Tambah Warna dan Perangkat Baru, Royal Enfield Himalayan 2021 Resmi Dirilis
Royal Enfield akhirnya memperkenalkan Himalayan MY 2021 secara resmi dan mulai dipasarkan di India. Ternyata tampilannya mirip dengan tangkapan gambar unit beberapa waktu lalu. Terlihat jika semua prediksi akurat. Dari bertambahnya kelir, pemasangan aksesori, hingga tambahan fitur modern.
Pertama kita lihat dari warna. Versi bocorannya menunjukkan unit Himalayan dengan warna silver. Ternyata Royal Enfield memilih warna Pine Green sebagai jagoannya. Kelir ini berfinishing solid dan punya corak khusus di beberapa titik. Seperti seragam kamuflase tentara. Ini menjadi salah satu variabel pembaruan versi 2021. Menemani kelir Mirage Silver dan Granite Black.
Secara wujud utuhnya memang hampir tak berubah. Sebab menjadi kebiasaan Royal Enfield – apalagi soal Himalayan – sentuhan baru hanya sedikit-sedikit. Secara garis besar bentuknya sama. Hanya saja tampak makin maskulin karena dipasang handguard serta tail rack cukup besar.
Revisi ikut tersimak pada tulang pelindung di sisi tangki. Besi yang melintang di pinggir itu dimensinya diperingkas. Jika tadinya memiliki tepian kaku, kini pun agak dibuat diagonal. Dan mounting berubah dari sebelumnya dikaitkan ke rangka, sekarang dikunci ke tangki. Hal ini dilakukan demi memperluas ruang kaki pengendara berpostur tinggi. Lantaran di versi terdahulu kerap mengganggu – terutama waktu offroad.
Pelindung angin alias windshield juga baru. Mereka memasangkan mika berukuran lebih tinggi, namun dengan lebar sejajar diameter lampu. Tentunya untuk mengempas angin lebih optimal. Karena di generasi lama model windscreen agak terlalu pendek. Sekadar menahan sampai ke dada. Apa lagi kalau punya badan lebih dari 170 cm. Sisanya, perubahan kecil di fender depan serta hiasan-hiasan semata.
Baca juga: Tanpa Seremoni, AHM Rilis Honda Forza Terbaru MY2021
Tapi pembaruan perangkat yang perlu mendapat garis bawah adalah sistem navigasi baru. Disebut Tripper Navigation oleh Royal Enfield. Tadinya kami kira alat bakal bergabung dengan kompas. Nyatanya ditambah lagi kluster baru – terpisah dari instrumen utama, berupa bulatan kecil. Memang secara mekanisme bukan seperti sistem perta canggih di ponsel pintar. Konsepnya adalah turn-by-turn navigation buatan Google. Sekadar menampilkan petunjuk arah berbentuk panah.
Tapi paling tidak, hal ini bakal sangat berfungsi. Mengingat statusnya sebagai motor petualang. Membuat pengendaranya makin praktis tanpa harus menempelkan bracket gawai di dekat stang. Cukup terkoneksi ponsel dan visualnya langsung keluar. Namun, perangkat tidak mampu mentranslasikan telepon, sms, ataupun email. Dan sebagai informasi, sistem sama persis dengan milik Meteor 350, rilis beberapa waktu lalu.
Sejauh ini tidak terlihat ubahan teknis. Kemungkinan besar mesin 411 cc SOHC silinder tunggal tetap dipertahankan. Persisnya, mengeluarkan output 24,3 Hp di 6.500 rpm dan torsi maksimal 32 Nm pada 4.500 rpm. Mesin injeksi ini punya karakter long stroke yang kuat, mampu menyediakan momen puntir di putaran bawah sekalipun.
Perihal emisi dan konsumsi bahan bakar juga mestinya tak berubah. Toh mesin baru ini sudah memenuhi regulasi BS6 yang diwajibkan di India. Sensor ABS Himalayan di India, saat ini berbeda dengan pasar Indonesia. Di sana sudah ada switch untuk mematikan sistem. Demi menyajikan rasa pengendalian maksimal ketika masuk medan ekstrem, terutama tanah. Namun, di Indonesia sistem pengaman dibuat paten.
Harga jualnya masih-masing warna berbeda. Mirage Silver dibanderol 234 ribu Rupee, atau jika dikonversi sekitar Rp 44, 9 juta. Sementara Pine Green dan Granite Black mencapai Rp 46,4 jutaan. Warna lainnya juga masih tersedia. Selisih sekitar Rp 2 juta – Rp 3 jutaan lebih murah dari ketiga tema baru.
Versi Indonesia Masih Jauh Tertinggal
Agak jauh tertinggal. Padahal eskalasi harga Royal Enfield Himalayan 2021 lumayan banyak. Tadinya berkisar Rp 102 jutaan OTR Jakarta. Kini, tembus Rp 114,3 juta OTR Jakarta. Dan belasan juta Rupiah itu pada kenyataannya tak teralokasi terlalu banyak. Meski memang, ia punya segmen tersendiri yang kadang menutup mata soal harga.
