Edukasi Mengendarai WR 155 R, Yamaha Buka Off-Road School Experience
Mengendarai motor bergenre dual purpose tidak sama dengan motor matic, bebek atau sport. Apalagi jika dilakukan di habitat aslinya off-road. Kombinasi postur tinggi motor trail serta medan offroad dinamis membutuhkan teknik khusus. Guna mengedukasi langsung dalam mengendalikan WR 155 R -- motor andalan di segmen adventure -- PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing mengadakan program Off-Road School Experience, melalui Yamaha Riding Academy. Program ini tak terbatas hanya untuk undangan. Para pemilik motor hingga calon konsumen bisa mengikuti tanpa dipungut biaya.
Anton Widiantoro, Public Relation YRA PT Yamaha Indonesia Motor Mfg, mengungkapkan alasan di balik program ini. "Mengendarai motor off-road ini mungkin mudah dikendarai. Tapi mengendarai itu dengan benar tidak mudah. Itu alasan kami memiliki program edukasi untuk orang yang memiliki keinginan naik trail. Dan juga, kebanyakan dari para pecinta off-road, trabas, rata-rata belajar secara otodidak. Bukan melalui proses edukasi seperti ini terlebih dulu," ungkap Anton Widiantoro di arena track milik Cargloss, Rabu (10/03) lalu.
Ia menambahkan bahwa Yamaha merupakan yang pertama punya kurikulum semacam ini. Program tak terbatas undangan. Para konsumen dipersilakan mengikuti tanpa dipungut biaya. Mereka pemilik WR 155 R tapi belum punya pengalaman berkendara off-road bisa ikut pembelajaran di sirkuit milik Cargloss, Citeureup, Bogor. Supaya mendapat teknik benar di bawah bimbingan instruktur berpengalaman.
Menariknya, calon konsumen yang belum punya motor juga bisa mengikuti program. Dan mendapat pengalaman serupa. Paling tidak, sebulan bakal dilaksanakan dua kali. Sementara satu event dibatasi hingga sepuluh peserta.
Prosesi Belajar Hingga Praktik ke Hambalang
Kami, awak media, juga diundang untuk merasakan langsung proses belajar satu per satu. Dimulai dari arena off-road milik Cargloss tepat di belakang pabriknya. Instruktur mengajarkan di track tertutup untuk dasar-dasar pengendalian dan cara menaiki terlebih dulu. Tentunya dengan serangkai protektor tubuh disediakan pihak penyelenggara.
Sang instruktur, langsung mempertontonkan cara menaiki motor. Baik untuk pemilik postur tinggi maupun pendek. Menurutnya, jika dilakukan dengan benar tubuh Yamaha WR 155 R nan tinggi -- jarak jok ke tanah 880 mm -- tak bakal menyulitkan.
Usai memperhatikan demo cara naik dan berkendara, diwajibkan melakukan pemanasan tubuh. Sebab berkendara off-road bakal banyak menggerakkan tubuh. Selesai itu, kami berputar-putar di track tanah untuk membiasakan diri. Mengenal karakter motor juga beradaptasi dengan keadaan tubuh lengkap protektor. Agak butuh pembiasaan, sebab intuisinya berbeda – terutama untuk menginjak persneling dan rem kaki – lantaran model sol sangat tebal.
Kegiatan dari pagi hingga tengah hari masih di dalam sirkuit. Habis itu, diajarkan untuk cara mengatur momentum pindah gigi di track tanah nan licin. Serta merta tata cara pengereman. Sekaligus berbelok dengan posisi tubuh yang melawan arah. Berdiri di atas motor tak luput jadi pembelajaran penting karena menjadi variabel krusial kalau hendak melibas permukaan berlubang atau berbatu.
Baca juga: Yamaha Thailand Rilis WR155R di Bangkok International Motor Show 2020
Setelah itu, kami diajarkan slalom melewati susunan cone. Tampak seperti mudah, namun nyatanya ada teknik khusus. Di sini, edukasinya tentang bagaimana tetap membuat motor stabil dalam keadaan manuver tajam di permukaan tanah. Buka tutup gas, serta gerakan tubuh memengaruhi. Dan sesi latihan dilakukan sembari duduk maupun berdiri.
Lanjut lagi belajar menanjak tajam dan turun curam. Posisi gear tentunya harus di keadaan rendah. Kala menanjak, wajib berdiri dan mengedepankan tubuh serta mengapit tangki dengan lutut. Supaya beban motor tidak terlalu banyak di belakang dan wheelie. Sebaliknya, turun curam mengharuskan badan ditarik ke belakang. Agar tak terjungkit ke depan.
Belum usai. Masih ada ujian praktik berikutnya, yakni melalui sirkuit beberapa putaran. Semacam trek balap cross. Lanjut ke arena off-road merepresentasikan keadaan di keadaan nyata. Tanjakan curam, turunan, serta beberapa lumpur tersedia. Dan menjadi sesi akhir sebelum masuk ke alam bebas.
Menu utama tentunya bukan sampai situ. Kami, diajak pergi keluar lokasi pabrik untuk mengunjungi jalur off-road Hambalang. Berada sekitar sepuluh menit dari kawasan milik Cargloss. Karena sudah dibekali pembelajaran, semua sekadar dipandu arahnya. Dilepaskan satu per satu untuk mencicip langsung WR155R di belantara.
Jalur masuk dipenuhi kerikil dan gumpalan batu besar. Untungnya angin ban telah dikurangi agar memudahkan manuver di sana. Satu per satu obstacle kami lalui dengan mudah. Malah kadang sengaja membuka selongsong gas besar-besar. Toh, untuk menuntaskan yang seperti ini butuh percaya diri. Jika ragu malah bisa terjatuh.
Semakin brutal, bebatuan licin berpadu tanjakan dan turunan. Dicampur kubangan air serta lumpur pekat. Tanpa ragu, itu semua dilalui – sembari menikmati hilang kendali di roda belakang – alias banyak “ngepot”. Tapi tentu saja tidak jatuh, karena mulai terbiasa dengan karakter motor. Terus menanjak, hingga ditutup tanjakan tanpa celah. Alias semua berbatu besar dan sangat licin. Kami hampir terjatuh, namun karena terus memutar selongsong motor kembali stabil. Dan itu adalah salah satu trik untuk selamat dari hilang kendali: terus memuntir gas!
Baca juga: Yamaha Belum Berencana Tambah Varian WR 155 R
Spesifikasi WR 155 R
Mesinnya yang berkapasitas 155 cc, 1-silinder, SOHC ternyata mampu menaklukan trek dengan mudah. Apalagi dengan adanya teknologi katup variabel (VVA), tak ada efek jeda atau kehilangan daya kala mendaki. Torsinya pun terasa di tiap putaran mesin. Kalau dilihat dari catatan pabrik, ia mampu menghasilkan tenaga sebesar 16,7 hp @ 10.000 rpm dengan torsi maksimum 14,3 Nm @ 6.500 rpm. Dibanding rival, tenaga motor WR paling besar. Ditambah sproket belakangnya (gir belakang) pakai 51 mata.
Jika teman-temannya masih mengandalkan udara sebagai pendingin suhu mesin, WR selangkah di depan. Sudah terpasang radiator, meredakan panas tatkala piston terus dipacu. Struktur pun sepenuhnya baru, memakai model double cradle sesuai spesies trail. Bukan Delta Box. Konstruksi seperti ini dikenal memberi keseimbangan lebih baik sekaligus rigid saat dipakai main tanah maupun aspal.
Suspensinya pun memiliki travel paling panjang. Meski jenisnya teleskopik, diameter tabungnya besar dan kokoh. Wajar jika menginjak sesuatu seperti tak terasa. Begitu pula penopang belakang, tak kalah hebat.Impresi terhadap teknologi dan teknis menusuk kawan-kawan trail dari Jepang. Mutlak menang.
Fitur juga sangat cukup. Instrumennya paling besar dan sudah full digital. Semua display terbaca baik. Dan yang paling penting, punya menu komplet. Hingga informasi konsumsi bahan bakar real time dan rata-rata saja ada. Hanya saja memang, dimensinya paling jangkung berikut bobot sedikit lebih berat dari rival. Butuh penyesuaian khusus apalagi kalau memiliki tubuh kecil.
Datang paling akhir di segmen ini, Yamaha WR 155 R juga hadir tanpa opsi. Hanya ada satu varian pada trail jagoan mereka. Bagi yang berharap dalam waktu dekat jenisnya bakal variatif, harus bersabar dulu. Karena sampai sekarang, Yamaha Indonesia belum berencana menambahnya. Yamaha belum tergugah untuk mengobrak-abrik basis WR. Responsnya masih dinilai positif. Oh ya, untuk harga, Yamaha membanderol WR 155 R seharga Rp 36,9 juta (OTR Jakarta). Ada dua warna yang ditawarkan, Yamaha Blue dan Yamaha Black. (Hlm/Raju)
Baca juga: Test Ride Yamaha WR 155 R: Eksplorasi Cipamingkis, Cari Kejutan Tualang Akhir Pekan
-
Jelajahi Yamaha WR155 R
Model Motor Yamaha
Promo Yamaha WR155 R, DP & Cicilan
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
Kapasitas
155
|
64
|
149.15
|
144
|
144
|
Tenaga Maksimal
16.4
|
-
|
13
|
11.1
|
12
|
Jenis Mesin
Single Cylinder, 4-Stroke, 4-Valves, Liquid Cooled SOHC VVA Engine
|
Single Cylinder, 2-Stroke Engine
|
4-Step, SOHC, 1-Cylinder
|
Single Cylinder, 4-Stroke, 2-Valve, Air-Cooled, SOHC Engine
|
Single Cylinder, 4-Stroke, Air Cooled
|
Torsi Maksimal
14.3 Nm
|
-
|
12.43 Nm
|
12 Nm
|
11.3 Nm
|
Diameter x langkah
58 mm x 58.7 mm
|
44.5 mm x 41.6 mm
|
57.3 mm x 57.8 mm
|
58.0 mm x 54.4 mm
|
58 mm x 54.4 mm
|
Jumlah silinder
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
|
Tren Off Road
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Motor Yamaha WR155 R dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature