Pickup Peugeot dan Kolonialisme Prancis Tahap ke-II
Sekarang, Prancis mungkin bukan pembuat truk atau pickup yang hebat. Prancis justru dikenal sebagai pembuat mobil-mobil nyaman. Buktinya, saat ini, tak ada produsen Prancis yang punya truk atau pickup yang mendunia. Padahal, dulu Peugeot memiliki reputasi sebagai pembuat truk dan pickup yang sangat tangguh dan andal.
Peugeot berdiri pada 1810. Awalnya, perusahaan yang berusia 2 abad lebih ini adalah pembuat baja. Lalu memproduksi apapun yang terbuat dari besi atau baja, mulai dari coffee grinder, payung sampai sepeda, hingga akhirnya Peugeot membuat mobil. Tidak percaya? Lihat saja sendiri sejarah panjang terlibatnya Peugeot di industri aneka barang logam di museum Peugeot di Sochaux, Prancis. Mulai dari peralatan memasak yang terbuat dari besi, sampai mobil konsep masa depan Peugeot ada di sana. Tapi, sebetulnya cuma ada satu karya yang membuat nama Peugeot begitu mendunia, mesin diesel.
Dulu, kalau bicara soal truk atau pickup, mesin diesel Peugeot-lah jagonya. Sejak 1930-an, diesel Peugeot dikenal punya torsi besar dan digunakan di Afrika untuk menggerakkan kendaraan militer Perang Dunia (PD) ke-II. Waktu itu Prancis menguasai hampir separuh benua Afrika. Saat PD ke-II usai, reputasi mesin diesel Peugeot terdongkrak karena teruji mampu bertahan di ekstremnya medan dan kondisi cuaca Afrika.
Peugeot 403 dan 404 pickup, misalnya, sudah pasti mudah ditemui di hampir seluruh bekas wilayah kolonialisme Prancis di Afrika seperti Maroko, Tunisia, Nigeria, Senegal, Gabon, Chad sampai Madagaskar. Peugeot 404 tak hanya terkenal sebagai pengangkut komoditas, tapi juga juara di kejuaraan balap. Peugeot 404 yang dikemudikan pembalap Kenya, Nick Nowicki dan Paddy Cliff memenangi Safari Rally dalam World Rally Championship 1963.
Mobil yang didesain Pininfarina itu sampai dirakit di Kenya. Karena permintaannya sangat tinggi, Peugeot 404 pickup terus diproduksi hingga 1991. Padahal Peugeot 404 pertama kali dibuat pada 1960. Sampai-sampai Peugeot 404 pickup yang sanggup mengangkut beban seberat 1 ton ini, dicap sebagai senjata yang digunakan Prancis selama menjajah benua Afrika. Nama besar mobil ini pun tersebar ke seantero jagad. Selain di Prancis dan Kenya, Pickup ini juga diproduksi di Argentina, Chile, Australia dan Afrika Selatan.
Penjajahan pickup Peugeot 403 dan 404 dilanjutkan suksesornya, Peugeot 504 pickup yang terakhir diproduksi di Nigeria pada 2005. Menariknya, belum lama ini (20/6), Peugeot menunjukkan wujud kendaraan pickup terbarunya. “Kembalinya Peugeot pickup adalah sinyal untuk mempercepat internasionalisasi brand Peugeot ke wilayah Afrika,” ujar Peugeot dalam keterangan persnya. Peugeot pickup generasi terbaru berwujud double cabin 4x4 bermesin diesel. Segmen ini menguasai 10% dari total seluruh penjualan kendaraan di wilayah Afrika Utara dan Afrika Barat. Tercatat sekitar 56 ribu pickup terjual di wilayah ini dalam setahun.
Peugeot pickup dibekali mesin 2.5 liter bertenaga 116 PS dengan torsi puncak 280 Nm. Tenaganya disalurkan melalui transmisi 5-speed dan tersedia dalam pilihan sistem penggerak 4x2 ataupun 4x4. Peugeot pickup memiliki bak berukuran panjang 1,4 meter dengan lebar 1,39 meter yang mampu menampung beban seberat 815 kg. Peugeot pickup dibekali fitur keselamatan rem ABS + EBD, dual SRS Airbag dan sensor parkir. Peugeot pickup mulai dijual dan siap menjajah Afrika lagi pada September mendatang.
Baca Juga: Apa Kabar Peugeot di Indonesia?
Jual mobil anda dengan harga terbaik
Model Mobil Peugeot
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Peugeot 208 Terbaru di Oto
Tren Hatchback
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil Peugeot 208 dari Carvaganza
Artikel Mobil Peugeot 208 dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice