Test Ride Yamaha R15: Katup Variabel = Efisiensi x Powerfull (Part 2)
Di 2015, Yamaha mencoba pendekatan baru dalam menawarkan motor hemat bahan bakar tanpa mengorbankan performa. Namanya Variable Valve Actuation (VVA). NMax menjadi motor pertama aplikasi teknologi ini.
Caranya dengan menyematkan dua ukuran camshaft dalam satu rangkaian. Sistem ini pun, memungkinkan asupan bahan bakar yang lebih sopan saat putaran rendah dan membuka klep lebih besar pada putaran mesin tinggi. Efeknya motor tetap hemat BBM ketika sedang berjalan santai, namun begitu membutuhkan tenaga besar tinggal puntir gas lebih dalam.
Hal yang cukup mengejutkan, terjadi ketika menghitung konsumsi bahan bakar Yamaha R15. Kami memang sengaja memanfaatkan Multi Information Display (MID) untuk mencatat efisiensinya. Tapi demi menjaga akurasi, kami pun meresetnya sambil mengukur metode full to full.
Rute pertama, Pulo Gadung menuju Bumi Serpong Damai. Pengujian dilakukan pada siang hari di mana jalanan dengan keramaian di level normal. Kami sengaja tak menjaga kecepatan pada level tertentu. Upaya ini dilakukan untuk mensimulasikan situasi nyata berkendara sehari-hari. Hasilnya, 52 km/liter tertulis di MID! Sebuah angka yang sangat irit untuk motor bergenre sport.
Sejenak kami pikir angka ini terlalu irit. Kami pun mengisi bahan bakar dalam kondisi penuh saat tiba di SPBU pertama yang kami temui di BSD. Hasilnya? 50,8 km/liter. Oke, di titik itu kami pun mulai menganalisa penyebabnya. Ternyata mesin dengan katup variabel memang memberikan olahan tenaga yang terbatas di putaran rendah. Belum lagi motor ini bertransmisi manual, perpindahan gigi yang lebih efisien pasti terjadi ketimbang NMax yang notabene matik CVT. Alhasil olahan bahan bakarnya pun lebih efektif.
Begitu ada jalan yang lengang, gas pun tak segan kami betot. Maklum saja, respons mesin di putaran rendah terasa sangat lambat. Tangan pun gatal untuk mencoba mengulik total 19,3 daya kudanya agar tersembur semua. Ternyata baru di RPM 7.400 VVA aktif. Asyiknya, perubahan bisa dipantau di panel instrumen.
Ketika cam dengan derajat tinggi bekerja, respons mesin berubah. Tenaga totalnya bisa dieksplorasi di level putaran mesin ini. Raungan mesin pun lebih terasa, sayang suara knalpotnya tidak sesportif raungan mesin.
Ada satu hal yang kami catat dari R15. Ia memang sudah pakai assist dan slipper clutch, yaitu kopling yang pengoperasiannya lebih ringan dipadu perpindahan gigi yang lebih halus dan cepat. Memang perpindahan giginya jadi lebih presisi dan tidak mengentak. Pun ketika engine brake, tak ada efek berlebih pada roda yang menyebabkan skid. Tapi harapan kami atas kemudahan menetralkan gigi, masih belum terjawab. Saat berada di perhentian lampu merah, memindahkan gigi ke netral tetap jadi PR besar. Harusnya hal ini tak luput diperhatikan, apalagi jika Yamaha sudah berjuang besar memberikan fitur tambahan pada girboks R15. (Van/Odi)
Baca Juga: Test Ride Yamaha R15: Mencuri Perhatian di Jalan dengan Gaya Supersport (Part 1)
Model Motor Yamaha
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Yamaha YZF R15 Terbaru di Oto
Tren Sport
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Motor Yamaha YZF R15 dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature