Road Test Hyundai Stargazer Prime: Jempolan Buat Harian, SmartSense Mengejutkan
Hyundai Stargazer menjadi produk paling panas saat ini di pasar low MPV Indonesia. Diperkenalkan pertengahan 2022 dan menjadi jawaban Hyundai untuk pasar paling ramai peminat dan menawarkan beragam kelebihan di berbagai sisi.
KEY TAKEAWAYS
Review test drive Hyundai Stargazer Prime
Performa di dalam kota untuk harian layak diacungkan jempolMeski sudah mencicipi beberapa kali di berbagai kesempatan, Oto.com kembali mencobanya untuk mendapatkan impresi keseluruhan berkendara harian. Sebelumnya area yang dicoba adalah jalanan sekitar pabrik Hyundai di Cikarang, serta jalan tol luar kota Surabaya hingga Solo di ajang media test drive. Kali ini pengujian dilakukan di perkotaan dengan kondisi jalan beragam seperti kemacetan, jalan tol, serta jalan perumahan. Mari kita simak bersama bagaimana impresi Stargazer varian Prime ini digunakan untuk harian.
Desain dan Dimensi
Di atas kertas, Stargazer menawarkan panjang 4.460 mm, lebar 1.780 mm dan tinggi 1.695 mm dengan panjang sumbu roda 2.780 mm dan ground clearence 195 mm. Beberapa sentuhan modern lain hadir di area penerangan. Stargazer menggunakan lampu utama LED multireflektor dengan LED DRL yang memanjang di area depan kendaraan. Hyundai menyebut desain ini horizontal LED yang ikonik juga ditambah dengan lampu kabut di bagian bawah. Soal lampu ini sebenarnya ada satu perhatian. Desainnya yang dibuat menyatu antara lampu utama, sein dan lampu kabut sedikit menimbulkan pertanyaan apabila kendaraan mengalami benturan yang bisa merusak seluruh fungsi penerangan.
Bagian sampingnya hadir ban berukuran 16 inci dengan pelek model palang parametric. Melihat sisi samping Stargazer, terlihat bagian wheel arch berukuran besar dengan model mengotak. Sisi sampingnya ini memiliki aura SUV yang terasa kental dengan garis-garis tegas pada bodi samping. Beranjak ke belakang, hadir stoplamp model H dengan horizontal LED ikonoik. Bagian lampu sein dan lampu mundurnya masih menggunakan bohlam. Ornamen warna hitam diberikan di area lampu belakang yang menegaskan bentuk ikonik H pada Stargazer. Soal warna, Hyundai memberikan beragam pilihan mulai dari titan gray metallic, magnetic silver metallic, creamy white pearl, midnight black pearl, dragon red pearl dengan atap hitam, magnetic silver metalic dengan atap hitam, creamy white pearl dengan atap hitam, magrove brown pearl dan dragon red pearl.
Sedikit penilaian subyektif. Di pasar low MPV, desain Stargazer tampil berbeda jika dibandingkan dengan produk lain yang menggunakan pendekatan SUV pada kendaraan MPV. Bentuknya seperti Staria dengan dimensi yang lebih kompak, alias pendekatan van yang konvensional. Ini juga yang memberikan penilaian MPV ini sejujurnya diragukan terlihat masih menarik dalam beberapa waktu ke depan. Berbeda? Jelas. Namun apakah bertahan lama menarik minat? Masih jadi pertanyaan.
Namun di balik bentuk van yang dominan ini, terdapat alasan secara ilmiah terkait sisi aerodinamis. Hyundai menyebutkan nilai hambatan udara atau coefficient of drag (CoD) Stargazer ada di angka 0,33. Lebih baik dibandingkan New Xpander yang memiliki angka CoD 0,38. Bahasan soal penilaian desain ini tentu terbuka diperdebatkan dari waktu ke waktu.
Interior dan Fitur
Hyundai mendesain interior Stargazer untuk mengedepankan kenyamanan, utamanya soal keperluan keluarga berkendara yang gemar membawa banyak barang, praktis serta perhatian pada kebutuhan. Perhatian pertama saat memasuki baris pertama adalah banyaknya ruang penyimpanan di bagian dasbor. Dari sisi penumpang sudah terdapat tiga ruang penyimpanan untuk meletakkan barang bawaan. Kemudian cup holder hadir di masing-masing pintu serta konsol tengah. Dasbor sisi pengemudi bahkan bagian kanannya memiliki ruang untuk meletakkan telepon genggam yang memudahkan pengemudi saat berkendara.
Bahan plastik keras masih digunakan pada dasbor hingga door trim. Untungnya Hyundai memberikan detail menarik yang memperlihatkan kesan premium antara lain sentuhan silver pada beberapa bagian. Tidak lupa, kehadiran ambient light semakin memberikan pengalaman berkendara berbeda pada produk MPV ini.
Desain lingkar kemudi Stargazer menyerupai Creta. Tombol pengaturan audio, akses telepon, akses menu, cruise control dan pengaktifan fitur Hyundai SmartSense hadir di sisi kiri dan kanan. Sentuhan kenyamanan hadir dari penggunaan bahan kulit sintetis dengan diameter lingkar kemudi yang nyaman digenggam.
Layar meter cluster hadir dengan ukuran 4,2 inci dan tampilan atraktif dengan warna memberikan kesan tersendiri. Lewat layar ini beragam informasi juga terlihat jelas meski membutuhkan waktu untuk mengakses menu pengaturan soal kendaraan. Plus, Stargazer juga memiliki fitur tire pressure monitoring. Perlu sedikit penyesuaian melihat meter cluster ini terutama pada petunjuk putaran mesin. Angkanya selalu berubah cepat dengan satuan dipisahkan koma dan petunjuk perkalian 1.000 rpm. Meter cluser ini juga memberikan warna yang berbeda saat pengemudi mengakses mode berkendara yang dipilih. Perhatian khusus diberikan pada rumah meter cluster yang berbentuk kotak, tersambung dengan rumah head unit. Tidak dijelaskan maksud desain ini oleh Hyundai, padahal ukurannya termasuk besar dan terkadang membuat bertanya-tanya mengapa ada rumahan meter cluster sebesar ini.
Head unit berukuran 8 inci mengingatkan kepunyaan Creta. Soal menu dan kemampuannya pun terbilang mirip. Termasuk pengaturan sambungan telepon yang nantinya akan digunakan untuk fitur Bluelink. Soal kualitas suara audio cukup baik tanpa masalah meski tidak ada embel-embel merek audio tertentu seperti pada Creta. Head unit ini tersambung ke enam speaker di penjuru kabin.
Pengaturan AC hadir dari gabungan tombol fisik dan sentuhan. Tombol fisik hanya hadir pada pengaturan semburan dan suhu sedangkan untuk pengaturan sirkulasi, arah semburan, auto AC, off menggunakan panel sentuh yang cukup responsif. Bagian bawah pengaturan AC digital hadir port pengisian daya serta ruang untuk pengisian daya tanpa kabel. Pada kolom tengah hadir tuas transmisi, tombol mode berkendara dan kontrol traksi. Stargazer masih menggunakan rem tangan konvensional mode tarik yang cukup disayangkan mengingat fitur-fitur modern yang disematkan. Alasan penggunaan rem tangan konvensional kemungkinan karena harga.
Duduk di jok baris pertama kesannya cukup nyaman berkat penggunaan bahan kulit. Desain jok juga ergonomis menopang punggung selama mengemudi, terutama bagi tubuh dengan ukuran besar. Pengaturan maju mundur dan tinggi rendah hadir secara manual. Bagi pengemudi dengan tinggi badan 170 cm tidak ada masalah untuk mengatur posisi berkendara senyaman mungkin.
Pada baris kedua, Stargazer memberikan semakin banyak ruang penyimpanan. Pada varian Prime, terdapat saku penyimpanan di belakang kursi pengemudi dan meja lipat di belakang penumpang depan. Cup holder hadir di masing-masing pintu kiri dan kanan baik di bagian atas maupun bawah.
Formasi tempat duduk captain seat ditawarkan dengan tambahan biaya Rp1,5 juta. Hadir juga AC blower dengan tiga tingkat semburan. Selain itu pada bagian bawah terdapat dua port USB untuk pengisian daya gawai dengan ruang penyimpanan. Soal ruang kaki, cukup lapang. Ini karena kursi baris kedua bisa diatur maju dan mundur sesuai dengan kebutuhan. Kelapangan ruang juga terasa pada area kepala.
Bahasan soal baris ketiga dimulai dari cara masuk. Kursi baris kedua bisa dilipat dengan one tumble alias satu sentuhan tuas. Saat masuk ke baris ketiga, penumpang ditawarkan pegangan tangan yang hadir pada pilar C. Ini membantu penumpang masuk ke dalam dengan nyaman. Duduk di baris ketiga, ruang kaki tidak bisa dikatakan lega. Sebab penumpang baris ketiga harus berkompromi dengan penumpang baris kedua untuk mendapatkan kenyamanan. Selain itu, bahkan saat kursi baris kedua dimajukan maksimal, paha penumpang dewasa tidak tertopang seluruhnya alias sedikit terangkat.
Beruntungnya, jika bagasi belakang tidak digunakan, sandaran punggung baris ketiga bisa direbahkan hingga sekitar 60 derajat. Kenyamanan di bagian belakang hadir dari cup holder di sisi kiri dan kanan serta power outlet di bagian kanan. Kursi baris ketiga bisa dilipat rata lantai untuk menghadirkan ruang penyimpanan lebih besar yakni 585 liter dari 200 liter jika kursi baris ketiga ditegakkan.
Performa dan Konsumsi Bahan Bakar
Kini bahasan utama dari pengujian kali ini. Di atas kertas, mesin bensin 1.5L MPI 4 silinder 16 valve 1.497 cc yang digunakan mampu memuntahkan tenaga sebesar 115 ps pada 6.30 rpm dan torsi 144 Nm pada 4.500 rpm ke roda depan. Mesin ini dipasangkan transmisi iVT. Cara kerjanya berbeda dengan transmisi CVT biasa. Pada transmisi ini terdapat 2 katrol dan sabuk baja sebagai pengganti gir transmisi. Transmisi ini bekerja dengan modulasi tekanan sistem katrol pada transmisi sehingga dapat menyesuaikan tekanan dari pengemudi dan kondisi pengemudi.
Penjelasan sederhananya, transmisi ini menyimulasi perpindahan gir seperti transmisi otomatis serta menggunakan komponen sabuk rantai ketimbang sabuk dorong. Keunggulan ini membuat Stargazer menjadi lebih irit dalam konsumsi bahan bakar.
Penggambarannya dalam penggunaan harian, transmisi ini secara cepat mengantarkan tenaga di putaran rendah. Menyenangkan untuk berkendara di area kemacetan dan kepadatan kota. Pada jalan yang lebih lengang, transmisi ini secara halus mengantarkan tenaga hingga ke kecepatan tinggi. Gambarannya, untuk bergerak di kecepatan 100 km per jam, rotasi mesin hanya sekitar 1.800 sampai 1.900 rpm. Cukup impresif untuk penggunaan ke luar kota.
Soal konsumsi rata-rata, Oto.com menggunakan layar MID yang memberikan informasi AVG fuel kombinasi. Tercatat angka 12,7 km per liter tercatat selama berkendara sejauh 200 kilometer. Angka rata-rata ini beberapa kali memperlihatkan angka 14 sampai 15 km per liter saat di kemacetan. Paling impresif saat di jalan tol yang cukup lancar. Angka 20 km per jam dengan mudah didapat pada layar MID.
Sebagai perbandingan, dalam momen media drive dibuat pengetesan yang lebih ilmiah. Varian Prime Stargazer dengan transmisi iVT diberikan beban tambahan untuk menyamaratakan berat 300 kilogram. Pengujian juga tidak mematikan AC 25 derajat Celcius, semburan 1, berkendara dengan rata-rata kecepatan 80 km per jam, bahan bakan RON 92 dan mode berkendara Eco. Rute yang ditempuh adalah jalan tol mulai dari Rest Area Tol Perhutani Saradan KM 626B Jawa Timur menuju Rest Area Tol KM 519 B Sragen Jawa Tengah sejauh 106,3 kilometer. Hasilnya angka konsumsi 22,8 km per liter hadir di MID. Ada juga hasil pengujian dengan angka 30 kilometer per liter namun angka tersebut tercapai dengan beragam trik seperti tidak menyalakan AC, menjaga momentum jalan dan sebagainya.
Duduk di balik kemudi Stargazer sedikit mengingatkan pada Staria. Lingkar kemudinya terbilang nyaman di genggam dengan kaca besar di bagian depan yang landai layaknya MPV model van. Meski kaca depannya landai, sudut pandangnya cukup luas. Perhatian hadir pada pilar A yang cukup tebal dengan sudut kemiringan yang meminimalkan sudut buta. Untungnya, Hyundai memberikan jendela kecil untuk meminimalisir blind spot tersebut, plus kehadiran fitur Blind spot warning di kaca spion kiri dan kanan Stargazer.
Soal pengendalian, Stargazer cukup mudah untuk bermanuver. Hyundai menggunakan steering model column dengan motor driven power steering (C-MDPS) yang terasa presisi. Suspensinya pun bekerja meminimalkan gejala limbung. Penggunaan MacPherson Strut di depan dan Coupled Torsion Beam Axle (CTBA) di belakang menghadirkan karakter tebal pada suspensi, tidak terlalu keras juga tidak terlalu lembut untuk melibas beragam kontur jalan.
