Kawasaki Vulcan S

Sebagai motor cruiser bergaya klasik, tentu tak banyak fitur yang bisa diharapkan. Nyatanya Kawasaki Vulcan S masih cukup baik memberikan beberapa teknologi canggih. Yang paling terlihat tentu panel indikator kombinasi digital-analog. Jarum analog jadi penunjuk putaran mesin, sementara semua informasi lain disajikan lewat grafis digital lewat layar monokromatik.

Kami sepakat jika Kawasaki Motor Indonesia (KMI) menyebut desain motor ini eksklusif. Demikian adanya, dengan tampilan bergaya cruiser yang memang jarang diterapkan motor kebanyakan di tanah air. Vulcan S terlihat beda. Roda depan lebih besar dari belakang dan gaya berkendara yang sangat rileks, sungguh Cruiser sejati.

Desain cruisernya yang klasik didukung tampilan yang futuristik. Kami sebut demikian, karena terlihat frame teralis melengkungnya disusun sedemikian rupa hingga tersambung oleh suspensi belakang dengan geometri yang tak biasa. Keunikan itu yang membuat cruiser ini terlihat sangat canggih.

Ya, suspensi monoshock yang offset di belakang memang jadi sebuah pembeda yang sangat signifikan. Posisinya berada di tengah, tidak di sumbu roda seperti biasanya. Dimensinya juga besar hingga tampil menonjol dan jadi kesatuan dengan eksterior motor.

Knalpot dipasang secara horizontal, sangat datar. Posisinya juga sangat di bawah. Bagi kami terlihat sedikit janggal. Meski demikian, Kawasaki menjamin skema ini sangat akomodatif menyalurkan sisa pembakaran secara optimal dengan membuat penumpang maupun rider tetap nyaman.

Unit penghasil tenaga yang bersemayam 649 cc 2-silinder. Kawasaki menyebutnya parallel twin engine karena konfigurasi mesin sejajar, bukan berlawanan (V-Twin). Mesin ini dipadankan dengan transmisi manual 6-percepatan, namun belum slipper clutch. Sungguh disayangkan, karena model yang lebih murah dari Kawasaki sudah terpasang kopling yang lebih ringan pengoperasiannya ini.

Mesin tadi mampu menghasilkan tenaga hingga 63 PS di level 7.500 rpm. Torsinya tentu besar juga, 64 Nm yang memuncak di 6.400 rpm. Dari spesifikasi di atas kertas itu, terlihat grafiknya memang disesuaikan untuk jenis motor penjelajah, bukan sport yang mengedepankan akselerasi.

Pemandu suhu mesinnya radiator berisi cairan, suatu hal yang wajib bagi mesin sebesar itu. Meski sudah diberi radiator dengan kapasitas besar, namun beberapa review di tanah air masih menyebut hawa panas tetap saja mudah mengintrusi rider saat motor di kondisi berhenti. Mungkin perlu ada penyesuaian khusus untuk radiator Vulcan S di Indonesia yang iklimnya tropis.