Menyingkap Perjalanan Honda Africa Twin: Kembali Dalam Interpretasi Berbeda (Part-2)
Alih-alih menggembar-gemborkan histori reli padang pasir – dua belas tahun kemudian – Africa Twin kembali lahir dalam konsep berbeda. Rancangan sepenuhnya baru. Ia tercipta untuk berhadapan dengan motor kelas berat seperti BMW R1200GS, Ducati Multistrada, serta Triumph Tiger. Artinya kemampuan jelajah jarak jauh di jalan raya lebih menjadi fokus. Meski nyatanya kapabilitas offroad tetap mumpuni juga.
CRF1000L Africa Twin (2015 - 2019)
Namanya beganti. Kode bodi XRV dihilangkan, menjadi CRF1000L Africa Twin. Waktu baru meluncur ia berhasil jadi pusat perhatian. Pasalnya kemampuan tangguh di masa lalu, dilengkapi dengan teknologi modern nan canggih. Selain itu statusnya sebagai motor ukuran ekstra tergolong ringan ketimbang kompetitor sekelas. Plus, harganya tentu tak semahal produk Eropa.
Area teknis mesin sama sekali tak mewariskan pendahulunya. Ketimbang mengaplikasikan konfigurasi V-Twin ala Amerika Serikat, Honda memilih gaya Inggris dengan dapur pacu dua silinder paralel. Hal ini pun bukan tanpa alasan. Dimensi blok tentu jadi semakin ringkas, memudahkan manuver di medan ekstrem.
Hasilnya cukup memuaskan. Jantung 998 cc sanggup memuntahkan power 94 Hp pada 7.500 rpm serta torsi puncak 98 Nm keluar di 6.000 rpm. Dan yang membuatnya heboh adalah opsi penyalur daya. Honda terbilang revolusioner dengan menyediakan pilihan girboks otomatis dan manual konvensional.
Yap, yang otomatis tentu memberikan sensasi tersendiri. Enam gear dipadukan sistem Dual Clutch Transmission (DCT), sehingga proses perpindahan lebih cepat, halus, sekaligus minim risiko selip gigi. Ditambah tak perlu menekan tuas kopling untuk shifting.
Pun jika sewaktu-waktu ingin mengatur semuanya sendiri, disediakan pula mode manual. Cukup menekan switch di balik hand grip, komputer langsung membaca dan menerjemahkannya ke susunan gigi mekanik. Sementara satunya lagi, mengadopsi sistem transmisi manual standar – yang rasanya tak menjadi favorit konsumen Africa Twin.
Suspensi tentunya berubah drastis dari versi belasan tahun silam. Rangka double cradle dibantu fork upside down Showa berdiameter 45 mm untuk pengendalian depan. Selain membuat tampilan kekar, tabung besar niscaya siap melahap beragam obstacle. Jarak mainnya panjang, sampai 229 mm. Lantas di belakang, penopangnya monoshock ber-travel 221 mm dapat disetel dalam banyak level.
Honda turut mengoptimalkan kelengkapan fitur, terutama menyoal safety. Mulai dari yang paling dasar, dua cakram 310 mm terpasang pada roda depan, diapit kaliper empat piston masing-masing. Belakangnya 256 mm ber-kaliper satu piston. Tentu terkoneksi dengan ABS dua kanal. Dan pentingnya lagi, perangkat sensor ABS belakang bisa dinonaktifkan. Sebab mencari traksi di medan offroad, kadang memerlukan “kuncian ban”.
Berikutnya ada HSTC (Honda Selectable Torque Control). Kontrol traksi dibagi dalam beberapa level, menyesuaikan kontur yang dilewati. Dengan hadirnya ini, tenaga tak bakal keluar semena-mena. Mereka para pemula pun seharusnya bisa tenang mengontrolnya. Surprisingly, dengan mesin besar, perangkat canggih dan segala hal baru, kenaikan bobot masih dalam kadar toleransi, menjadi 212 kg.
CRF1100L Africa Twin Adventure Sports
Ternyata sosok tangguh dan serba canggih tadi dirasa belum cukup bagi Honda. Akhir tahun kemarin CRF1100L Africa Twin Adventure Sports muncul ke permukaan. Dan akhirnya resmi mendarat di Tanah Air pada awal 2020. Sepintas seperti facelift, padahal cukup banyak perubahan. Salah satunya jantung pacu bertambah besar.
Ya, jika sadar nomenklatur-nya berubah menjadi 1100. Itu mengartikan pula jumlah volume silinder. Tepatnya mesin parallel-twin-cylinder SOHC berpendingin cairan kini berkapasitas 1.084 cc. Didapat dari diameter bore 92 mm dan stroke 81,5 mm.
Agak sedikit overbore, tapi perbandingannya masih wajar. Karena itu tenaga dapat keluar dari rentang tengah, 100 Hp/7.500 rpm dan torsi 105 Nm/6.000 rpm. Menariknya, versi baru berdiet 5 kg dari generasi sebelum. Mestinya translasi di atas aspal bakal lebih baik lagi, lantaran power membesar sementara tanggung jawab bobot berkurang.
Baca Juga Part-1: Honda Africa Twin, Lahir dari Reli Padang Pasir
Internal Measurement Unit (IMU) enam arah juga jadi komponen komputasi baru.Perannya cukup krusial. Mengatur risiko terjadi wheelie, maupun sebaliknya. Lantaran tenaga monster memungkinkan memasok tenaga berlebih ke roda belakang. Juga saat mengerem keras bisa saja malah stoppie. Di situlah perangkat IMU bekerja, menjaga motor dalam posisi aman.
Anti-lock Braking System (ABS) termasuk dalam rangkaian kerja sensor gravitasi. Ia bakal berupaya mengoptimalkan kinerja ABS dalam keadaan menikung, di posisi ekstrem sekalipun. Berikut otomatis mematikan fungsi mesin jika suatu saat terjatuh. Dan terakhir, membaca gerak agar sorot cornering light berfungsi maksimal mengikuti arah motor.
Berikutnya kokpit. Sajian informasi difasilitasi layar TFT 6,5 inci, ditambah MID monoton sederhana untuk memberi tahu posisi gigi, serta beberapa data penting. Sementara layar TFT dipenuhi banyak menu. Selain penghitung jarak, kalkulasi konsumsi bahan bakar rata-rata dan lainnya, dapat terkoneksi dengan gawai melalui fitur Apple Carplay. Adapun USB port di sisi kiri monitor untuk mengisi daya gawai.
Sisanya berupa aksesori. Headlight LED memiliki alur baru, dihias DRL tepat di bawah lampu utama. Grafis Tricolor (Putih-merah-biru) ala Honda juga jadi jagoan baru, menggantikan si merah. Berpadu dengan pelek jari-jari emas. Sayang belum tubeless, padahal versi luar tak menggunakan ban dalam.
Kalau soal opsi transmisi jelas masih bertahan. Girboks enam percepatan tetap disajikan dalam dua opsi: Otomatis Dual Clutch Transmission (DCT) dan manual konvensional. DI seri otomatis terdapat pula dua pilihan karakter shifting. Mulai dari Drive (D) untuk melaju santai dan Sport (S) kalau-kalau menginginkan mengganti gear di putaran tinggi.. Atau, manual dengan mengoperasikan naik turun gigi melalui tombol.
Lantaran sudah throttle-by-wire, sistem mempersilakan Anda memilih mode berkendara. Tota ada empat preset disajikan Honda: Tour, Urban, Gravel dan Offroad. Sementara dua slot lagi, bisa Anda sesuaikan sendiri melalui kontrol di saklar.
Bagi yang belum tahu, tertera G-Switch pada area kokpit. Tombol ini berfungsi saat benar-benar menginjakkan medan ekstrem, seperti gravel atau tanah gembur. Kala diaktifkan, putaran tenaga mesin langsung didistribusi ke roda belakang tanpa filter lagi. Analoginya seperti melepas kopling secara tiba-tiba. Alias mengentak keras. Tapi perlu digarisbawahi, baiknya HSTC dimatikan supaya berfungsi maksimal.
Soal kaki-kaki dan peranti pengereman, persis. Tetap meminjam rangka double cradle dari versi lawas, berikut upside down Showa 45 mm dan monoshock di belakang. Masing-masing bisa diatur preload dan damping-nya secara manual untuk versi Indonesia. Di negara asal dan Eropa, semua itu dikontrol secara elektronik.
Dua floating disc brake 310 mm pun senantiasa bertugas untuk urusan deselerasi. Masing-masing dijepit kaliper Nissin empat piston. Lantas belakangnya 256 mm, diapit kaliper dua piston. Keduanya terkoneksi sensor ABS dua kanal, dapat didisfungsikan jika sewaktu-waktu diperlukan.
Sampai generasi ini, bisa dibilang Africa Twin masih mempertahankan identitas motor tangguh nan ekonomis. Coba saja bandingkan. Performa dan kelengkapan secanggih itu dapat ditebus dengan harga Rp 559 juta – 599 juta OTR Jakarta. Ya, rasanya motor Eropa sekelas cukup selisih jauh dengan ini. (Hlm/Van)
Sumber: Silodrome, Visordown
Baca Juga Artikel Feature Lainnya: Risalah Skutik di Indonesia
-
Jelajahi Honda CRF1100L Africa Twin
Model Motor Honda
GIIAS 2024
IMOS 2024
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Motor Unggulan Honda
- Terbaru
- Populer
Video Motor Honda CRF1100L Africa Twin Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
Kapasitas
1084
|
888
|
659
|
Tenaga Maksimal
101
|
93.9
|
80
|
Jenis Mesin
Parallel Twin Cylinder, 4-Stroke, 8-Valve, Liquid Cooled Engine
|
In-line 3-Cylinder, 12 Valve, Liquid-Cooled, DOHC Engine
|
2 Cylinder, 4 Valves, 4-Stroke, Liquid Cooled, DOHC Engine
|
Jenis Penggerak
Chain Drive
|
Chain Drive
|
Chain Drive
|
Torsi Maksimal
112 Nm
|
87 Nm
|
70 Nm
|
Ban belakang
150/70 R18
|
150/70 R17
|
150/70 R18
|
Ukuran velg depan
R21
|
R21
|
R21
|
Ban depan
90/90 R21
|
90/90 R21
|
90/90 R21
|
Ukuran velg belakang
R18
|
R17
|
R18
|
Mode Berkendara
Off Road, Sport, Road, Rain
|
Road,Touring
|
Street, Road
|
|
Tren Adventure Touring
- Terbaru
- Populer
Artikel Motor Honda CRF1100L Africa Twin dari Zigwheels
- Motovaganza