Suzuki Ignis Facelift Meluncur Setelah Tiga Tahun Mengaspal, Siapa Saja Kompetitornya?
Suzuki Ignis facelift sudah resmi diluncurkan, mendapat update agar tetap kompetitif di pasaran. Setelah tiga tahun mengaspal di Indonesia, tentu bukan hanya Ignis yang berubah. Ada kompetitor merevisi desain, berganti generasi, bahkan kedatangan pemain baru. Melihat kondisi saat ini, siapa saja pesaing Ignis?
Untuk melihat kompetitor Suzuki Ignis, banyak parameter dapat ditentukan. Tapi, tidak mungkin kita membandingkan hatchback dengan SUV. Maka dari itu, agar relevan kita saring dulu berdasarkan kesamaan jenis tubuh dan dimensi.
Ignis sendiri terlahir bak mini crossover dengan segala cladding hitam. Sisi crossover hanyalah kosmetik, dan secara identitas mendasar ia merupakan hatchback perkotaan. Dari segi dimensi, hatchback Suzuki ini bermain di ukuran memanjang kurang dari 4 meter. Lihat saja catatan pengukuran Suzuki: 3.700 x 1.660 x 1.595 mm (PxLxT).
Atas dasar ini, terkumpul banyak lawan identik secara karakteristik tubuh. Beberapa produk jenama lain berukuran lebih kecil, seperti duo Daihatsu Ayla dan Toyota Agya, Kia Picanto, Hyundai Grand i10, dan Renault Kwid. Adapun merek lain menjajakan hatchback dengan ukuran lebih besar ketimbang Ignis. Diantaranya ada Daihatsu Sirion, Honda Brio dan Jazz, sampai Volkswagen Polo.
Baca Juga: Mencari Kekuatan Suzuki Ertiga GL 2020 dalam Pergumulan LMPV Sekelas, Layak untuk Dipinang?
Tapi tentu tidak semua menjadi lawan terdekat, sebab sebagian bermain di segmen berbeda. Ignis bertarung menggunakan pemacu daya 1.200 cc, menghasilkan tenaga 83 PS disertai torsi 113 Nm. Tidak adil bila harus disandingkan dengan lawan bermesin jauh lebih besar atau kecil.
Contoh Jazz, berbekal mesin 1.500 cc jelas bukan lawan sepadan. Juga Polo, meski bermesin 1.200 cc, ia dibekali rumah keong pemaksa udara alias turbo. Jauh melampaui secara performa dan kasta. Pemacu daya 1.000 cc Kwid tampak ciut tak berdaya. Bagaimana dengan Sirion? Urusan performa berbeda, tapi dapat dijadikan kompetitor alternatif bila sulit disebut sebagai penantang langsung.
Jadi, siapa musuh terdekat dan paling berbahaya? Karakteristik kemudian dikerucutkan menjadi hatchback 1.200 cc non LCGC. Hal ini dikarenakan LCGC memiliki keuntungan tersendiri di segi penetapan harga. Untuk itu, duo Agya-Ayla dan Brio Satya dikeluarkan dalam daftar. Berarti seleksi menyisakan tiga pemain utama: Honda Brio RS, Hyundai i10, dan Kia Picanto.
Kendati begitu, bila mau benar-benar spesifik, hanya Honda Brio RS head-to-head dengan Suzuki Ignis. Hatchback Suzuki dipasarkan di rentang Rp 171 juta sampai Rp 200 juta berisi dua tingkatan trim. Brio RS sendiri dilego mulai dari Rp 184,3 juta bertransmisi manual dan Rp 199,6 juta menganut CVT. Keduanya persis bermesin 1.200 cc dengan banderol beririsan. Tidak seperti i10 menggendong mesin 1.250 cc –walau secara output setara Ignis – atau Picanto yang harganya jauh di atas.
Dapat diambil kesimpulan bahwa pesaing terdekat Ignis ialah Honda Brio RS. Lalu, Hyundai i10 seharga Rp 184 juta dan Kia Picanto, mulai dari Rp 205 juta, boleh juga dibilang kompetitor dekat. Lantaran bermesin 1.200 cc bertubuh hatchback bukan LCGC. Meski begitu, ada seleksi alternatif, misal jajaran LCGC trim atas sebagai solusi harga terjangkau, atau Daihatsu Sirion dengan akomodasi kabin lebih lega sekaligus bermesin besar. (Krm/Tom)
Baca Juga: Suzuki Ignis 2020 Melantai di Indonesia, Ini Detail Harga dan Ubahannya
Jual mobil anda dengan harga terbaik
Model Mobil Suzuki
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Suzuki Ignis Terbaru di Oto
Tren Hatchback
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil Suzuki Ignis dari Carvaganza
Artikel Mobil Suzuki Ignis dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature