Menelisik Perjalanan 5 Generasi Yamaha Aerox, Berawal Mesin 2-Tak Sampai Punya Fitur Konektivitas
Tak salah rasanya jika menyebut Yamaha Aerox 155 jadi trendsetter motor matik sporty di Indonesia. Sampai saat ini setidaknya dia masih menikmati pasar sendirian, Honda dan Suzuki belum memiliki tanda-tanda menghadirkan lawannya.
Sebelum lahir versi mesin 4-tak 155 cc yang kita tahu sekarang, ternyata garpu tala pernah memproduksi model 2-tak. Di medio 1997 tepatnya, Yamaha meluncurkan generasi pertama dari Aerox yang dikhususkan untuk pasar Eropa. Desainnya kurang lebih sama dengan model saat ini yang kental aura sporty, lancip di berbagai sisi, dan mengimpretasikan sebuah motor matik yang agresif.
Saat itu pabrikan menjulukinya dengan nama Aerox YQ, strategi pertamanya adalah melansir opsi mesin 50 cc 2-tak, matik ini juga kerap kali dijadikan kendaraan paddock untuk kebutuhan tim Yamaha MotoGP saat itu.
Baca juga: Bedah Kelebihan dan Kekurangan All New Yamaha Aerox, Seberapa Layak Dibeli?
Tak selang lama permintaan akan Aerox meningkat, Yamaha pun membuat terobosan atau pilihan mesin baru berkubikasi 100 cc namun tetap menggunakan konstruksi jantung pacu 2-tak. Keduanya hanya dibedakan pada isi silinder. Untuk jantung pacu 100 cc mampu menghempaskan tenaga maksimal 7,5 daya kuda dan torsi sekitar 5,5 Nm. Sementara untuk versi mesin 50 cc memiliki tenaga maksimal 2,9 daya kuda dan torsi berkisar 3,3 Nm.
Sayang, kiprahnya harus terhenti di 2003 karena tak lagi bisa menyesuaikan dengan standar dan aturan soal emisi gas buang. Seiring berjalannya waktu, mesin 2-tak akhirnya ditinggalkan pabrikan dan diganti dengan jantung pacu baru yang lebih modern.
Peralihan ke mesin 4-tak di 2013
Nama Aerox cukup punya panggung di benua biru, tentu Yamaha tak mau menyia-nyiakan itu dengan menyuntik mati karena alasan regulasi emisi. Di 2013 matik sporty tersebut dikonversi menjadi 4-tak yang secara otomatis menghadirkan generasi keduanya dengan nama Aerox R.
Jantung pacunya masih mengemas kubikasi 50 cc namun sudah dibekali dengan pendingin cairan (radiator). Desain dari fascia sampai buritan pun konsisten tampil sporty dan stylish. Sebagai strategi branding produk untuk meningkatkan penjualannya, Yamaha lagi-lagi menggunakan Aerox 4-tak 50 cc sebagai kendaraan wara-wiri paddock tim MotoGP Yamaha.
Model pertama yang masuk Indonesia
Eksistensi Yamaha Aerox membuat namanya tersohor di beberapa negara, prinsipal lantas menetaskan generasi ketiganya yang saat itu mulai dikapalkan ke luar pasar Eropa. Indonesia jadi salah satu negara tujuannya.
Tepat di Januari 2016, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing memulai sejarah Aerox di Tanah Air. Saat itu peluncurannya dilakukan di Sirkuit Sentul, Jawa Barat.
Mengusung nama Yamaha Aerox 125 LC (Liquid Cooled) dengan mesin 125cc, SOHC, 4-tak matik ini dibekali mesin berpengabut injeksi yang lebih powerful dibanding model-model sebelumnya. Tenaga meningkat menjadi 11,2 daya kuda di 9 ribu rpm dan torsi maksimal menyentuh 10,4 Nm di putaran mesin 6,5 ribu rpm.
Soal fitur, Aerox 125 LC juga bersaing dengan para kompetitornya. Headlamp sudah menggunakan teknologi LED, daya tampung bagasi yang besar mampu membawa helm half face, dan sudah hadir fitur side stand switch, hand brake, sampai smart key shutter.
Bicara tampilannya, lagi-lagi kental nuansa motor sporty. Hampir di semua bagian bodi didominasi garis tajam, sehingga memunculkan kesan agresif. Bagian stangnya tidak ditutup cover dan menggunakan velg cast wheel dengan tapak 2,5 inci.
Harganya saat itu bersaing dengan Honda Vario 125, Yamaha membanderolnya dengan mahar Rp 18,2 juta OTR Jakarta. Napasnya di pasar Indonesia sayang tak lama hanya bertahan 1 tahun, saat itu YIMM secara diam-diam menyuntik mati motor tersebut.
Generasi keempat disuntik mesin 155 cc
Ternyata di balik strategi tak lagi menjual Aerox 125 LC, Yamaha Indonesia menyiapkan produk yang lebih advanced, canggih, dan powerful untuk konsumennya. Di November 2016 mereka memanfaatkan lantai Indonesia Motorcycle Show (IMOS) untuk meluncurkan Aerox 155 berteknologi VVA (Variable Valve Actuation) dan Blue Core.
Di generasi inilah Yamaha Aerox bertransformasi menjadi motor matik gambot dengan desain sporty yang sekaligus masuk jajaran keluarga Maxi garpu tala menenami Yamaha NMax. Tampilan dan performa jadi nilai yang dijual saat itu.
Rangka berjenis underbone-nya menggendong mesin 155 cc, SOHC, 4-tak, pendingin cairan, dan berpengabut injeksi. Kompresi mesinnya cukup besar yakni 10,5:1 yang mampu memproduksi tenaga maksimal sampai 14,7 daya kuda di 8 ribu rpm dan torsi puncak 13,8 Nm pada 6,25 ribu rpm.
Selain teknologi VVA dan Blue Core, pabrikan juga membekalinya dengan fitur lampu LED depan-belakang, stand switch dengan smart lock, pengereman ABS, stop start system, dermaga pengisian baterai gawai, panel meter full digital, sampai suspensi belakang dengan opsi tabung.
Saat itu Yamaha Aerox 155 VVA diniagakan mulai Rp 25,9 juta sampai Rp 28 jutaan. Dan di momentum inilah Yamaha coba jadi benchmark soal produk matik gambot berperawakan sporty.
Generasi kelima dengan teknologi konektivitas
Empat tahun cukup bagi Yamaha menjual Aerox 155 VVA, generasi terbaru atau kelimanya hadir di November 2020 yang bukan cuma merevisi tampilan, namun menyempurnakan sektor performa dan fiturnya.
Ubahan desain dirombak penuh, dari penggunaan lampu depan baru LED dengan DRL, bodi samping yang lebih ramping, sampai merevisi bentuk lampu belakang LED yang kini jadi terlihat lebih minimalis. YIMM menamainya dengan Aerox 155 Connected, di sini fitur konektivitas juga di-highlight oleh pabrikan.
Perangkat konektivitas itu dijuluki sebagai Y-Connect dan tersambung dengan CCU (Communication Control Unit). Fungsinya menghubungkan pemilik dengan motor via gawai dengan koneksi Bluetooth. Dengan begitu, konsumen Aerox 155 Connected bisa memanfaatkan berbagai fitur dari aplikasi ini. Mulai dari notifikasi telepon, pesan, sampai email yang akan tampil di panel meter.
Melalui aplikasi ini juga, pemilik dapat melihat informasi konsumsi bahan bakar, informasi lokasi parkir terakhir saat terhubung dengan aplikasi, rekomendasi perawatan yang menunjukan kondisi aki dan oli, notifikasi malfungsi sampai dengan fitur Revs Dashboard dengan tampilan yang atraktif. Selain itu, aplikasi Y-Connect juga memiliki fitur Rank yang menghibur bagi konsumen dalam menikmati aktivitas berkendaranya, sebab mereka dapat saling berkompetisi dengan sesama pengguna CCU model (motor Yamaha yang memiliki fitur Y-Connect) dalam hal jarak tempuh dan poin eco riding.
Masih berkaitan dengan fitur, Aerox generasi kelima juga mengaplikasikan power outlet, panel meter anyar dengan 2 bukan rpm, smart key (keyless), smart stop system, smart motor generator, sampai pengereman ABS di roda depan.
Dari segi jantung mekanis, bisa dibilang racikannya masih sama dengan generasi sebelumnya. Namun jika menyandingkan secara output barulah ada perbedaan. Di atas kertas jika ada peningkatan tenaga sekitar 0,4 daya kuda dan torsi 1 Nm. Secara keseluruhan matik gambot ini punya tenaga maksimal 15,1 daya kuda di 8 ribu rpm dan torsi puncak 13,9 Nm di 6,5 ribu rpm.
Peningkatan tenaga itu karena ada revisi pada bagian piston yang menggunakan milik YZF R15. Kemudian ada juga ubahan pada bagian intake air, sekarang menggunakan dimensi lebih besar yakni 4,3 liter dari awalnya 3,7 liter. Selanjutnya adalah merevisi komponen klep, di model terbaru ini menggunakan ukuran 20,55 mm yang semula 19,9 mm. Jadi jangan heran selain output mesinnya naik, kompresi mesin juga meningkat menjadi 11,6:1.
Menariknya Indonesia menjadi basis perakitan dan produksi dari motor ini, Yamaha Aerox buatan YIMM bukan cuma dijual di pasar domestik melainkan memenuhi kebutuhan pasar luar negeri. Setidaknya Yamaha Indonesia sudah menjual beberapa produknya ke 40 negara sejak 2015 lalu.
Tertarik memiliki generasi anyar dari Aerox ini? Per September 2021, matik tersebut diniagakan dengan banderol Rp 25,9 juta untuk tipe Connected Standar, Rp 29,4 juta untuk varian Connected ABS, dan Rp 29,5 juta untuk opsi Connected ABS berseragam MotoGP Edition. Harga itu adalah rekomendasi untuk wilayah DKI Jakarta. (Kit/Tom)
Baca juga: Test Ride All New Yamaha Aerox Connected ABS (Part 1): Performa Hebat dan Menyenangkan
-
Jelajahi Yamaha Aerox Connected
Model Motor Yamaha
Jangan lewatkan
Promo Yamaha Aerox Connected, DP & Cicilan
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Yamaha Aerox Connected Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
Kapasitas
155
|
109.5
|
124.8
|
147.3
|
156.9
|
Jenis Mesin
Single Cylinder, 4-Stroke, Liquid-Cooled, SOHC
|
Single Cylinder, 4-Stroke, Air-Cooled, SOHC
|
4-Step, SOHC, eSP, Liquid Cooling Engine
|
4-Stroke, Liquid Cooled, DOHC
|
Single Cylinder, 4 Valves, 4-Stroke, Liquid Cooled Engine
|
Diameter x langkah
58 mm x 58.7 mm
|
47 mm x 63.1 mm
|
52.4 mm x 57.9 mm
|
-
|
60 mm x 55.5 mm
|
Indikator Lampu
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
|
Tren Scooter
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Motor Yamaha Aerox Connected dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature