak terlalu sering digunakan juga. Perlu dicatat, hazard hanya digunakan saat kendaraan berhenti dan darurat. Bukan untuk konvoi atau touring bersama, apalagi sedang melintas di persimpangan jalan.
Performa Mesin
Jantung pacu FreeGo S berkubikasi 125 cc SOHC dengan rasio kompresi mesin 9,5:1. Ia sanggup memompa daya 9,5 PS pada 8.000 rpm dan torsi puncak 9,5 Nm pada 5.500 rpm. Dari pengujian beberapa hari, sensibilitas motor masih terasa enak. Tapi jangan berharap memacu FreeGo dengan kilat. Putaran awal sangat butuh usaha alias kurang responsif. Setelah putaran tengah, limpahan tenaga baru mengalir deras.
Awalnya kami meragukan keasyikan berkendara lantaran peleknya hanya 12 inci. Namun berkat ban depan 100/90-12M/C 59 J dan belakang 110/90-12M/C 64L (keduanya tubeless) bikin handling mantap. Menurut kami, dibanding Vario 125, handling FreeGo terasa lebih menyenangkan.
Melesat di jalan lurus dengan kecepatan 90 km/jam juga sangat stabil. Tapi ada yang sedikit dikorbankan. Bantingan suspensi depan dan belakang masih terasa keras. Itu saat diuji sendirian. Melewati jalanan tak mulus pun sangat terasa guncangan. Namun saat berboncengan, suspensi lebih bersahabat. Tambahan beban membuat redaman sedikit empuk.
Yang tak kalah penting, konsumsi bahan bakar. Kami uji sejauh 122 km dengan sistem start stop menyala. Hasil yang diperoleh 39,1 km/liter pakai metode full to full. Sebab jalanan yang kami lalui sangat beragam. Sekitar 60% kondisinya didera kemacetan.
Simpulan
Dari keseluruhan pengujian yang kami lakukan, ia pantas mendapatkan empat bintang dari rentang lima bintang. Apa yang ia miliki lebih dari cukup untuk menunjang aktifitas harian. Antara fitur dan semua yang diberikan sepadan dengan banderol. Namun butuh pancingan lebih bagi Yamaha, agar FreeGo laku di pasar. Pasalnya, ini motor yang benar-benar berbeda dari skutik lain. Jika Anda butuh motor yang aman, FreeGo patut jadi pertimbangan utama. (Alx/Van)
Baca Juga: Yamaha Freego, Skutik Praktis untuk Harian (Part - 1)
-
Jelajahi Yamaha FreeGo
Model Motor Yamaha
Promo Yamaha FreeGo, DP & Cicilan
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Yamaha FreeGo Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
Kapasitas
125
|
109.5
|
124.8
|
125
|
113.7
|
Diameter x langkah
52.4 mm x 57.9 mm
|
47 mm x 63.1 mm
|
52.4 mm x 57.9 mm
|
52.4 mm x 57.9 mm
|
50 mm x 57.9 mm
|
Jenis Mesin
Single Cylinder, 4-Stroke, 2-Valve, Air-Cooled, SOHC
|
Single Cylinder, 4-Stroke, Air-Cooled, SOHC
|
4-Step, SOHC, eSP, Liquid Cooling Engine
|
4-Stroke, SOHC
|
4-Stroke, SOHC
|
Indikator Lampu
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Bulb
|
Ya
|
|
Tren Scooter
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Motor Yamaha FreeGo dari Zigwheels
- Motovaganza