Road Test BMW X5 xDrive40i xLine: Ber-DNA Sport (Part-2)
Cukup soal ragam gimmick yang tak ada habisnya bila dibahas di part-1, karena ada hal yang lebih penting dari sang bos SAV seharga Rp 1,489 miliar (off-the road). Kaitannya tidak lepas dari kecanggihan teknologi penginterfensi berkendara. Sudah pasti ada mode berkendara di setiap model BMW. Ingin mengemudi irit dapat memilih mode Eco Pro, untuk keadaan normal ada Comfort dan saat melaju kencang lebih menyenangkan di mode Sport dan Sport+. Semua mode menyesuaikan karakteristik respon throttle, bobot power steering dan perpindahan gear. Perubahannya sangat terasa terutama dari mode Comfort ke Sport.
Dari sekian pilihan itu, beruntung ada mode individual untuk pengaturan sesuka hati dan sesuai kebutuhan. Karena saya sangat membutuhkannya kala mencari setelan paling pas untuk mobil ini. Bukan tanpa sebab. Setidaknya mulai 7 tahun belakangan sejak regenerasi terakhir BMW, aspek kenyamanan yang ditawarkan mampu menyaingi Mercedes. Karakter sporty yang selama ini terbentuk, makin bias. Tidak hanya untuk pengemudi tapi juga bagi penumpang belakang. BMW semakin peduli dalam hal ini. Pengendaraannya halus, suspensi empuk cenderung mengayun, kenyamanan penumpang belakang pun terus ditingkatkan. Konversi ini terjadi di hampir semua kelas, 7-Series, 5-Series, 3-Series sampai lini SUV X-Series.
Itulah mengapa saya bersyukur ada pengaturan mode berkendara secara individual. Khususnya untuk setelan suspensi, saya lebih memilih mode Sport. Sebab bila dibiarkan di Comfort, terlalu membal dan berayun saat menghajar aspal tol Cipali yang bergelombang. Begitu berpindah ke Sport, pergerakan bodi jauh lebih mantap, tapi masih nyaman. Settingan setir, mesin, dan transmisi cukup di Comfort. Enak untuk kondisi jalanan dalam kota atau cruising di tol. Setir tetap komunikatif khas BMW namun dengan feedback sedikit minim. Setiap kontak di permukaan jalanan tersampaikan jelas ke genggaman tangan.
Kenyamanannya hampir setara 5-Series, minus bodi limbung pastinya. Tapi tidak parah, asalkan tetap di mode Sport tadi. Masih lincah dan cekatan diajak manuver pendek dalam aksi salip menyalip. Sesuai karakter pengendalian sebuah SUV. Tentu dengan ground clearance jangkung, travel suspensi panjang dengan tujuan utama menghadapi permukaan jalan bervariasi. Makanya bantingan keras itu wajar untuk SUV. Namun bila masuk ke dalam aspek kemewahan, pakem sebuah SUV konservatif akan luntur demi sebuah unsur kenyamanan. Toh ketinggian mudah saja diatur. Suspensi udara memungkinkan itu semua. Bila memilih mode makin sporty, suspensi pun makin ceper. Jika butuh mengangkangi rintangan di jalur off-road, bisa ditinggikan lagi.
Harus diingat, BMW X5 masih sesuai dengan DNA sport BMW, yang piawai di jalan aspal namun kurang cocok di medan off-road. Tampaknya bukan habitat yang cocok bila dilihat dari perawakannya. Lagipula, pemilik X5 pasti tidak sampai hati menceburkan ke sungai dan kubangan lumpur dalam. Sistem all-wheel drive permanen xDrive memang sudah menjadi fitur standar di X5 G05. Tapi lebih berperan sebagai safety menjaga traksi di keempat roda.
Cuma satu varian yang dijual, xDrive40i. Nyatanya inilah tipe paling rendah. Ada yang menyandang nomenklatur lebih kecil, tapi untuk varian diesel dan belum masuk. Angka 40 cukup intimidatif dan menandakan performa mesin beringas sesuai kapasitas mesin 4,0-liter. Seperti model Bimmer yang sudah-sudah, angka seolah gertakan belaka, tapi aslinya tidak begitu.
Menggendong mesin baru B58 6-inline 3.0-liter turbo yang padat tenaga maupun torsi hampir di setiap putaran. Berkat aplikasi Twin-Scroll Turbocharger, gejala turbo lag nihil layaknya mesin V8 naturally aspirated. Tenaganya 340 hp dengan torsi 450 Nm yang membuncah sejak putaran rendah. Transmisi otomatis 8-speed bekerja efektif dan pintar. Rasionya rapat, dengan cepat terus naik ke gear yang lebih tinggi tanpa meninggalkan gap kekosongan tenaga. Berakibat power band tersebar rata dan lebar, sangat berisi seolah tidak ada habisnya. Saat dibejek habis, gemuruh suara mesinnya mampu membuat desiran adrenalin semakin deras. Klaim akselerasi 0-100 km/jam secepat 5,5 detik sangat masuk akal. Seiring cepatnya juga tangki bensin terkuras. Sepanjang pengetesan, konsumsi didapat sebatas 7,7 km/liter untuk rute, kondisi dan perlakuan beragam. (Odi)
Baca Juga: Road Test BMW X5 xDrive40i xLine: Wibawa Sang Bos (Part-1)
Jual mobil anda dengan harga terbaik
-
Jelajahi BMW X5
Model Mobil BMW
Promo BMW X5, DP & Cicilan
GIIAS 2024
IMOS 2024
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Mobil Unggulan BMW
- Terbaru
- Populer
Video Mobil BMW X5 Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
Mesin
2998
|
1997
|
1995
|
1998
|
2999
|
Tenaga
381
|
197
|
270
|
252
|
367
|
Tempat Duduk
7
|
5
|
5
|
5
|
5
|
Jenis Transmisi
Otomatis
|
Otomatis
|
Otomatis
|
Otomatis
|
Otomatis
|
|
Tren SUV
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil BMW X5 dari Carvaganza
Artikel Mobil BMW X5 dari Zigwheels
- Motovaganza