GIIAS 2017: Detail Spesifikasi Suzuki Baleno

Di GIIAS 2017, Suzuki menghidupkan kembali lineup Baleno, dengan meluncurkan generasi terbaru berbentuk hatchback. Melihat desain, dimensi dan fiturnya, Baleno pantas bertarung dengan sesama compact hatchback bermesin 1,4-liter seperti Hyundai i20, Kia Rio dan saudaranya sendiri Suzuki Swift. Bahkan bisa menjadi alternatif menarik selain hatchback 1,5-liter semacam Toyota Yaris, Honda Jazz dan Mazda2. Karena Baleno memiliki kekuatan terbesar yang tidak dimiliki pesaingnya, harga.

Baleno hanya ditawarkan dalam satu varian, dengan pilihan transmisi manual 5-percepatan seharga Rp 195 juta atau otomatis 4-kecepatan Rp 207,5 juta. Jauh lebih murah dari para pesaingnya, yang dihargai mulai dari Rp 230 jutaan sampai Rp 270 jutaan. Apakah memiliki ketimpangan dari sisi fitur dan kualitas? Pada kenyataanya tidak. Bisa dibilang, Baleno merupakan hatchback paling value for money saat ini.

Menggunakan sasis baru bernama HEARTECT, merupakan platform sama yang dipakai Suzuki Ignis dan Suzuki Swift generasi terbaru. Diklaim memiliki rigiditas lebih tinggi dan ringan, demi mengejar efisiensi bahan bakar lebih baik. Dikatakan juga, meningkatkan performa berkendara, pengendalian di tikungan dan pengereman. Soal ini, memang membutuhkan uji komprehensif, namun Suzuki melangkah lebih maju melalui pengembangan sasi baru untuk model-model selanjutnya.

Secara kasat mata, dimensi Baleno sangatlah terlihat besar. Bodinya yang lebar dan menggembung, sampai pelek berukuran 16-inci yang dibalut ban 195/55 jadi terlihat kecil. Di atas kertas ternyata tidak demikian. Dengan panjang 3.995 mm, lebar 1.745 mm, tinggi 1.510 mm dan wheelbase 2.520 mm, Baleno sedikit lebih kecil dibanding hatchback lainnya.

Headlamp sudah model projector agar cahaya lebih fokus terarah. Dengan lampu HID plus Daytime Running Light (DRL), bagian ini sudah mencerminkan fitur kemewahan. Lampu belakang bahkan sudah memakai LED yang lebih terang dan hemat energi. Terdapat empat titik sensor parkir di bemper belakang berpenampilan a la SUV.

Mengulik sisi interior, tersadari Suzuki tidaklah pelit fitur untuk mobil seharga Rp 200 juta. Menyalakan mesin tidak perlu lagi anak kunci, cukup mengantongi keyless entry dan menekan tombol start/stop engine. Pengaturan posisi mengemudi, dipermudah height adjuster dan tilt & telescopic di kemudi. Setirnya dilengkapi tombol audi dan tombol koneksi Bluetooth. Di baliknya, penampilan Multi Information Display (MID) tergolong atraktif dengan model grafik berwarna. Headunit model menyatu dengan dasbor, terlihat biasa saja dengan fitur umum. Tapi tersedia aksesori monitor layar sentuh yang mampu mendongkrak tampian kabin. Air Conditioning, sudah ada fitur climate control dan heater yang secara otomatis mengatur suhu kabin sesuai keinginan.

Seluruh jok berbahan fabric, memiliki ruang yang luas saat saya mencoba duduk di dalamnya. Terutama kabin belakang, ruang untuk kaki berlimpah tapi agak terbatas untuk kepala serta sandarannya terlalu tegak. Bagian ini dapat dilipat dengan porsi 60:40 untuk menambah ruang bagasi. Dan sudah tersedia ISOFIX untuk mempermudah pemasangan kursi tambahan khusus anak. Fitur keselamatan sesuai standar mobil masa kini, seperti dual SRS airbags, Anti-lock Braking System (ABS) dan Electronic Brakeforce Distribution (EBD).

Di balik kap mesin, Anda pasti sudah akrab dengen seonggok mesin berkode K14B. Ya, teka-teki terjawab mengenai sumber penggerak yang digunakan Baleno. Pilihan paling rasional, mengingat juga digunakan di Suzuki Ertiga sebagai produk tulang punggung Suzuki di segmen kendaraan penumpang. Jadi jangan ragu soal daya tahan mesin ini. Sudah teruji di Ertiga, begitu pula keiritannya. Output dihasilkan memang kurang dapat dibanggakan. Tenaga hanya 92,4 PS di putaran 6.000 rpm dan torsi 130 Nm di 4.200 rpm, tergolong memadai untuk pemakaian perkotaan atau luar kota. Pilihan transmisi ada manual 5-percepatan dan otomatis torque converter 4-percepatan. Masih konvensional dan sudah tertinggal dari kompetitornya.

Baca Juga:  5 Hal Tentang Suzuki Baleno