Betul, kini Himalayan tak menugaskan cakram sendirian untuk berdeselerasi. Kedua piringan terkoneksi sensor Anti-lock Braking System (ABS). Supaya saat diajak berjelajah terhindar dari gejala ban terkunci. Namun cukup disayangkan, kami tak menemukan saklar pemati fungsi ABS. Padahal di India ada. Dan begitu berguna saat melintas medan off-road.
Dapur pacunya, direvisi soal emisi. Sama seperti di India, gas buang Himalayan memenuhi regulasi BS6, atau setara Euro 4. Lantas rangkaian dapur pacu diklaim masih sama, satu silinder 411 cc SOHC bertenaga 24,3 Hp pada 6.500 rpm dan torsi 32 Nm memuncak di 4.500 rpm.
Hampir tak ada efek dari perubahan tadi. Baik dari segi respons gas maupun kekuatan saat berlari. Sama. Begitu pula perihal konsumsi bahan bakar. Dari pengetesan kami, angkanya ada di kisaran 24,2 kpl. Ini sebetulnya lumayan irit, sebab jika dalam keadaan penuh sanggup melaju 364 km lebih.
Baca juga: Simak Perbedaan Detail All New Honda PCX 160 dengan PCX 150
Himalayan baru edisi ini disegarkan lewat tambahan opsi kelir saja. Ia tak lagi tampil monoton. Mengingat sebelumnya hanya dikemas putih atau hitam. Kurang ekspresif. Kini coraknya jadi segar. Salah satu pilihan yang dijagokan adalah Rock Red, percampuran merah-hitam. Susunan warna depan tangki disemprot cat merah glossy, sementara belakangnya dihitamkan – terpisah garis diagonal. Aksen silver sebetulnya juga tertera di wadah bensin, sampai ke fender hitamnya.
Lake Blue turut menjadi opsi tema cerah. Yang satu ini memadukan biru dan putih, dengan garis pemisah diagonal sama dengan si merah. Komposisinya serupa, hanya beda warna. Keduanya seperti menunjukan alter ego dari citra konvensional Himalayan selama ini.
Dilanjut Gravel Grey, rasanya pas bagi yang suka tampil minimalis-modern. Tangki abu-abu mengilap merepresentasikan gaya motor masa kini. Diberikan juga aksen hitam pada lekuk bodi, menguatkan nuansa maskulin. Dan Sleet Grey,memiliki corak ala seragam kamuflase prajurit. Sementara kelir Snow (putih) dan Granite (Hitam) tetap tersedia.
Mengenai bentuk dan kelengkapan bawaan lainnya masih sama. Panel instrumen dipresentasikan dalam perpaduan analog digital. Informasi kecepatan, putaran mesin, serta fuel meter ditunjukkan jarum mekanik. Sementara sisanya di dalam layar, berikut fitur kompas yang jadi ciri khas-nya. Hanya berubah warna display lampu. (Hlm/Raju)
Sumber: Bike Dheko
Baca juga: Gaia Moto, Diler Berkonsep Motoplex 4 Brand Piaggio Kini Hadir di Cilandak
-
Jelajahi Royal Enfield Himalayan
Model Motor Royal Enfield
Jangan lewatkan
Promo Royal Enfield Himalayan, DP & Cicilan
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Populer
Video Motor Royal Enfield Himalayan Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
Kapasitas
411
|
313
|
499.6
|
373
|
411
|
Tenaga Maksimal
24.3
|
34
|
46.9
|
43
|
24.3
|
Jenis Mesin
Single Cylinder, 4-Stroke, Liquid Cooled, SOHC Engine
|
Single Cylinder, 4-Stroke, 4-Valve, Water Cooled, DOHC Engine
|
Inline 2 Cylinders, 4-Stroke, Liquid Cooled, 4 Valves DOHC
|
Single Cylinder, 4-Stroke, Liquid-Cooled
|
Single Cylinder, 4-Stroke, Air Cooled, SOHC Engine
|
Torsi Maksimal
32 Nm
|
28 Nm
|
46 Nm
|
37 Nm
|
32 Nm
|
Ground Clearance
220 mm
|
-
|
-
|
200 mm
|
200 mm
|
Ban depan
90/90 R21
|
110/80 R19
|
110/80 R19
|
-
|
100/90 R19
|
Ukuran velg depan
R21
|
R19
|
R19
|
-
|
R19
|
Mode Berkendara
-
|
Touring, Sport
|
Sport, Tour, Road
|
Road, Race, Touring
|
Off Road, Street
|
|
Tren Adventure Touring
- Terbaru
- Populer
Artikel Motor Royal Enfield Himalayan dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review