LCGC 7-Seater, Pilih Datsun GO+ Panca2018 Atau Toyota Calya? (Bagian ke-1)
Toyota Calya datang di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2016 untuk mengambil konsumen Datsun GO+ Panca. Terbukti bersama saudara kembarnya, Daihatsu Sigra, Calya sukses merajai segmen LCGC (Low Cost Green Car) berkapasitas 7-penumpang. Menurut data Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), sepanjang 2017 lalu, Datsun GO+ hanya terjual 6 ribuan unit. Sementara itu di periode yang sama, Calya tembus 70 ribuan unit. Hitungan itu belum termasuk Daihatsu Sigra.
Tak ingin diam saja, Datsun menanggapi ini dengan meluncurkan GO+ Panca versi 2018 di April lalu. Salah satu mobil termurah di Indonesia ini, datang dengan sejumlah penyegaran dan penambahan fitur yang diyakini cukup untuk merebut kembali pasar yang sebelumnya mereka kuasai. Sekarang kami bandingkan spesifikasi dan fitur kedua mobil ini secara mendalam.
Harga
Datsun GO+ dijual dalam empat varian. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp 112 jutaan sampai varian termahalnya, Datsun GO+ T Style Rp 133,9 juta. Sayangnya, seluruhnya hanya tersedia dalam pilihan transmisi manual. Jadi, perbedaan harga itu, hanya untuk membedakan kelengkapan dan fitur masing-masing varian saja. Walau begitu, harga yang ditawarkan jauh lebih murah dari Toyota Calya.
Calya, varian termurahnya saja lebih mahal dari GO+ termahal. Harganya mulai Rp 135,4 juta dan Calya tertinggi dijual hampir Rp 153 jutaan. Meski jauh lebih mahal, tapi ingat, Calya punya pilihan transmisi otomatis 4-speed yang tak dimiliki GO+.
Jadi, dilihat dari harganya saja, Anda sudah bisa menarik kesimpulan. Kalau Anda ingin membeli LCGC 7-seater bertransmisi otomatis, siapkan kocek lebih banyak. Karena pilihan hanya ada di Calya. Sekadar informasi, Daihatsu Sigra bertransmisi otomatis saja, varian termurahnya dijual hampir Rp 141 juta.
Performa
Bicara soal transmisi, memang menarik alasan Datsun tak menyediakan pilihan transmisi otomatis. Padahal versi 5-seater dari mobil ini (Datsun GO hatchback) punya pilihan transmisi otomatis. Tak sembarangan, sudah CVT (Continuous Variable Transmission) lagi. Jelasnya ini menjadi kerugian tersendiri untuk Datsun. Bagaimana kalau ada calon konsumen yang anti-pedal kopling tertarik mobil ini? Kata Datsun, hasil survei cukup dengan transmisi manual saja. Tapi menurut kami, Datsun justru menghalangi ribuan calon konsumen penyuka matik untuk membeli GO+.
Masalahnya, transmisi bukan menjadi kendala satu-satunya untuk konsumen Datsun. Performa mesin GO+ pun tak sebaik Calya. Mesin 3-silinder 1,2 liter miliknya, hanya menghasilkan tenaga 68 PS pada 5.000 rpm dengan torsi puncak 104 Nm pada 4.000 rpm. Bandingkan dengan mesin 4-silinder 1,2 liter Calya yang bertenaga 88 PS pada 6.000 rpm dengan torsi puncak 107 Nm pada 4.200 rpm.
Bukan hanya output yang dihasilkan mesin GO+ lebih inferior, namun karakter getaran mesin 3-silinder mengurangi kenyamanan penghuni kabin. Untungnya, torsi mesin GO+ masih cukup memadai untuk digunakan menanjak atau berakselerasi ringan di kemacetan. Walaupun tenaganya membuat Anda hanya bisa melaju santai saat bepergian ke luar kota lewat jalan tol.
Artinya, performa mesin Datsun GO+ sejatinya lebih cocok dipakai di dalam kota. Miris, padahal padatnya situasi lalu-lintas kota lebih nikmat kalau dihadapi dengan transmisi otomatis. GO+ tak punya itu.
Perbandingan dimensi, fitur, kepraktisan dan kesimpulan kedua mobil ini, bisa Anda baca di artikel selanjutnya.
Baca juga: LCGC 7-Seater, Pilih Datsun Go+ 2018 Atau Toyota Calya? (Bagian ke-2)
Jual mobil anda dengan harga terbaik
Komparasi Datsun GO + vs Toyota Calya
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Datsun GO + Terbaru di Oto
Tren MPV
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil Datsun GO + dari Carvaganza
Artikel Mobil Datsun GO + dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice
Bandingkan
You can add 3 variants maximum*- Merek
- Model
- Varian