First Ride Honda Genio: Sensasi Skutik Stylish untuk Pemula
Honda Genio diposisikan sebagai skutik entry level. Menurut AHM, motor ini didesain bagi para kaum milenial atau generasi Z. Karakternya yang dinamis, diterjemahkan dengan memberikan ragam pilihan warna dan model atraktif. Bobot motor yang ringan dan praktis, cocok digunakan siapapun. Termasuk pemula.
Saat peluncurannya, AHM memaparkan Genio secara lengkap dari mulai segmentasi, teknologi, dan harga. Yang paling penting, awak media dipersilakan untuk mengujinya langsung di halaman parkir salah satu hotel. Tentu kami tak melewatkan kesempatan itu. Langsung daftarkan nama dan menunggu giliran.
Tersedia arena uji coba yang tidak terlalu besar. Namun terdapat beberapa rintangan guna membuktikan kemampuan skutik teranyar ini. Mulai dari Cone yang diletakkan untuk manuver tajam, polisi tidur tiga baris tinggi, trek lurus sepanjang 100 meter dan tikungan “U”.
Setelah tiba giliran, kami langsung menghampiri panitia untuk menanyakan aturannya. Mereka mensyaratkan kami menggunakan safety gear lengkap. Semacam jaket tebal, helm full face, sarung tangan serta protektor kaki dan sikut. Benda-benda tadi memang sangat penting digunakan untuk pengujian.
Hal pertama yang terasa, motor terasa sangat kompak, ringan, sekaligus ergonomis. Bobot total hanya 89kg. Jika dibandingkan saudara-saudaranya, ia paling ringan. Scoopy dan Beat, misalnya, beratnya sekitar 90kg-an. Tingginya juga bersahabat, 740mm. Postur tubuh 170cm seperti kami, sanggup menapak tanah dengan sempurna.
Kunci kontak diputar, tombol starter ditekan. Mesin langsung menyala. Dan Genio ini sudah dilengkapi dengan sistem ACG. Suaranya khas motor Honda bermesin 110cc. Halus dengan sedikit imbuhan “blar” saat di gas.
Rintangan pertama, cone, yang diposisikan untuk manuver. Di situ sangat terasa kelincahan motor meliuk-liuk. Tidak ada kesulitan sama sekali untuk mengendalikannya. Rangka eSAF (enhanced Smart Architecture Frame) baru terbukti ringan dan lincah. Menurut klaim mereka, konstruksi seperti ini memang delapan persen lebih ringan ketimbang yang sudah ada. Bentuknya juga berbeda, berupa lempengan-lempengan besi yang dipadatkan. Lalu di press serta dilas dengan laser welding.
Polisi tidur tiga baris berdempetan jadi menu kedua. Ini cukup merepresentasikan keadaan di jalan umum. Bahkan bisa jadi lebih. Relevan untuk menguji redaman suspensinya. Bagaimana hasilnya? Hampir sama dengan Scoopy, karena memang mengadopsi garpu teleskopik serupa. Kualitas peredaman tak ada masalah, nyaman dan empuk. Sementara bagian belakang juga sama. Shock breaker tunggal menopang dengan setelan mati alias tak bisa diatur levelnya.
Lanjut melalui tikungan “S”, tiba saatnya untuk mengetes akselerasi. Saat trek kosong, langsung kami tarik gas penuh dari keadaan diam. Putaran bawah benar-benar mengisi. Wajar, ia menggunakan teknologi eSP (enhanced Smart Power) baru.
Yang membedakan dengan motor lain, proporsi diameter silinder dan panjang langkahnya. Mesin 110cc SOHC dibuat benar-benar over stroke (47x63,1mm). Makanya sangat agresif dari putaran awal hingga menengah. Tapi saat sudah melaju kencang, baru terasa hilang. Track lurus sepanjang 100 meter mencatat kecepatan 60kpj. Ini sudah kami lakukan berulang kali dan tak pernah lebih dari itu.
Dari sini bisa disimpulkan, performanya memang cocok untuk digunakan di dalam kota dengan keadaan stop and go. Karena tenaganya muncul sejak putaran bawah. Kalau untuk jarak jauh dan mengejar topspeed, rasanya tak mampu. Lagi pula, dalam catatan Honda pun, kecepatan maksimal hanya 94kpj.
Usai melaju kencang, kami menguji rem dengan keras di ujung tikungan. Dan saat itu, sistem CBSnya bersinergi dengan baik. Dengan hanya menarik tuas kiri, rem belakang teromol dan disc brake depan bekerja secara bersamaan. Sayang, tak ada ABS.
Setelah bicara teknis performa, mari bahas fitur dan desainnya. Motor, kami posisikan diam sembari melihat-lihat dan menelanjanginya. Pertama, panel meternya. Bentuk bulat seperti itu sebetulnya keren apalagi dimensinya besar. Tapi sayang, layar digitalnya hanya sebuah persegi panjang kecil yang berada di dalamnya. Bahkan ini tak sampai memakan tempat setengahnya. Tampilan monitor juga membosankan, monokrom. Urusan informasi yang disajikan, berupa hal-hal fundamental layaknya speedometer, odometer, dan fuel gauge. Tak ada lagi selain itu.
Di luar screen, masih tersedia ruang banyak. Hal itu dimanfaatkan Honda untuk membubuhi sensor lampu, sein, ECO ride dan idling start/stop. Nah, khusus untuk tipe CBS-ISS ini sudah ada fitur penghemat bahan bakar. Bisa pula dinyala-matikan menyesuaikan kebutuhan berkendara. Kalau indokator ECO sendiri, bakal berkedip saat gas diputar banyak. Sedangkan saat melaju santai, nyalanya statis. Mengindikasi, Anda sedang berkendara seacara efisien.
Beranjak ke ruang kompartemen, Genio menyediakan beberapa tempat penyimpanan. Laci depan, misalnya, baik di kiri maupun kanan cukup dalam. Untuk menyimpan sarung tangan, minuman kemasan atau gawai yang agak besar pasti cukup. Tapi sayang tidak ada tutupnya. Jadi, hati-hati kalau lupa menyimpan barang.
Lanjut ke bagasi, membukanya sudah melalui tombol mekanik. Di dalam sini, terdapat ruang 14 liter yang cukup besar untuk menyimpan jas hujan, tas, jaket atau semacamnya. Tapi tidak muat kalau untuk helm apapun. Agak tersembunyi, ternyata ada soket 12V dipasangkan di dalam bagasi. Menurut Honda, posisi ini dipastikan aman walaupun dekat dengan tangki bahan bakar. Pun jika hujan, power output itu juga memiliki penutup rapat dilengkapi per. Jadi tak perlu khawatir terjadi hubungan pendek.
Terakhir desainnya. Pasti menuai kontroversi, dari yang suka dan tidak. Dan yang dijadikan pembanding langsung adalah Honda Scoopy, sang kakak kelas. Wajar saja, garis desainnya menurut kami masih mewariskan kontur sang kakak. Tapi dengan gaya yang berbeda. Aksen mengotak tersimak dimana-mana. Singkat kata, “Scoopy yang di kotak-kotakkan”. Alhasil Genio tampil lebih sporty, modern dan sedikit menjauh dari aura retro.
Terlihat mulai dari penggunaan lampu depan kotak dengan sudut tajam. Modelnya menurut kami keren, dengan mengadopsikan separator di tengah ala motor Italia masa kini. Hal itu merupakan pemisah antara high beam dan lampu utama. Bagian ini sudah full LED. Sayang, sein dan stoplamp masih menggunakan bohlam biasa.
Lalu bagian shield, tepong serta buritan. Semuanya memiliki aksen lekukan tegas tak seperti Scoopy. Karakter yang tercipta jadi lebih agresif. Kalau pecinta motor retro, kami rasa tak bakal suka. Apalagi pelek yang digunakan bermodel palang, mirip kepunyaan Vario lawas. Dengan laburan titanium dan balutan ban 14 inci, semakin jelas ia ingin meninggalkan kesan klasik.
Baca Juga: Spesifikasi Lengkap Honda Genio
-
Jelajahi Honda Genio
Model Motor Honda
Jangan lewatkan
Promo Honda Genio, DP & Cicilan
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Populer
Video Motor Honda Genio Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
Kapasitas
110
|
109.5
|
109.5
|
124.8
|
109.7
|
Diameter x langkah
47 mm x 63.1 mm
|
47 mm x 63.1 mm
|
47 mm x 63.1 mm
|
52.4 mm x 57.9 mm
|
53.5 mm x 48.8 mm
|
Jenis Mesin
Single Cylinder, 4-Stroke, SOHC Engine
|
Single Cylinder, 4-Stroke, Air-Cooled, SOHC
|
Single Cylinder, 4-Stroke, Air Cooled SOHC Engine
|
4-Step, SOHC, eSP, Liquid Cooling Engine
|
4-Stroke, SOHC
|
Indikator Lampu
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
|
Tren Scooter
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Motor Honda Genio dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review