Kisah Toyota Sienta
Toyota Sienta, bukanlah mobil yang memiliki silsilah hidup panjang dari generasi ke generasi. Model sekarang yang dipasarkan PT Toyota Astra Motor (TAM), merupakan generasi kedua. Generasi pertamanya pun, hanya di dirakit di Jepang dan satu bagian kecil dari sekian banyak model MPV Toyota di sana.
Siklus hidupnya cukup lama, dari 2003 hingga 2015. Sempat masuk ke Indonesia melalui Importir Umum, saat kran mobil CBU kencang dibuka di era 2003 lalu. Tapi tidak hanya Sienta, MPV pintu geser Toyota lain malah lebih laku, seperti Wish, Isis, Estima hingga Alphard.
Berperan sebagai mini MPV keluarga, Sienta dibekali desain lucu dan pintu geser. Khas mobil kei-car Jepang yang dominan membulat, cukup sederhana dan serba polos. Habitatnya di perkotaan untuk mengangkut hingga 7 penumpang. Karena itu, dibutuhkan ruang kabin lega dan akses mudah dari electric sliding door di kedua sisi.
Sienta generasi pertama menggunakan mesin 1NZ-FE 1,5-liter, sama seperti yang digunakan Vios dan Yaris. Transmisinya hanya CVT saja, karena manual sudah tidak populer di Jepang sejak lama, dengan penggerak roda depan (FWD) atau empat roda (AWD). Mengalami facelift di 2006 dan 2011, Sienta yang beredar di kawasan Asia lainnya, juga didatangkan importir umum.
Regenerasi terjadi pada 2015. Mulai model inilah Sienta resmi menancapkan eksistensinya ke negara lain. Yang mengejutkan pada saat itu, Indonesia dipilih menjadi basis perakitan untuk peredaran ke pasar Malaysia, Thailand, Taiwan dan Indonesia sendiri.
Langkah TAM men-CKD Sienta, sebenarnya cukup membingungkan. Karena Sienta bukan tipikal produk yang laris dibeli konsumen sini. Mereka sudah punya Avanza dan Kijang Innova yang melegenda, ditambah lagi Calya sebagai 7-seater termurah. Tapi di satu sisi, ada segmen kosong yang tercipta akibat semakin mahalnya Innova dan Avanza. Di saat bersamaan pula, Toyota sedang investasi besar-besaran melalui fasilitas perakitan terbaru di Karawang. Yang memproduksi model lain, termasuk jajaran mesin baru seri NR.
Apa yang dilakukan Toyota pada Sienta, sudah lebih dulu dijalankan Honda melalui Freed. Pada 2009, Indonesia juga menjadi negara tujuan pertama setelah Jepang, untuk memproduksi Freed dan memasarkannya ke negara tetangga. Jadi, Honda lebih dulu merasakan manisnya segmen mini MPV pintu geser ini, sebelum Mobilio dan BR-V lahir. Sedang Sienta, datang sangat terlambat saat kelas Low MPV sedang gemuk-gemuknya. Freed yang merupakan target utama Sienta pun discontinued, sambil menunggu kepastian hadirnya generasi terbaru.
Sienta yang dijual untuk pasar Indonesia mengalami penyesuaian sedikit. Di Jepang, ada beberapa pilihan mesin bensin dan penggerak AWD. Masih memakai 1NZ-FE untuk varian AWD dan ada hybrid gunakan mesin 1NZ-FXE. Sedang untuk Indonesia, memakai racikan mesin baru 2NR-FE yang juga dipakai Veloz, Vios dan Yaris. Transmisi versi sini juga beda, CVT 7-percepatan dan manual 6-percepatan. Desain interior Sienta lokal sedikit berbeda. Letak tuas transmisi bersumber dari lantai, tidak di dasbor seperti di Jepang. Ground clearance juga ditinggikan 10 mm menjadi 170 mm untuk menyiasati beragamnya kondisi jalanan di tanah air.
Baca Juga: Pilih Sienta G atau Veloz?
Jual mobil anda dengan harga terbaik
Model Mobil Toyota
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Toyota Sienta Terbaru di Oto
Tren MPV
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil Toyota Sienta dari Carvaganza
Artikel Mobil Toyota Sienta dari Zigwheels
- Motovaganza