Mitsubishi Hentikan Investigasi Xpander Terbakar, Ini Hasilnya

Belakangan ramai dibincangkan Mitsubishi Xpander yang terbakar di Riau. Bagian utama yang terbakar ialah fascia. Sebagian besar kabin turut dilalap api. Sementara yang masih terlihat utuh, bagian belakang mobil. Terlihat pula pelat putih yang menempel, bernomor BM 9257 XY. Mereka pun mengirimkan tim investigasi dan menganalisa penyebab kebakaran.

Memberangkatkan tim servis MMKSI dan bantuan dari diler. Xpander yang terbakar tergolong anyar. Pada meter cluster tercatat jarak tempuh pemakaian sekitar 1.000 Km. Artinya, mobil baru melakukan satu kali servis. Mitsubishi pun lantas mengakhiri investigasi, setelah sumber masalah diketahui.

“Kami sudah hentikan investigasi untuk unit Xpander yang terbakar di Riau. Hasilnya memang ada kesalahan pada pemilik. Betul, mobil itu masih baru dengan pelat putih. Ada modifikasi tertentu. Ditemukan adanya kabel yang bukan standar pabrikan, yang menempel pada aki mobil. Hingga menyebabkan hubungan arus pendek. Konsumen juga mengakui. Namun jika dibutuhkan investigasi lagi, kami siap,” jelas Intan Vidiasari, Deputy Group Head of Planning & Communication PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI).

Intan juga mengimbau kepada seluruh diler resmi Mitsubishi di Indonesia memperhatikan konsumennya. “Untuk pemilik Xpander, yang mau modifikasi, baiknya konsultasi dahulu pada diler resmi terdekat. Khususnya yang berkaitan dengan kelistrikan. Karena risikonya besar jika sembarangan diganti atau dimodifikasi,” tambahnya.

Meski begitu, Mitsubishi masih meminjamkan unit untuk digunakan korban, yang mobilnya terbakar. “Unit kami pinjamkan supaya aktifitasnya tak terganggu. Karena pemakai juga sedang melakukan pengurusan pada asuransi terkait,” imbuh Intan.

Asuransi Kebakaran

Bagaimana dengan asuransi kendaraan terbakar? Ditemukan sumber masalah disebabkan ada bagian yang dimodifikasi oleh pemilik, saat memasang aksesori aftermarket. Begini penjelasannya.

“Intinya, setiap ada perubahan pada mobil atau aset yang dipertanggungkan ke asuransi, harus diinfokan ke pihak asuransi. Misalnya saja tambah kaca film, ganti pelek dan lainnya terkait ubahan spesifikasi. Kenapa begitu? Karena pada perjanjian di awal, pihak asuransi tahunya mobil dengan kondisi X. Begitu diubah, artinya kondisi sudah jadi Y. Dan itu mungikin bisa menambah faktor risiko. Jika diperlukan, akan dilakukan survey ulang. Bisa jadi, dengan adanya perubahan, tanpa pemberitahuan, asuransi tak bisa cover lho,” jelas L. Iwan Pranoto, Head of Communication & Event Asuransi Astra.

Jika sudah lapor dan disurvey, lalu asuransi setuju untuk cover, lanjut Iwan, maka yang terjadi setelah itu pasti dilindungi asuransi, sepanjang penggunaannya benar. Sesuai yang tertera pada polis. “Jadi, kalau mobil dipasang sesuatu atau modif dan belum info apalagi disurvey, ya mohon maaf. Asuransi tidak menanggung risiko kejadian macam itu,” imbuhnya.

Acuannya dari polis standar asuransi kendaraan bermotor Indonesia. Pada pasal 8 mengenai perubahan risiko: Tertanggung wajib memberitahukan kepada penanggung, setiap keadaan yang memperbesar risiko yang dijamin polis. Selambat-lambatnya dalam waktu tujuh hari kalender, jika terjadi perubahan pada bagian atau penggunaan kendaraan bermotor. (Alx/Odi)

Baca Juga: Mitsubishi Pastikan Pasok Xpander untuk Nissan di 2019