Membandingkan Kecanggihan Honda CBR250RR Vs Kawasaki Ninja 250 ABS
Meski tak seramai skuter, kelas sport fairing 250 cc tetap memiliki konsumen setia. Mereka yang tak mau lepas dari karakter motor bergaya balap dan menginginkannya saat penggunaan harian, masuk akal memilih motor semacam ini. Tapi dari beberapa kontestan yang ada, membandingkan Honda CBR250RR varian tertinggi dan Kawasaki Ninja 250 ABS MDP rasanya paling menarik. Karena keduanya dinilai punya fitur lengkap, serta harga jual yang tembus Rp 70 jutaan. Lantas sebetulnya, siapa yang paling canggih?
Ada hal yang sangat menonjol di CBR250RR, yakni riding mode. Perangkat yang tak dipunya Ninja, bahkan Yamaha R25 sekalipun. Terdapat tiga pilihan karakter berkendara. Mulai dari comfort, sport dan sport plus. Masing-masing memiliki fokus tersendiri. Kala memilih comfort, tentu bukaan gas terasa lebih jinak. Pas untuk kondisi harian. Sementara sport dan sport plus, bakal membiarkan respons gas jauh lebih tajam.
Hadirnya Accelero Position Sensor (APS) dan Throttle by Wire-lah yang membuat CBR bisa diatur karakter lajunya. Sistem elektronika ini bakal mengirim sinyal ke ECU, lantas berikutnya diterjemahkan pada bukaan katup gas. Selain lebih responsif dan bertenaga, secara bersamaan juga bisa mengefisiensi bahan bakar. Sangat berguna.
Baca juga: Honda CBR250RR 2020 Dirilis oleh Tim MotoGP Repsol Honda?
Sayangnya, Ninja harus mengakui kekalahan soal ini. Pengoperasian gas masih konvensional. Sehingga personalisasi karakter laju tak mungkin dilakukan. Kecuali merombak ECU atau menambah Piggyback.
Namun, ia punya keunggulan lain. Adalah smart key system atau biasa mereka sebut KIPASS (Kawasaki's Intelligent Proximity Activation Start System). Perangkat itu memudahkan Anda menyala-matikan motor tanpa memutar anak kunci. Selama remote ada dikantung, cukup putar kenop dan tekan switch starter saja. Tentu mekanisme seperti ini lebih aman dari pencurian. Besar kemungkinan, hal ini bakal diikuti generasi Honda CBR250RR terbaru nanti.
Selain kunci, Ninja memiliki power outlet 12V tepat di samping panel meter. Namun tetap perlu konektor lagi, jika ingin mengisi daya gawai. Dan kami pun tak menemukan, di mana tempat yang pas untuk meletakkan handphone. Mungkin satu-satunya cara, dengan menempelkannya di windshield memakai perekat.
Masih di sekitar dashboard, sekilas pun pasti Anda bisa menyimpulkan, panel instrumen CBR lebih canggih. Seluruhnya dipresentasikan digital, dengan sajian informasi seputar takometer, speedometer, jam, odometer dan trip meter. Ada pun penghitung konsumsi bensin rata rata serta real time, riding mode, plus informasi suhu. Dan untuk informasi gear position, didampingi shift light pula. Bagi yang suka berakselerasi pasti senang dengan itu.
Ya, Ninja memang tak selengkap itu. Tapi sebetulnya sudah sangat menunjang. Hanya riding mode dan shift light saja yang absen. Sisanya sama persis. Dan bagi yang tak suka terlalu modern, panel instrumen Ninja 250 masih perpaduan analog digital. Takometernya ditunjukkan jarum mekanik, dan berukuran besar. Sangat natural.
Beranjak ke sensor keselamatan, keduanya terbilang lengkap. Baik Ninja maupun CBR, menyematkan sensor ABS di kedua roda. Ukuran disc brake depan pun sama-sama diapit kaliper dua piston yang mumpuni. Cukup untuk menghentikan laju dengan baik.
Terakhir, jantung mekanis. CBR menggendong mesin paralel twin injeksi, 249,7 cc delapan katup. Mengail tenaga sebesar 38,1 hp/ 12.500 rpm dan torsi 23,3 Nm/ 11.000 rpm. Dan terjemahan ke roda belakang memakai transmisi manual 6-speed konvensional.
Nah, berbeda lagi dengan Ninja. Jantung pacu memang kurang lebih sama. Memakai paralel twin 249 cc DOHC, bertenaga 38,4 Hp/ 12.500 rpm dan torsi 23,5 Nm/ 10.000 rpm. Tak jauh. Namun yang canggih, ia sudah memkai Assist and Slipper Clutch pada gearbox manual 6-speed-nya. Alhasil, saat downshift di putaran tinggi motor terhindar dari gejala terkunci. Dan tentunya prosesi pindah gigi lebih halus dan ringan.
Setelah penjabaran tadi, memang agak sulit untuk menyimpulkan. Harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing, karena kelebihan kekurangannya terlalu saling melengkapi. Jangan lupa cek harganya, CBR ditawarkan dengan banderol Rp 72,9 juta OTR Jakarta, dengan kecanggihan seperti itu. Sang Ninja dilabel nominal Rp 77,1 juta untuk fitur yang ditawarkan. Mana pilihan Anda? (Hlm/Ano)
Baca juga: Kawasaki Ninja 250 cc 4-Silinder Meluncur April 2020?
Komparasi Honda CBR250RR vs Kawasaki Ninja 250
Model Motor Honda
Jangan lewatkan
Promo Honda CBR250RR, DP & Cicilan
GIIAS 2024
IMOS 2024
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Motor Unggulan Honda
- Terbaru
- Populer
Video Motor Honda CBR250RR Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
Kapasitas
249.7
|
250
|
199.5
|
248.8
|
249
|
Tenaga Maksimal
38
|
35.53
|
25.47
|
29.5
|
38.46
|
Jenis Mesin
Parallel Twin Cylinder, 4-Stroke, 8-Valve, Liquid Cooled, DOHC Engine
|
2 Cylinder, 4-Stroke, 4-Valves DOHC, Liquid Cooled Engine
|
4-Stroke, DOHC Engine
|
Single Cylinder, 4-Stroke Engine
|
Parallel Twin Cylinder, 8 Valves, 4-Stroke, Liquid Cooled Engine
|
Torsi Maksimal
23.3 Nm
|
23.6 Nm
|
-
|
24 Nm
|
23.5 Nm
|
Jenis Kopling
Multi-Plate, Wet Clutch with Coil Spring
|
Wet
|
Wet, Multi-Plate
|
-
|
Wet Multi-Plate, Manual
|
ABS
Tidak
|
Tidak
|
Ya
|
-
|
Tidak
|
Mode Berkendara
Sport, Road
|
Sport, Road
|
Road
|
Road
|
Sport
|
Rem Depan
Disc
|
Disc
|
Disc
|
Disc
|
Disc
|
|
Tren Sport
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Motor Honda CBR250RR dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
Bandingkan
You can add 3 variants maximum*- Merek
- Model
- Varian