Cara Toyota Indonesia Mempertahankan Pasar Ekspor dari Kemelut Ekonomi Global
Bukan isapan jempol, kondisi perekonomian global kian fluktuatif. Inilah buah perang dagang AS-Cina. Eksportir seperti Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) harus putar otak menghadapinya. Belum lagi tendensi proteksionisme di beberapa negara tujuan pengiriman. Sejumlah jurus disiapkan perusahaan untuk mengatasi seabrek problem.
Gejolak ekonomi dunia, menurut TMMIN, ialah sesuatu yang tidak terhindarkan dan berada di luar kontrolnya. Namun, Toyota Group di Indonesia termasuk Daihatsu, ingin mempertahankan kinerja ekspor. Berbagai studi menjajaki peluang dan potensi di negara tujuan baru dilakukan. Mereka jua menambah varian ekspor dengan mengonversi model yang eksis, menjadi kendaraan sesuai peruntukannya.
Misal cash carrier, ambulans dan kendaraan patroli polisi. Hasil riset berkelanjutan sudah dilakoni beberapa tahun belakangan. Hingga pada 2018, ekspor kendaraan utuh bermerek Toyota mencatatkan volume rekor baru. Yakni 206 ribu untuk kali pertama. Tahun ini, harapannya bisa mempertahankan. Setidaknya ada tambahan destinasi ekspor, ke negara di kawasan Amerika Tengah dan Selatan, serta beberapa negara Mekong.
“Selama lebih dari 30 tahun, Toyota diuji menghadapi beragam kondisi global. Namun harus tetap memberikan sumbangsih bagi perekonomian negeri ini. Naik turun kinerja ekspor telah kami alami, sehingga menjadi pelajaran berharga dalam menyusun langkah-langkah strategis berikutnya,” ungkap Warih Andang Tjahjono, Presiden Direktur TMMIN.
Unit Ekspor
Ada sembilan produk ekspor kendaraan utuh (Complete Built Up/ CBU) bermerek Toyota yang dimanufaktur di TMMIN dan Astra Daihatsu Motor (ADM). Mulai dari Fortuner, Innova, Vios, Yaris, Sienta, Rush, Avanza, Agya hingga Townace atau Liteace. Dari Januari hingga September, terkirim 158,700 unit. Atau meningkat tipis 3% dibandingkan capaian tahun lalu (154,600 unit).
Toyota juga mengapalkan kendaraan terurai (Complete Knock Down/CKD) 34,300 unit. Lalu mesin utuh tipe TR dan NR baik tipe bensin maupun etanol sebanyak 93.100 unit. Terakhir komponen kendaraan 73,8 juta buah. Sudah lebih dari 80 negara menjadi destinasi jualan Toyota.
Di kawasan Asia Pasifik, Toyota Indonesia berperan sebagi basis produksi dan ekspor dengan tiga kontribusi utama. Pertama, pada upaya substitusi impor melalui produksi lokal untuk pasar dalam negeri dan penciptaan potensi pasar ekspor. Mereka hendak menjaga keseimbangan neraca perdagangan, terutama industri otomotif nasional.
Kedua, sumbangsih pada kinerja ekspor otomotif. Produksi lokal Toyota Menyumbang sekitar 78% terhadap total ekspor kendaraan utuh dari Indonesia pada 2018. Ketiga, dikatakan sebagai jembatan bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM) pemasok komponen kendaraan lokal. Ya, untuk bisa menembus pasar ekspor.
Level kandungan dalam negeri produk Toyota, saat ini mencapai 75% hingga 94%. Sehingga memberi potensi penguatan pengembangan industri komponen lokal di Indonesia. “Melihat ketiga peran penting itu, kami memandang, investasi yang berorientasi ekspor harus terus didorong. Lebih bagi industri dengan produk ekspor berteknologi tinggi atau bernilai tambah. Pengalaman selama 30 tahun dalam merambah pasar global, membentuk DNA serta mentalitas grup, menyuguhkan produk yang berorientasi ekspor,” imbuh Bob Azam Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal TMMIN. (Alx/Odi)
Baca Juga: Toyota Yaris Anyar Unjuk Diri, Pakai Platform TNGA dan Ada Versi Hybrid
Jual mobil anda dengan harga terbaik
Model Mobil Toyota
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Toyota Terbaru di Oto
Artikel Mobil Toyota dari Carvaganza
Artikel Mobil Toyota dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature