Yamaha WR155 R dan Honda CRF150L, Siapa Lebih Unggul?
Kala menghadapkan Yamaha WR155 R dengan Kawasaki KLX150, mungkin agak kurang menggugah. Mengingat yang satu sudah injeksi dan bertabur fitur modern. Sementara satunya masih memakai karburator dengan perangkat-perangkat konvensional. Berangkat dari situ, kami rasa ada yang lebih pantas disandingkan: Honda CRF150L. Apa yang mereka punya cukup sebanding. Kisaran harganya pun kurang lebih mirip, bermain di angka Rp 30 jutaan. Namun jika diulas detil, sebetulnya siapa yang lebih unggul?
Performa
Menilik sektor performa, boleh jadi banyak yang menganggap sama saja. Karena mereka seragam, memakai mesin 150 cc, serta memiliki sistem suplai bensin injeksi. Namun sebenarnya banyak hal detil yang jauh berbeda, hingga menciptakan selisih output signifikan.
Dimulai dari yang paling dasar, volume silinder bersih. Mesin SOHC CRF150L memiliki kubikasi 149,15 cc, dengan ukuran diameter x langkah (57,3 x 57,8 mm). Lebih kecil dari WR, yang memakai komposisi silinder 155 cc dan diameter x langkah (58 x 58,7 mm). Plus dilengkapi sistem buka tutup katup bervariasi atau disebut Variable Valve Actuation (VVA). Belum usai, rasio kompresi WR 155 R mencapai 11,6:1 dan jumlah katupnya ada empat. Sangat padat. Sementara trail jagoan Honda hanya memiliki dua katup dan kompresi 9,5:1.
Selain itu, penyaluran tenaga juga beda. Walau sama-sama manual, si garpu tala memiliki enam gigi. Ia menjadi satu-satunya yang pakai susunan ini, karena CRF dan kompetitor lain masih mengusung lima gigi. Terakhir, sistem pendinginan trail Yamaha sudah jauh lebih unggul, pakai radiator. Lawannya, masih bergantung udara semata.
Atas ramuan tadi, jelas hasil produksi daya berbeda. Penggaruk tanah Yamaha sanggup memompa daya 16,4 hp/ 10.000 rpm dan torsi 14,3 Nm/ 6.500 rpm. Selisih cukup jauh dengan CRF yang hanya sebesar 12,72 hp/ 8.000 rpm dan tenaga dorong 12,43 Nm/ 6.500 rpm. Walau baru di atas kertas, kami cukup yakin translasi di aspal juga terasa. Karena gap 4 hp dan 2 Nm di kuda besi itu lumayan besar.
Rancang Bangun
Soal struktur utama, sama-sama ditopang rangka semi double cradle. Arsitektur ini lumrah digunakan motor trail. Tak lain karena terkenal dengan kekokohan dan ketangkasannya (kaku). Lain lagi mengenai peredam kejut. CRF setingkat lebih unggul dengan fork model upside down 37 mm. Suspensi depan WR memang memiliki diameter tabung lebih besar, 41 mm. Namun jenisnya teleskopik standar.
Masing-masing sebetulnya memiliki fungsi tersendiri. Peredaman inverted fork, seharusnya lebih baik, berkat posisi tabung besar berada di atas. Namun akan terasa lebih kaku. Sebaliknya, model teleskopik bisa memberi feedback lembut, tapi getaran di tangan bakal lebih terasa. Jadi sesuaikan saja dengan kebutuhan. Jika memacu motor kencang di track offroad, shock terbalik itu bisa dibilang lebih relevan. Sementara saat bertualang secara perlahan di medan tanah atau batu, teleskopik pun sudah cukup.
Beranjak ke bagian roda, mereka berdua memiliki ukuran sama persis. Mengusung komposisi ban 21-18 dengan profil 2,75 inci di depan dan 4,1 inci di belakang. Masing-masing juga memiliki alur ban semi pacul, yang masih relevan digunakan di dua medan. Hingga urusan penahan laju pun serupa. Disc brake wavy tertera di depan (240 mm) dan belakang (220 mm). Dan tentu tanpa sensor ABS.
Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Honda CRF150L
Setelah semua itu, ada lagi hal krusial yang perlu dipertimbangkan: Dimensi dan bobot. Kata kuncinya, semakin kompak semakin baik. Mengingat untuk melalui medan tanah, membutuhkan usaha besar menahan beban motor.
Urusan ini, CRF pemenangnya. Total dimensi jauh lebih kompak, yakni (PxLxT) 2.119 mm X 793 mm X 1.153 mm. Jarak jok ke tanah juga 869 mm, serta beratnya 122 kg. Coba bandingkan dengan WR yang memiliki total ukuran (PxLxT) 2.145 mm x 840 mm x 1.200 mm, jarak jok ke tanah 880 mm, serta berat 134 kg. Dengan itu, CRF mestinya bisa lebih mudah dikontrol.
Namun, soal daya jelajah Yamaha tergolong lebih memadai. Dikarenakan kapasitas tangki bensin sebesar 8,1 liter. Sementara Honda hanya punya volume 7,2 liter. Tentu untuk kebutuhan tualang, daya tampung bahan bakar turut menjadi aspek konsiderasi.
Fitur
Dalam konteks motor trail, fitur elektronik canggih jarang jadi sorotan. Tapi WR maupun CRF kelihatannya tak mau terlena dengan itu. Mereka memasang panel digital untuk menginformasikan status kendaraan. Yang jadi pertanyaan, canggih mana?
Jika diperhatikan, tampilan informasi WR155 R jauh lebih lengkap. Dari speedometer, putaran mesin, takometer, penunjuk waktu, tripmeter, penghitung konsumsi bahan bakar rata-rata, hingga indikator transmisi tersaji. Lantas CRF terbatas, hanya speedometer, indikator bensin dan trip meter. Otomatis simpulannya, Yamaha lebih canggih dan informatif.
Desain
Soal desain, kami serahkan pada Anda. Karena hal ini terlalu subjektif untuk disimpulkan. Masing-masing mengarah ke tema leluhurnya di masa lalu. Berikut warna khas yang digunakan. Persepsi bagus yang mana, sila simpulkan sendiri. Namun ada satu hal yang membuat CRF unggul. Opsi warnanya lebih banyak, mudah menyesuaikan selera.
Simpulan
Bicara performa mesin dan fitur, WR jelas berada di tingkatan lebih atas ketimbang CRF. Anda yang suka melaju kencang, mestinya puas menunggangi WR. Namun saat mengarungi medan offroad, kami rasa trail Honda bakal lebih relevan untuk postur standar, karena bobot dan dimensi jauh lebih ringkas. Plus sudah memakai fork upside down, untuk kualitas redaman yang lebih baik.
Masuk ke paradigma harga, Yamaha melego motor ini agak tinggi, Rp 36,9 juta OTR. Sementara Honda berkutat di angka Rp 34,120 juta OTR. Selisih Rp 2,8 juta lumayan besar. Apalagi jika ingin meluangkan budget untuk modifikasi. Namun kembali lagi, sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. (Hlm/Ano)
Baca juga: Angsuran Yamaha WR155 R Termurah, Mulai Rp 1,3 Jutaan
Komparasi Yamaha WR155 R vs Kawasaki KLX 150L
Model Motor Yamaha
Promo Yamaha WR155 R, DP & Cicilan
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
Kapasitas
155
|
64
|
149.15
|
144
|
144
|
Tenaga Maksimal
16.4
|
-
|
13
|
11.1
|
12
|
Jenis Mesin
Single Cylinder, 4-Stroke, 4-Valves, Liquid Cooled SOHC VVA Engine
|
Single Cylinder, 2-Stroke Engine
|
4-Step, SOHC, 1-Cylinder
|
Single Cylinder, 4-Stroke, 2-Valve, Air-Cooled, SOHC Engine
|
Single Cylinder, 4-Stroke, Air Cooled
|
Torsi Maksimal
14.3 Nm
|
-
|
12.43 Nm
|
12 Nm
|
11.3 Nm
|
Diameter x langkah
58 mm x 58.7 mm
|
44.5 mm x 41.6 mm
|
57.3 mm x 57.8 mm
|
58.0 mm x 54.4 mm
|
58 mm x 54.4 mm
|
Jumlah silinder
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
|
Tren Off Road
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Motor Yamaha WR155 R dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature
Bandingkan
You can add 3 variants maximum*- Merek
- Model
- Varian