Catatan 2021: Mobil Listrik di Indonesia, Jalan Masih Panjang
Tahun 2021, topik soal mobil listrik menjadi salah satu yang banyak diperbincangkan. Tak hanya soal model-model yang mulai dihadirkan pabrikan tapi juga soal lain seperti fasilitas, ekosistem, hingga rencana produksi. Bagaimana kami menggambarkan kondisinya? Seperti lagu 7 Bintang, ban bergenre jazz pada 1989 berjudul "Jalan Masih Panjang". Yap, itulah kalimat yang menurut kami bisa menggambarkan kondisi kendaraan listrik di Indonesia.
Banyak yang membicarakan soal mobil ramah lingkungan ini. Tahun 2021 telah menunjukkan tren yang cukup positif untuk perkembangan pasar kendaraan listrik, khususnya untuk roda empat. Karena semakin banyak juga pabrikan yang datangkan produk elektriknya ke Indonesia, meski tidak semuanya langsung diluncurkan ke pasar.
Salah satu yang menjadi kabar baik, sudah ada juga pabrikan yang mendirikan fasilitas produksi baterai kendaraan listrik di Indonesia. Bahkan ada juga pabrikan yang siap jadi basis produksi mobil EV.
Pilihan Mobil Listrik
Tahun 2021 diwarnai oleh banyaknya mobil listrik yang menyapa pasar Indonesia. Mulai dari yang sifat atau karakternya praktis untuk penggunaan sehari-hari, maupun yang berorientasi karakter sport. Hal ini menjanjikan akan sangat banyak tersedianya pilihan bagi masyarakat Tanah Air memiliki kendaraan listrik ke depannya.
Di awal tahun, Porsche akhirnya meluncurkan Taycan sebagai mobil listrik murni pertamanya. Peluncuran ini menjawab keterlambatan datangnya Taycan yang awalnya dijadwalkan meluncur pada September 2020, yang terpaksa ditunda sebagai akibat pandemi global Covid-19. Taycan adalah sedan sport empat pintu yang performanya telah berhasil disanjung oleh banyak kalangan di dunia. Jangan lupa bicara soal Hyundai. Pabrikan Korea itu punya Ioniq dan Kona Electric.
Di semester pertama, DFSK resmi meluncurkan mobil listrik untuk segmen niaga, yaitu Gelora E. Ini juga menjadi mobil listrik murni pertama yang meramaikan segmen niaga di Indonesia, yang meluncur pada IIMS 2021. Hadirnya Gelora E juga dibarengi dengan diperkenalkannya MG ZE EV dan Renault Zoe. Namun keduanya untuk saat ini belum dirilis ke pasar oleh masing-masing APM, sambil melihat bagaimana antusiasme masyarakat.
Lalu pada semester kedua 2021, tepatnya di bulan Agustus, Nissan Leaf meluncur secara resmi. Hadirnya Leaf juga sekaligus menjadikannya salah satu mobil listrik murni dengan banderol paling terjangkau. Leaf menyusul mobil elektrifikasi Nissan lainnya yang sudah dijual sejak tahun 2020, yaitu Kicks e-Power.
Mobil listrik lain yang resmi diluncurkan di pasar Indonesia adalah Porsche Taycan Cross Turismo, yang merupakan versi crossover station wagon dari Taycan. Kemudian saat digelarnya kembali GIIAS 2021, beberapa mobil listrik ikut menampilkan diri. Wuling memperkenalkan GS EV dan Macaroon, yang tampil sebagai mobil listrik mungil untuk mobilitas di dalam kota. Lalu MG juga perkenalkan mobil listriknya yang lain, yaitu MG 5 EV yang berwujud station wagon pertama di segmen kendaraan listrik.
Tidak hanya full electric, beberapa model mobil hybrid juga ikut meramaikan jajaran mobil baru tahun ini. Toyota meluncurkan versi facelift dari Camry Hybrid, yang kemudian disusul oleh Lexus ES300h untuk mewakili segmen premium. Sementara dari segmen supercar, Ferrari dalam kesempatan terpisah meluncurkan plug-in hybrid SF90 Stradale dan SF90 Spider secara resmi untuk Indonesia, yang menyimpan tenaga sampai 1.000 ps.
Baca juga: Kaleidoskop 2021: Deretan Regulasi Otomotif Baru yang Berlaku di Tahun Ini
Kelebihan Mobil Listrik
Yang paling digembar-gemborkan tentunya soal kelebihan. Entah itu soal penggunaan bahan bakar fosil ataupun soal tak adanya emisi yang dihasilkan. Bicara soal apa yang membuat mobil listrik patut diperhitungkan, tentunya adalah dari sisi keramahan lingkungannya. Mobil bertenaga listrik murni atau baterai tidak menghasilkan emisi karbon dioksida (CO2) sama sekali alias nol emisi.
Karena itu, semakin banyak beredarnya mobil listrik murni akan membantu mereduksi kadar emisi gas buang kendaraan, khususnya di kota-kota besar. Kualitas udara yang bersih akan memberikan kualitas kesehatan yang lebih baik juga untuk masyarakat.
Kemudian kalau bicara soal performa, mobil listrik juga sudah sangat dikenal sebagai kendaraan dengan powertrain yang sangat efisien operasionalnya. Performa puncak mobil dengan motor listrik sudah bisa dinikmati langsung sejak mulai dijalankan. Torsi maksimal langsung bisa dinikmati begitu pedal akselerator ditekan, yang membuatnya lincah untuk diajak meliuk di tengah lalu lintas dalam kota.
Selain nol emisi dan performa instan, mobil listrik juga punya keunggulan dari sisi perawatannya. Karena komponen penggeraknya jauh lebih sedikit, maka perawatan rutin yang dibutuhkan juga lebih mudah. Perawatan yang paling rutin umumnya untuk memperbarui atau update software operasional di dalam sistem elektriknya.
Fasilitas Charging Station
Salah satu faktor penting bisa beredarnya kendaraan listrik di Indonesia, bahkan di negara lain sekalipun, adalah ketersediaan infrastruktur pendukung. Fasilitas seperti charging station atau SPKLU (stasiun pengisian kendaraan listrik umum) akan memudahkan penggunaan mobil listrik dalam kegiatan sehari-hari di saat kebutuhan dan intensitas mobilitas terbilang tinggi.
Di tahun 2021 telah terjadi perkembangan jaringan fasilitas penunjang kendaraan listrik ini yang cukup signifikan. Berbagai instansi terkait, baik dari negara maupun swasta ikut aktif dalam menyediakan dan mengembangkan jaringan charging station di Indonesia. Tercatat, saat ini charging station sudah bukan lagi hanya hadir di tempat seperti perkantoran dan pusat perbelanjaan, tapi juga area penunjang aktivitas rekreasi dan pariwisata seperti hotel, rest area, dan bahkan café atau restoran.
PLN (Perusahaan Listrik Negara) juga dengan aktif terus mengembangkan jaringan SPKLU di tahun 2021. Pada semester pertama 2021 saja, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ikut aktif mengembangkan jaringan Infrastruktur Pengisian Listrik (IPL) pendukung Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). Dalam periode tersebut telah didirikan sebanyak 240 unit IPL KBLBB alias charging station di seluruh Indonesia.
Target penyediaan charging station oleh pihak pemerintah sendiri ditargetkan mencapai 390 unit pada akhir tahun ini, tersebar di seluruh Indonesia. Pemerintah juga punya rencana Grand Strategi Energi Nasional, yang berharap bisa membangun sebanyak 25.000 unit SPKLU pada tahun 2030.
Baca juga: Kaleidoskop 2021: Deret MPV yang Meluncur Selama 2021 Plus Detail Harganya
Kendala Mobil Listrik di Indonesia
Bisa dibilang, untuk bisa mengembangkan pasar mobil listrik di Indonesia saat ini, ada beberapa hal yang perlu dibenahi. Paling utama adalah kebijakan pemerintah dan populasi infrastruktur pendukungnya. Yang jelas, industri kendaraan listrik harus diseriusi secara menyeluruh dalam menciptakan ekosistem yang mendukung.
Seperti dikatakan sebelumnya, memang jaringan SPKLU alias charging station di Indonesia sudah berkembang cukup pesat dalam setahun belakangan. Untuk di kota besar seperti Jakarta saja, penyebaran charging station masih perlu diperbanyak. Mengingat populasi kendaraan listrik yang sudah tidak asing beredar di jalan raya ibukota sebagai target utama pemasarannya.
Bukan hanya di dalam kota, penyebaran charging station juga perlu ditingkatkan di jalur antar kota. Paling populer memang sekarang sudah didirikan charging station dari Hyundai di jalur Tol Trans Jawa, tersebar di empat rest area. Tercatat di Rest Area KM 207 A Palikanci, Rest Area KM 379 Batang, Rest Area KM 519 A Sragen dan Rest Area KM 519 B Sragen.
Masalahnya kebanyakan charging station tersebut dibuat menyesuaikan spesifikasi dan kebutuhan dari kendaraan keluaran Hyundai yang memang ikut mendukung pengembangan jaringannya. Untuk fast charging yang lebih cepat dan efisien, jenis colokan CCS2 lebih banyak beredar. Sementara beberapa pabrikan ada juga yang menggunakan colokan jenis CHAdeMO untuk metode fast charging, khususnya pabrikan Jepang.
Hal ini cukup menjadi kendala masyarakat untuk beralih ke mobil listrik. Apalagi mengingat masyarakat Indonesia ada kecenderungan menggunakan satu kendaraan untuk segala kebutuhan, termasuk berkendara ke luar kota. Belum juga faktor bahwa jarak antara satu charging station di rest area dengan yang lainnya cukup berjauhan, yang akan berpengaruh pada kenyamanan selama berkendara.
Faktor lain adalah bahwa sejauh ini mobil listrik masih terbilang mahal, karena sepenuhnya masih diimpor dari negara asal masing-masing pabrikan. Tapi seharusnya tidak akan menjadi masalah yang berkepanjangan, karena beberapa pabrikan sudah menyatakan komitmennya untuk memproduksi langsung mobil listrik dari Indonesia, seperti Hyundai dan Wuling. Dengan begitu, setidaknya harga mobil listrik bisa lebih terjangkau, apalagi mengingat Hyundai juga akan memiliki pabrik produksi baterainya.
Dan kalau kita Tarik mundur beberapa bulan ke belakang, sempat terjadi perbedaan pendapat antara pemerintah Indonesia dengan GAIKINDO selaku asosiasi industri otomotif. Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian RI ingin tingkatkan pasar kendaraan listrik secara masif pada tahun 2030. Sedangkan GAIKINDO ingin perpindahan ke elektrifikasi agar terjadi sealami mungkin, menyesuaikan kesiapan industri secara menyeluruh.
Jika tidak tercipta kesamaan visi dan misi bersama dalam mengembangkan industri kendaraan listrik, maka akan semakin sulit untuk mewujudkannya. Pemerintah dan para pelaku industri seharusnya bersinergi dalam hal ini. (Why/Raju)
Baca juga: Kaleidoskop 2021: Deret Mobil Listrik yang Bergaya di Indonesia
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice