First Ride Moto Guzzi Stelvio: Sajikan Pengalaman Baru Berkendara
Lebih berasa touring ketimbang V85TT
Setelah resmi diluncurkan, Piaggio Indonesia akhirnya memberi kesempatan first ride Moto Guzzi Stelvio buat awak media. Bertempat di Ruuang Kopi, Blok M, Jakarta Selatan, kami diajak buat mengenal lebih dekat dengan fitur canggih dan desain modern dari model baru Moto Guzzi.
KEY TAKEAWAYS
Berapa harga Moto Guzzi Stelvio?
Ditawarkan Rp850 juta on the road JakartaSetelah mendapatkan informasi mengenai fitur dan teknologi Stelvio, kami diajak untuk langsung mengujinya. Karena hanya tersedia satu unit test, maka kami harus bergantian dan menunggu giliran. Dan sayangnya rute buat pengetesan juga tidak jauh, mungkin hanya 2 -3 Km. Jadi tidak semua variabel kita bahas.
Kesan Pertama
Variabel utama yang paling menonjol tentu saja desainnya. Dari perspektif gaya, jelas bahwa Stelvio dibangun di atas platform yang sama dengan V100 Mandello. Mesin maupun sasisnya.
Moto Guzzi Stelvio tampaknya lebih ditujukan untuk touring di jalan raya, berbeda dengan desain V85TT yang tangguh dan off-road. Bagaimanapun, motor ini dinamai berdasarkan jalur Stelvio yang ikonik, pegunungan tertinggi dan terluas di Italia. Rute yang memanjakan pengendara dengan 48 tikungan tajam dan curam.
Bodywork dirancang sesuai dengan kegunaannya. Tangki yang dilapisi cover plastik tampak besar di depan dan mengecil ke belakang. Ada fairing kecil di tiap sisi bawah tangki. Bagian buntut sudah ditunjang dengan braket. Memungkinkan penggunanya menambah aksesori berupa top box maupun side box.
Selaras dengan aksen tualang, maka diberikan windshield untuk menghalau laju angin dari depan. Pakai setang tinggi dan lebar serta diberikan hand guard dengan material plastik. Terdapat spion canggih yang bisa menampilkan indikator peringatan. Ini kaitannya dengan fitur radar canggih yang bisa memberi keamanan selama berkendara.
Ia menggunakan rangka teralis buat menopang mesin V-twin blok kompak. Konstruksi serupa dengan Mandello tetapi dengan geometri yang direvisi. Model baru lebih panjang. Area head-tube diregangkan dan memiliki rake yang lebih besar untuk memberi ruang bagi roda depan 19 inci.
Titik pemasangan ke mesin telah meningkat dari empat pada Mandello menjadi enam pada Stelvio untuk kekakuan yang lebih baik. Pijakan kaki pengendara sedikit berbeda dengan Mandello, tetapi tetap dipasang langsung ke mesin dengan dudukan yang diredam karet.
Nyatanya tidak ada suspensi semi-aktif untuk Stelvio. Sebuah pilihan menarik untuk motor tualang yang menghabiskan sebagian besar waktunya di jalan. Memakai suspensi upside down dari Sachs berdiameter 46 mm dengan jarak main 6,7 inci. Enaknya dapat disesuaikan untuk rebound damping dan spring preload. Di bagian belakang, dipasangkan shock KYB yang dapat disesuaikan untuk rebound damping dan dilengkapi kenop penyesuaian spring preload. Terpasang di lengan ayun satu sisi.
Rodanya berukuran 19 x 3,0 inci di depan dan 17 x 4,5 inci di belakang. Dibungkus dengan ban Michelin Anakee Adventure. Remnya menggunakan unit yang sama dengan Mandello, kaliper radial-mount empat piston Brembo dengan cakram 320 mm di depan dan dua piston di belakang yang menjepit cakram 298 mm. Dipasangkan ABS yang peka terhadap kemiringan dan memiliki tiga level: on, off-road, dan off.
Kesan Berkendara
Saat duduk pertama kali di atasnya, mengingatkan kami dengan V85 TT. Ya ini mirip. Punya setang tinggi dan lebar, membuat posisi badan tegap. Meski begitu, tangan masih mudah buat menggapai setangnya. Buat postur tubuh dengan tinggi 173 cm, kaki tidak bisa menapak sempurna. Sebab ketinggian jok mencapai 830 mm.
Joknya sempit di bagian depan namun lebar di belakang. Konturnya empuk dengan dilapisi kulit anti panas dan pakai bahan sedikit kasar, memungkinkan rider bergerak bebas tanpa harus mengangkat bokong. Dudukan karet di pijakan kaki sangat bermanfaat, lumayan mereduksi getaran dari mesin.
Saat dibawa jalan, tak ada kendala. Hanya butuh penyesuaian sedikit. Ya tentu saja, karena bobot motor ini mencapai 246 kg dalam keadaan full tank dan penggunaan setang lebar. Buat dipakai touring pasti enak, tapi ketika berada di kemacetan kota, tentu ini menyulitkan.
Urusan handling tak perlu diragukan. Berkat suspensi upside down berdiameter besar dari Sachs dan shock tunggal di belakang lansiran KYB, mampu berikan kenyamanan. Apalagi roda berprofil lebar dan ban yang selaras dengan konsep Stelvio, bikin pengendara tak perlu khawatir saat melewati medan kasar.
Enaknya dia punya windshield yang bisa diatur secara elektronik. Dalam posisi normal, terpaan udara langsung menuju dagu. Sementara dalam keadaan maksimalnya, alirannya langsung melewati atas helm.
Manfaat Fitur Radar
Meski pengetasan dengan rute dan waktu yang terbatas, kami masih bisa menikmati manfaat teknologi radar yang terpasang. Sebagai informasi, ia merupakan lini pertama yang menggunakan teknologi Piaggio Fast Forward (PFF) Rider Assistance Solution. Berupa radar 4D Imaging dengan sensor yang terletak di atas lampu depan dan di bawah lampu belakang.
Piaggio Fast Forward (PFF) Rider Assistance Solution dirancang untuk memberikan rasa aman dan nyaman saat berkendara di segala medan. Di dalamnya ada fitur bernama Forward Collision Warning (FCW), Blind Spot Information System (BLISS) dan Lane Change Assist (LCA).
Karena test ride berada di jalur perkotaan, maka notifikasi ketiga fiturnya sering muncul. Ya tentu saja, karena kondisi jalan cukup ramai saat itu. Di kecepatan tertentu, indikator FCW selalu muncul di layar instrumen. Begitu pula dengan BLISS dan LCA yang memberikan peringatan ke pengendara lewat lampu di kaca spion ketika ada kendaraan lain di posisi blind spot.
Sayangnya pengetasan ini tidak dapat membahas semua variabel yang ditawarkan oleh Stelvio. Sebab waktunya terbatas. Mungkin di sesi test ride selanjutnya kami bakal bahas semuanya. Meski begitu, Moto Guzzi Stelvio mampu memberikan pengalaman baru dalam hal berkendara.
Detail Teknis
Tentu kita sudah familier dengan mesin V-twin longitudinal 90 derajat 1.042 cc DOHC, 4-katup per silinder. Bore x stroke berukuran 96,0 x 72,0 mm. Pendinginan cairan dan EFI loop tertutup memungkinkan blok kompak tersebut mematuhi Euro 5+. Raungan mesinnya cukup halus. Getaran enjin yang dihasilkan juga masih batas wajar.
Ia mampu menghasilkan tenaga 115 hp pada 8.700 rpm dan torsi 105 pada 6.750 rpm. Buat pemakaian di jalur perkotaan harus sedikit hati-hati. Tenaganya cukup buas, jadi harus cepat beradaptasi. Meski belum kita gunakan perjalanan jauh, rasanya power yang dihasilkan mampu memuaskan hasrat turing.
Dan sedikit informasi, meski mesinnya serupa dengan V100 Mandello, ada beberapa ubahan sedikit untuk penggunaan di Stelvio. Sistem EFI mendapatkan sensor O2 hilir untuk memberikan Stelvio peringkat Euro 5+. Lalu Guzzi menambah ketebalan bagian belakang casing mesin tempat lengan ayun dipasang, untuk meningkatkan kekuatan guna menangani tekanan saat Stelvio melewati medan kasar.
Ada juga penyempurnaan pada kotak persneling. Setiap gigi dikerjakan ulang untuk meningkatkan perpindahan yang halus. Dan penggunaan unit kopling anti-hopping (slipper) self-assist baru yang dimaksudkan untuk meningkatkan akurasi dan rasa perpindahan gigi. Ada pula Quickshifter, tapi peranti ini dijual terpisah.
Fitur Modern
Fitur lainnya yaitu pencahayaan full LED dan DRL, port charger, panel instrumen berteknologi TFT sebesar 5 inci, windshield yang bisa diatur secara elektrik, Cornering ABS, Traction Control dan Cruise Control. Karena sudah menggunakan teknologi ride by wire, maka terdapat lima opsi riding mode. Ada Tour, Road, Rain, Sport dan off road.
Ada pula konektivitas telepon pintar MIA milik Piaggio Group, memungkinkan pengendara dapat mengontrol musik, panggilan telepon, dan navigasi. Serta Quickshifter up and down. Kedua perangkat tersebut dijual terpisah karena bagian dari opsional aksesori.
Untuk pasar Indonesia, Moto Guzzi Stelvio hanya tersedia satu warna yakni Giallo Savana. Harganya Rp850 juta OTR Jakarta. (BGX/TOM)
Baca juga: Test Ride Suzuki V-Strom 250SX: Jajal Kapabilitas Motor Tualang di Lintasan Off-Road
-
Jelajahi Moto Guzzi Stelvio
Model Motor Moto Guzzi
Jangan lewatkan
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
- Terbaru
- Populer
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
Kapasitas
1042
|
937
|
1043
|
649
|
798
|
Tenaga Maksimal
115
|
113
|
118
|
68.39
|
110
|
Jenis Mesin
V-Twin Cylinder, 4-Stroke, Liquid Cooled Engine
|
Testastretta L-Twin Cylinder, 8 Valve, 4-Stroke, Liquid Cooled Engine
|
4-Stroke,DOHC
|
4-Stroke, DOHC
|
Three Cylinder, 4-Stroke, 12-Valve
|
Torsi Maksimal
105 Nm
|
96 Nm
|
102 Nm
|
64 Nm
|
80 Nm
|
Jenis Penggerak
Shaft Drive
|
Chain Drive
|
Chain Drive
|
Chain Drive
|
Chain Drive
|
Ukuran velg depan
R19
|
R19
|
R17
|
R17
|
R17
|
Mode Berkendara
Road, Sport
|
Urban, Sport, Touring
|
Touring
|
Sport
|
Normal, Sport, Rain
|
Ground Clearance
-
|
-
|
150 mm
|
170 mm
|
140 mm
|
|
Tren Adventure Touring
- Terbaru
- Populer
Artikel Motor Moto Guzzi Stelvio dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature