Uji Konsumsi BBM Mitsubishi Xpander Cross Premium Package A/T, Seberapa Irit?
Mitsubishi Xpander Cross mewakili varian termahal di lineup LMPV berlogo Tiga Berlian. Ia dapat dijadikan jawaban bila berharap fitur konektivitas kekinian, pendukung keselamatan berkendara, berikut ground clearance tinggi. Kaki-kaki sedikit keras, tapi tidak sampai signifikan mengurangi kenyamanan. Tetap nikmat dengan suguhan bantingan berkelas, bukan barang picisan.
Satu pilihan yang patut dipertimbangkan, memang. Dengan banderol sampai Rp 292,7 juta untuk model termahalnya – Premium Package A/T – ia menduduki posisi puncak di antara lawan sejenis berdasarkan harga. Sebagai bahan hitung-hitungan tambahan Anda, simak konsumsi bahan bakar nyata berikut ini.
Dinamika Dalam Kota
Persis serupa keluarga Xpander lain, ia dibekali pemacu 4 silinder DOHC 16 Valve berteknologi MIVEC. Tingkatan output berada di spektrum moderat, bukan hebat. Dari empat ruang bakar terlontar tenaga 105 PS di putaran 6.000 rpm bersama torsi puncak 141 Nm di 4.000 rpm. Unggul tipis dari Toyota Rush atau Suzuki XL7 di atas kertas – masing-masing menorehkan 104/PS/136 Nm dan 104,7 PS/138 Nm. Penyaluran lalu terlaksana ke roda depan melalui transmisi otomatis empat percepatan.
Impresi performa biasa saja. Mungkin lebih nikmat dalam format perpaduan girboks manual. Pasalnya, respons tenaga terasa tertahan dan kurang cekatan. Bukan berarti payah, lagipula mau diajak berlari secepat apa juga? Sama sekali tidak akan merasa kekurangan meski harus melibas tanjakan sekalipun. Tendangan dari posisi diam tetap kuat berkat rasio gigi bawaan.
Kalau performa tidak dibuat begitu hebat, ada harapan setidaknya konsumsi BBM menyesuaikan. Untuk itu, saya ajak si MPV bergaya tangguh mengarungi perkotaan di hari kerja. Bensin diisi penuh satu kali klik sebagai titik dasar perhitungan. Tak lupa mereset trip meter dalam MID digital untuk bahan kalkulasi akhir.
Baca juga: Mitsubishi Outlander PHEV Dijual di Filipina, Harga Lebih Murah dari Indonesia
Perjalanan dimulai siang hari, di bawah teriknya matahari menyusuri jalur arteri Kota Jakarta. Menyinari persis di atas aliran utama lintasan penyambung bisnis. Pusat hiruk-pikuk yang dikelilingi pohon beton dan pencakar tinggi pencipta angan. Di tengah suasana pandemi, kondisi tidak kosong melompong siang itu. Tidak padat merayap juga. Ramai lancar, boleh dibilang kapasitas jalan serbalebar terisi 50 persen. Yang pasti kebanyakan orang masih berada di balik bilik kerja atau mungkin di rumah masing-masing.
Lanjut ke saat mereka mulai keluar, mencari makan siang atau rehat sejenak di tengah tumpukan pekerjaan. Perlahan kepadatan bertambah, sedikit saja. Satu jam setengah pun berlalu di kondisi jalan setengah penuh tanpa terasa, puas trip meter menuliskan angka 40,5 km. Di titik ini, hitungan mandiri Xpander Cross mencatatkan 11,7 km per liter. “Lumayan juga” komentar saya dalam hati.
Kurang greget kalau menguji di Ibu Kota tanpa hiasan kemacetan. Pusat perdagangan jadi incaran. Sesuai ekspektasi, area Tanah Abang begitu ramai. Penuh sesak hingga untuk maju pun hanya selangkah atau dua per lima menit. Pedagang dengan inventaris berkarung-karung seliweran, juga para pejalan kaki tumpah sedikit ke jalan. Lepas dari situ kondisi berangsur membaik.
Begitu kira-kira kombinasi jalan yang dilalui. Sebagian ramai lancar, sebagian penuh sesak, namun tidak pernah kosong melompong. Cukup untuk menggambarkan dinamisme komutasi perkotaan. Situasi serupa terus ditantang tanpa henti hingga matahari terbenam. Sampai mengikuti arah mayoritas pejuang ibu kota pulang. Macet? sudah pasti, tapi tidak begitu parah. Masih mudah dijalani. Pas di titik 100,4 km rasa penasaran seberapa banyak ia menenggak bensin terobati. Diisi penuh hingga satu klik, ia melepas dahaga dengan 6,895 liter bensin.
Ada signifikansi antara hasil otak komputer dan pengujian riil. Selama perjalanan, Xpander Cross mencatatkan rentang konsumsi rata-rata 11,2 – 11,7 kmpl, padahal realita berkata 14,6 kmpl. Ya, angka ini tentu tidak saklek. Semua kembali ke gaya berkendara dan seberapa banyak muatan dalam kabin. Juga bisa dijadikan gambaran bagaimana konsumsi BBM Xpander bertransmisi otomatis.
Dinamika Luar Kota
Dari terakhir isi full, kami menunggu malam untuk mendapatkan kondisi ideal jalur bebas hambatan. Setidaknya untuk menggambarkan konsumsi bahan bakar perjalanan ke luar kota yang lebih lengang. Begini trayeknya, masuk Tol Pondok Pinang-TMII dari Jalan TB Simatupang menuju JORR Timur, lalu mengarah ke BSD via Tol Cililitan 2 dan Tol Jakarta-Serpong. Total sekitar 100 km ditempuh.
Baca juga: Begini Transformasi Mitsubishi Triton dari Masa ke Masa di Tanah Air
Kondisi jalan cukup kosong tanpa hambatan dari truk bermuatan berat. Apalagi di JORR Timur, begitu sepi nyaris tidak ada kendaraan lain. Walau gatal untuk bejek habis pedal gas, kecepatan harus dijaga konstan. Beruntung ada Cruise Control guna memberikan pijakan gas optimal dan irit bahan bakar. Sekaligus pula menjaga stamina sehingga tidak mudah lelah.
Beda dari sebelumnya di area perkotaan, informasi panel instrumen beberkan kabar yang lebih cerah. Tentu pergerakan konstan meningkatkan efisiensi, bergeser antara 13,4 – 13,6 kmpl. Nah, usai mencatatkan total 104,8 km dari terakhir isi bensin, Xpander Cross meminum 6,99 liter lagi. Artinya, hasil menunjukkan rata-rata 15 kmpl di tol.
Kombinasi
Sebagai gambaran lagi, hasil perhitungan kombinasi adalah 14,8 kmpl. Itu merupakan pengukuran menyeluruh sejak awal trip meter 0 hingga mencapai 205,2 km melewati perkotaan dan jalan tol. Perjalanan dilakukan dengan gaya berkendara normal. Tidak terburu-buru atau terlalu bersantai. Sebagai pengingat kembali, bukti riil bisa berubah tergantung parameter tertentu. Sebut saja kondisi lalu lintas, seberapa pintar kaki kanan memainkan pedal, hingga jumlah muatan. (Krm/Tom)
Baca juga: Mitsubishi Xpander Kian Menjamur, Tak Lagi Eksklusif Buatan Indonesia
Jual mobil anda dengan harga terbaik
-
Jelajahi Mitsubishi Xpander Cross
Model Mobil Mitsubishi
Jangan lewatkan
Promo Mitsubishi Xpander Cross, DP & Cicilan
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Mitsubishi Xpander Cross Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
Mesin
1499
|
1998
|
1499
|
1462
|
1499
|
Panjang
4595 mm
|
4735 mm
|
4595 mm
|
4395 mm
|
4510 mm
|
Lebar
1790 mm
|
1830 mm
|
1750 mm
|
1735 mm
|
1750 mm
|
Tinggi
1750 mm
|
1795 mm
|
1730 mm
|
1690 mm
|
1695 mm
|
Ground Clearance
225 mm
|
-
|
225 mm
|
180 mm
|
200 mm
|
Tempat Duduk
7
|
7
|
7
|
7
|
7
|
Jenis Transmisi
Manual
|
Manual
|
Manual
|
Manual
|
Manual
|
Sabuk Pengaman Belakang
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Radio AM/FM
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Jenis penggerak
-
|
2WD
|
-
|
-
|
-
|
|
Tren MPV
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil Mitsubishi Xpander Cross dari Carvaganza
Artikel Mobil Mitsubishi Xpander Cross dari Zigwheels
- Motovaganza
- Artikel Feature