First Ride Aprilia Tuareg 660: Jadi Standar Moge Adventure Kelas Menengah
Sukses menghadirkan skutik adventure dengan Aprilia SR-GT 200, membuat PT Piaggio Indonesia juga menambah model motor petualang berkubikasi 660 cc, Tuareg. Hingga saat ini Tuareg di Indonesia masih menikmati pasar sendirian, sebab belum ada rival dari merek lain yang menjual portofolionya secara resmi.
KEY TAKEAWAYS
Harga Aprilia Tuareg 660
Dibanderol Rp656 jutaTuareg bukanlah model baru yang ditetaskan oleh Aprilia, pada medio 80 hingga 90-an, pabrikan asal Italia itu pernah memproduksinya. Di versi modern gaya dan tampilannya masih tetap dipertahankan, kental sebuah motor petualang yang diambil dari basis visual rally dakar.
Saya berkesempatan untuk mencobanya langsung, di lokasi uji yang sesuai dengan peruntukannya. Trek yang dibuat didominasi jalanan tak rata, tanah, bebatuan, dan obstacle yang lumayan menantang.
Lalu dengan harga Rp656 juta OTR Jakarta, apakah Aprilia Tuareg 660 mampu menghadirkan pengalaman berkendara yang menyenangkan seperti jargonnya, 'Be a Racer? Simak ulasan first ride OTO.com di bawah ini.
Desain
Seperti biasa, sebelum jauh membahas impresi berkendaranya kami mulai dulu dari tampilan. Aprilia Tuareg membawa desain yang kental sebuah motor tualang, tongkrongannya tinggi dengan bahasa desain yang masih mengambil ide dari model pertamanya di era 1980-an.
Kami bisa bilang tampilannya gagah dan modern. Mulai dari bagian fascia, memakai lampu model Tri LEd Lamp dengan DRL yang mirip-mirip dengan produk Aprilia RS 660, Tuono 660, atau SR-GT 200.
Memaksimalkan bahasa desain adventure rally dakar, Tuareg dibekali dengan komponen windscreen dan hand guard yang berfungsi menghalau kerikil atau ranting ketika diajak berkendara di jalur ekstrem.
Meniliknya dari samping, aura tangguhnya tetap konsisten dengan penggunaan layout bodi yang minimalis dan tajam di area shroud. Tak lupa sesuai temanya, pada sektor bawah motor dibekali dengan cover engine yang berfungsi sebagai proteksi dari obstacle yang tinggi. Desain knalpot besar dan menjulang tinggi turut memperkuat identitas serba bisa dari Tuareg 660.
Bagian buritan tak kalah menarik, pabrikan tidak membekalinya dengan bodi utama plastik namun sengaja memperlihatkan komponen rangka agar auranya makin tangguh. Lampu belakang dari motor ini sudah berteknologi LED dengan visual yang menyerupai kepunyaan RS dan Tuono 660.
Handling dan Kaki-kaki
Sektor ini yang perlu di-highlight, sebagai motor tualang racikan kaki-kaki haruslah maksimal. Di jalur trek yang sudah disediakan sedikit banyak saya bisa merasakan kemampuannya.
Haluan depan dari Aprilia Tuareg menggunakan jenis upside down fully adjustable (kompresi & rebound) garapan dari Kayaba dengan diameter 43 mm. Sementara untuk panjang travel ada di 240 mm, terbilang tinggi dan meyakinkan untuk melibas obstacle ekstrem.
Sementara di belakang, lengan ayun berbahan aluminiumnya menjadi penyangga suspensi monoshock Kayaba yang juga memiliki travel di 240 mm. Serupa di depan, peredam belakang ini turut dibekali dengan opsi pengaturan 26 klik yang bisa disesuaikan dengan preferensi pemiliknya.
Tuareg 660 menggunakan ukuran pelek yang berbeda. Di depan pakai size 21 inci dengan 90/90 sementara di belakang mengusung ukuran 18 inci profil ban 150/70. Seluruh ban sudah memakai kontur garuk tanah dari Pirelli Scorpion Rally berjenis tubeless.
Suspensi depan dan belakangnya saya berikan 2 jempol, peredamannya positif bahkan ketika dipacu di handicap beton sekalipun. Melaju dengan kecepatan sedikit tinggi dengan kontur trek yang tak rata motor terasa stabil saja.
Melewati rintangan bebatuan atau rumput juga tak jadi masalah buat Tuareg, perpaduan suspensinya memberikan kepercayaan diri lebih buat saya. Namun yang jadi catatan adalah kedua tangan sedikit terasa pegal setelah melewati beberapa kali putaran. Mungkin dari bobot suspensi yang sedikit berat.
Di pengujian singkat itu, ke-2 suspensi mash dalam setelan standar standar pabrik. Artinya bisa lebih advanced ketika diatur sesuai preferensi masing-masing, pemilik tinggal menyesuaikan saja dengan kondisi jalan, selera, dan kebutuhan.
Pelek juga turut andil ketika digeber di trek seperti ini. Dengan jenis jari-jari akan lentur dan fleksibel sehingga mampu meredam benturan dan jauh lebih ringan dibanding pelek cast wheel atau racing.
Performa Mesin
Soal mesinnnya, dia berbagi platform dengan jantung pacu dari Aprilia RS dan Tuareg 660. Namun untuk menyesuaikan gaya dan tema motor, ada perbedaan dari segi output mesin.
Rangkanya menggendong enjin berkubikasi 659 cc DOHC, 4-tak, 2-silinder, 4-katup per silinder, pendingin cairan, pendingin oli, dan sudah berpengabut injeksi. Racikan itu mampu memproduksi tenaga maksimal hingga 59 kW atau 80 Hp pada 9.250 rpm dan torsi puncak menyentuh 70 Nm pada 6.500 rpm.
Jika dibandingkan, RS 660 memiliki tenaga 100 Hp pada pada 10.500 rpm dan torsi 67 Nm pada 8.500 rpm. Sementara Tuono 660 punya tenaga 93,8 Hp pada 10.000 rpm dan torsi 67 Nm pada 8.500 rpm. Karakter output dari Tuareg dikalibrasi agar lebih gahar pada putaran mesin bawah dan torsi yang lebih besar ketimbang saudara-saudaranya.
Impresi pertama saat memutar tuas gas, Aprilia Tuareg punya torsi yang badak. Tenaganya terisi secara linear, dari putaran mesin rendah, menengah, sampai atas. Di lokasi test, saya hampir tak pernah mengoper gigi 3, ini dikarenakan panjang trek lurus yang minim.
Rasanya asyik saja untuk dikendarai di jalan off-road yang tentu untuk mengejar torsi. Konfigurasi mesin 2-silindernya juga ramah, tak bergetar hebat meski kubikasi mesinnya hampir 660 cc.
Kemudahan dan keasyikan berkendara juga didukung dengan penyematan teknologi Aprilia Quick Shifter (up & down). Karakternya cukup smooth, tidak mengentak berlebih.
Distribusi panas yang dihasilkan mesin pun terbilang bersahabat, hampir 7 lap mengitari trek area paha dan betis tak merasakan panas yang berlebih. Rasanya seperti menaiki motor Jepang bermesin seperempat liter saja. Kuncinya ada di penggunaan radiator berdimensi besar yang sukses menyalurkan hawa panas enjin.
Saya harus akui motor ini memberikan sensasi yang jempolan. Apalagi Aprilia Tuareg 660 memungkinkan memutus fungsi ABS roda belakang. Jika menemui tanah berumput, dan membuka secara hentak tuas gas, Anda akan diajak berdansa di atas motor. Sekali bejek gas, roda belakang akan menggaruk tanah dengan liar.
Jika ingin lebih mengontrol motor secara mandiri, Anda bisa juga mematikan fitur kontrol traksi lewat tombol pengaturan di saklar sebelah kiri. Dijamin, sekali gas di medan tanah ban belakang akan spin dengan kencang dan jika punya kemampuan wheelie (mengangkat roda depan) pasti punya kesenangan memacu motor ini.
Kelengkapan Fitur
Fitur jadi nilai yang dijual dari Tuareg 660. Dia sudah mengusung teknologi Ride-by-Wire dengan 4 modus berkendara yakni, Urban, Explorer, Offroad, dan Individual.
Saat pengetesan di lokasi light offroad seperti ini saya lebih memilih modus berkendara off-road. Fungsi kontrol traksi dan ABS dimatikan sepenuhnya. Alhasil motor akan lebih asyik digunakan.
Setidaknya di bawah ini ada 12 fitur yang diunggulkan pada Aprilia Tuareg 660
- Lampu Full LED
- Panel Meter TFT 5 Inci Automatic Light
- Ride-by-Wire
- 4 Riding Mode: Urban, Explorer, Offroad, dan Individual
- Aprilia Traction Control
- Aprilia Cruise Control
- Aprilia Engine Map
- Aprilia Engine Brake
- ABS Adjustable
- Aprilia Quick Shifter
- Suspensi Depan Fully Adjustable
- Suspensi Belakang Fully Adjustable.
Simpulan
Berakhir di kesimpulan, Aprilia Tuareg 660 bisa dibilang jadi standar baru moge tualang kelas menengah di Indonesia. Mengingat hingga saat ini belum ada rival sekelasnya yang dijual oleh merek lain.
Untuk kebutuhan offroad motor ini juga rasanya akan friendly use buat Anda yang pemula. Memang posisi duduknya sedikit tinggi, untuk saya yang berpostur 175 cm kedua kaki tak bisa menapak dengan sempurna. Triknya angkat 1 kaki ke footstep entah kiri atau kanan, lalu geser sedikit bokong alhasil kaki bisa menapak ke tanah.
Di jalan tak rata apik untuk dikendarai, utamanya di sektor peredaman. Motor stabil melibas bebatuan, handicap beton, dan gundukan yang tak terlalu tinggi. Hanya saja sebagai catatan motor ini cukup berat, dia memiliki bobot hingga 204 kg. Namun ketika sudah melaju terasa enteng saja.
Harga yang diset oleh Aprilia Indonesia tergolong tinggi, bahkan lebih mahal dibanding motor bergaya sejenis di kubikasi mesin yang lebih besar, misalnya Ducati DesertX atau Husqvarna Norden 901 seharga Rp500 juta off the road.
Namun kabar baiknya hingga akhir 2022 ini, Tuareg kena diskon Rp220 juta yang setelah dikalkulasi Anda cukup membayar Rp436 juta OTR saja. Nah, dengan banderol tersebut dan spesifikasi serta fitur yang diusungnya, Tuareg bisa masuk daftar sepeda motor petualang yang layak Anda beli.
(KIT/TOM)
Baca juga: Test Ride Aprilia SR-GT 200: Mengagumkan di 2 Alam
-
Jelajahi Aprilia Tuareg 660
Model Motor Aprilia
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
- Terbaru
- Populer
Video Motor Aprilia Tuareg 660 Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
Kapasitas
659
|
1084
|
888
|
Tenaga Maksimal
80
|
101
|
93.9
|
Torsi Maksimal
70 Nm
|
112 Nm
|
87 Nm
|
Jenis Penggerak
Chain Drive
|
Chain Drive
|
Chain Drive
|
Jenis Mesin
2 Cylinder, 4 Valves, 4-Stroke, Liquid Cooled, DOHC Engine
|
Parallel Twin Cylinder, 4-Stroke, 8-Valve, Liquid Cooled Engine
|
In-line 3-Cylinder, 12 Valve, Liquid-Cooled, DOHC Engine
|
Ban belakang
150/70 R18
|
150/70 R18
|
150/70 R17
|
Ban depan
90/90 R21
|
90/90 R21
|
90/90 R21
|
Ukuran velg depan
R21
|
R21
|
R21
|
Ukuran velg belakang
R18
|
R18
|
R17
|
Mode Berkendara
Street, Road
|
Off Road, Sport, Road, Rain
|
Road,Touring
|
|
Tren Adventure Touring
- Terbaru
- Populer
Artikel Motor Aprilia Tuareg 660 dari Zigwheels
- Review