Terdampak Pandemi, Toyota Fortuner Facelift Ditargetkan laku 1.200 unit per Bulan

Efek pandemi turut berpengaruh pada performa penjualan SUV. Padahal jenis mobil ini sedang digandrungi. Seperti diakui PT Toyota Astra Motor (TAM), terasa pada Fortuner belakangan ini. Penjualan High SUV buatan jenama arus utama yang begitu laris di pasaran saja bisa anjlok sekitar 50 persen ketimbang tahun lalu. Namun, dengan adanya penyegaran tentu diharapkan setidaknya dapat kembali menuju batas normal.

Sebenarnya bukan hanya Fortuner, penjualan mobil secara keseluruhan memang anjlok sekitar 50 persen. Seperti dipaparkan Marketing Director TAM, Anton Jimmi Suwandy, saat konferensi pers peluncuran Fortuner dan Innova facelift (15/10). Ia membeberkan data ritel pasar dari Januari sampai September 2020 yang mencetak angka 407.380 unit saja. Persentasenya 53,6% dibanding periode sama tahun lalu. Begitu pula performa Toyota secara keseluruhan, jumlah retail sales 128.078 hanya sebesar 53,5% dari torehan Januari-September 2019.

Fortuner pun tak luput dari dampak pandemi dengan besaran yang relatif sama: terpapas sekitar setengahnya. "Penjualan Fortuner di bawah 1.000 unit. Jadi belakangan, beberapa bulan, saya lihat sekitar 700-an," papar Anton. Dijelaskan bahwa angka itu di bawah penjualan saat kondisi normal yang dapat mencapai 1.200-1.400 unit per bulan.

Namun, ada harapan performa kembali normal. Setidaknya mendekati prestasi tahun lalu lantaran SUV besar Toyota itu baru saja melewati fase perubahan minor. "Harapannya dengan minor change ini bisa naik lagi penjualannya. Mendekati, ya walaupun mungkin tidak bisa menyamai penjualan sama dengan tahun lalu," komentarnya. Ia menargetkan lebih dari 1.000 unit per bulan. "Kira-kira 1.200-an," tegas Anton.

Baca juga: Toyota Kijang Innova Facelift Dijual Mulai Rp 337,6 Juta, Simak Ragam Pembaruan Unitnya

Bukan angan kosong, New Toyota Fortuner mungkin saja mendongkrak penjualan. Terlepas dari daya beli masyarakat dan kondisi perekonomian, sang High SUV tampak semakin memikat. Wajahnya baru, lebih elegan tanpa melengserkan kesan tangguh. Pun standar fiturnya sekarang sudah terbilang up-to-date. Seluruh varian kebagian teknologi penerangan Bi-Beam LED, sampai visual penerangan dioda anyar di buritan.

Satu hal penting lainnya adalah safety features. Sepaket penunjang keselamatan selama perjalanan mejeng di seluruh varian. Sebut saja Vehicle Stability Control (VSC), Trailer Sway Control (TSC), dan Traction Control (TRC). Mereka bertugas menjaga sikap mobil terbaik sesuai arahan pengemudi. Meminimalisir terjadinya selip di berbagai kondisi. Baik saat menikung, berakselerasi, atau sedang menarik anhang. Ketiganya pun ditemani oleh Hill Start Assist dan Emergency Brake Signal.

Lebih canggih lagi di varian terlengkap TRD Sportivo dan VRZ 4x4. Terdapat fungsi Surround Monitor dalam head unit serta wireless charging di konsol tengah. Pertama di kelasnya. Surround Monitor sendiri memberikan bantuan pemantauan 360 derajat bagi pengemudi. Disuntik pula fungsi peringatan seperti Blind Spot Detection (BSD), Moving Object Detection (MOD), dan Headway Monitoring Warning (HMW).

Tentu penambahan fitur tadi diikuti dengan kenaikan harga. Kini, Fortuner termurah sudah tembus Rp 500 juta. Tepatnya Rp 504,9 juta untuk tipe G bertransmisi manual. Bahkan puncaknya, VRZ 4x4, tembus Rp 700 juta. Namun, hal ini tidak melunturkan optimisme Lantaran TAM berfokus kepada market 4x2 yang paling diminati pasar.

"Fortuner itu ada dua segmen. Segmen yang utamanya, atau kami sebut segmen paling gemuk, itu harganya adalah sekitar Rp 500 jutaan. Jadi masih sangat kompetitif dan kami juga yakin bisa mempertahankan leadership Fortuner di segmen SUV High 4x2," tutup Anton. (Krm/Tom)

Baca juga: Opsi SUV Diesel 4x4 Selisih Rp 2,5 Juta, Pilih Toyota Fortuner Baru atau Pajero Sport?