Perhatian utama tentu pada fitur keselamatan Hyundai SmartSense yang ekslusif hadir di varian Prime. Fitur ini terdiri dari high beam assist, forward collision avoidance assist, driver attention warning, manual speed limit assist, lane keeping assist, lane following assist, blind spot collision avoidance assist, rear cross traffic collision avoidance assist, rear view monitor, parking distance warning dan safe exit warning. Beberapa pengalaman menarik dengan fitur canggih ini antara lain operasional yang mengagetkan, terutama untuk teknologi pengereman otomatis yang bekerja tiba-tiba. Plus jika pengemudi tidak menset volume sensor ke mode Low, kejadian pengereman otomatis ini cukup memberikan kejutan tersendiri.
Masih ada fitur keselamatan dari pengereman ABS, electric stability control, brake assistance system, hill start assist control, vehicle stability management, dan emergency stop signal. Ada juga fitur seatbelet reminder, speed sensing auto door lock, impact sensing auto door unlock, child safety rear door lock, tire pressure monitoring system dan enam airbag.
Simpulan
Hasil pengujian harian dengan Stargazer Prime terbilang impresif. Hyundai memberikan standar yang cukup tinggi untuk produk sekelas, terutama dari sisi fitur keselamatan dan kenyamanan. Masih ada fitur BlueLink yang menghubungkan pemilik kendaraan dengan Stargazer miliknya lewat telepon genggam. Fitur ini terdiri dari beragam layanan mulai dari terhubung dengan operator, geofencing kendaraan, perawatan kendaraan dan akses fitur dasar kendaraan seperti menyalakan mesin, AC, dan menemukan posisi kendaraan. Hyundai juga memberikan beberapa program purnajual untuk kepemilikan Stargazer yang lebih baik. Misalnya customer protection program, payment protection program, new Stargazer replacement guarantee dan resale value guarantee.
Soal banderol, Stargazer Prime ditawarkan dengan harga Rp307,1 juta. Cukup kompetitif untuk low MPV dengan varian teratas. Harganya bersandingan dengan New Xpander dan juga Veloz terbaru. Masih ada varian di bawah seperti Style dengan harga Rp296,3 juta, Trend dengan tawaran transmisi manual Rp263,3 juta dan iVT Rp275,9 juta serta yang terendah yakni Active dengan harga Rp255,9 juta untuk transmisi iVT dan Rp243,3 juta untuk transmisi manual.
Bagi calon konsumen dengan bobot penilaian mencari efisiensi bahan bakar dan performa mesin, seluruh varian Stargazer layak dipertimbangkan. Namun bagi konsumen yang ingin merasakan sentuhan teknologi terkini Hyundai SmartSense, tentu harus memilih varian Prime. Soal teknologi ini juga yang membuat varian lain Stargazer menjadi kurang menarik.
Beragam hasil pengujian di atas semoga dapat membantu calon konsumen untuk memutuskan Stargazer sebagai pilihan produk low MPV keluarga. Tentu tidak ada produk yang sempurna namun dengan statusnya sebagai penantang baru di kelas LMPV Tanah Air, Stargazer sangat sulit untuk tidak dilirik dalam pilihan kendaraan baru saat ini.
(STA/TOM)
Baca juga: First Drive Hyundai Stargazer Prime: Mengutamakan Pengendalian dan Kenyamanan
Baca juga: Test Drive Hyundai Stargazer Prime: Keunggulannya Muncul saat Perjalanan Jarak Jauh
Jual mobil anda dengan harga terbaik
-
Jelajahi Hyundai Stargazer
Model Mobil Hyundai
Promo Hyundai Stargazer, DP & Cicilan
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Hyundai Stargazer Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
Mesin
1497
|
1499
|
1462
|
1329
|
1499
|
Panjang
4460 mm
|
4595 mm
|
4395 mm
|
4395 mm
|
4510 mm
|
Lebar
1780 mm
|
1750 mm
|
1735 mm
|
1730 mm
|
1750 mm
|
Tinggi
1695 mm
|
1730 mm
|
1690 mm
|
1665 mm
|
1695 mm
|
Ground Clearance
195 mm
|
225 mm
|
180 mm
|
195 mm
|
200 mm
|
Tempat Duduk
7
|
7
|
7
|
7
|
7
|
Jenis Transmisi
Manual
|
Manual
|
Manual
|
Manual
|
Manual
|
Sabuk Pengaman Belakang
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Radio AM/FM
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
|
Tren MPV
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil Hyundai Stargazer dari Carvaganza
Artikel Mobil Hyundai Stargazer dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review