Bedah Sistem Elektrifikasi Mitsubishi Outlander PHEV
Mendengar nama Outlander, mungkin Anda akan menganalogikannya pada model SUV berukuran ringkas dengan penggerak depan yang banyak beredar di jalan. Namun itu adalah Outlander Sport, versi ringkas dari model yang kami bahas di sini. Outlander PHEV adalah SUV termewah yang dijual oleh PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) di periode ini.
Aksara PHEV di akhir namanya merupakan akronim Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV). Ya, kata kuncinya adalah Electric Vehicle, sebab kurang lebih ia adalah mobil listrik. Tentunya bukan mobil listrik murni, ia tetaplah mobil hybrid. Sebab masih ada mesin 2,4 liter 4-silinder pengolah bahan bakar bensin di balik kapnya.
Walau demikian, Mitsubishi Outlander PHEV bukan mobil hybrid biasa yang sekadar menggabungkan mesin bensin dan motor listrik. Ia punya skema yang lebih canggih dan aplikasi yang lebih mumpuni. Dari soal pengisian, baik itu bahan bakar maupun energi listrik, bisa dimanfaatkan sesuai ketersediaan untuk mengisi tangki/baterainya. Bensin, tentu kita bisa dapatkan di manapun, dan catu daya, kian bertambah jumlahnya di kota-kota besar Indonesia.
Inilah keunggulan dasar dari mobil Hybrid dengan imbuhan Plug-in. Selain corong pengisian untuk tangki bensin, ia juga punya stop kontak yang bisa dikoneksikan ke sumber listrik. Baterai 13,8 kWh-nya pun jadi sigap dicas layaknya mobil listrik murni. Asyiknya, pabrikan menyediakan dua jenis slot (Type 1), dan CHAdeMo.
CHAdeMo merupakan sistem pengisian daya secara super cepat, yang bisa mengisi daya Outlander PHEV ke level 80% dalam waktu 25 menit.
Kami yakin, Anda juga tak bakal sering-sering berkunjung ke stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) selama mengendarai Outlander PHEV. Toh, pastinya Anda tak akan lupa mengisi daya setiap memarkirnya di rumah, bukan? Apalagi jika penggunaan mobil lebih banyak berkomuter di perkotaan. Dengan rajin mengisi di rumah, energi pada baterai juga tak akan terkuras seiring pengendaraan.
Manfaat lain dari energi listrik di mobil adalah untuk diekstrak keluar mobil, misalnya menyalakan perangkat elektronik rumahan. Outlander PHEV bisa ditarik energi elektrikalnya via stop kontak yang ada di ruang bagasi dengan daya 1.500 watt. Selama bahan bakar masih ada, mesin bisa terus diaktifkan layaknya genset.
Bahkan MMKSI sempat menggunakan sistem ini untuk membantu tim Palang Merah Indonesia (PMI) yang pada area terdampak gempa di Mamuju & Majene, Sulawesi Barat. Outlander PHEV disebut digunakan sebagai sumber tenaga listrik untuk penerangan di area Gudang bantuan darurat PMI yang belum ada pasokan penerangan.
Pengendaraan Hybrid yang Fleksibel
Karena sistem hybridnya yang unik, Outlander PHEV memungkinkan pengendaranya mengatur penggunaan energi. Inilah keunggulan lain dari mobil termewah Mitsubishi di Indonesia. Singkatnya, ada tiga jenis manipulasi energi pada mobil ini. Full listrik (EV Mode), Series Hybrid dan Parallel Hybrid.
Ketika skema EV aktif, murni energi listrik dari baterai lah yang akan diperas untuk menggerakkan roda. Baterai 13,8 kWh dimaksimalkan untuk menggerakkan motor di roda depan dan belakang agar Outlander PHEV bisa dikendarai. Dalam kondisi ini, mesin dicegah untuk menyala.
Skema berikutnya adalah Series Hybrid, memungkinkan mesin bensin untuk beroperasi hanya sebagai generator yang mengisi daya ke baterai. Energi listrik lah yang digunakan untuk menggerakkan motor. Mode ini akan otomatis aktif ketika baterai sudah berada di bawah level tertentu, atau saat performa lebih dibutuhkan.
Terakhir, mode Parallel Hybrid, mesin akan otomatis bekerja saat kecepatan tinggi. Pada saat sistem ini aktif, mesin akan menyuplai tenaga langsung ke gardan. Tentunya, gardan yang berisi diferensial tunggal itu juga terus bekerja sama dengan motor elektrik.
Perlu diketahui, rangkaian sistem ini bekerja secara otomatis, kecuali EV mode. Ya, mode full elektrik bisa diaktivasi sesuai perintah pengemudi, via tombol. Misal, ketika Anda yakin baterai sedang prima dan tak ingin mengotori wilayah dengan polusi, atau ingin berkendara dengan senyap, mode penyayang lingkungan ini bisa diperintahkan langsung. Ada kenop bertuliskan 'EV' pada konsol tengah, dekat shifter selector. Klaim Mitsubishi, dalam kondisi baterai penuh, bisa melaju sejauh 55 km dengan tenaga ini saja, kecepatan tertingginya pun dibatasi pada level 135 kpj.
Sempat kami uji dan nyatanya, sistem di atas memang bekerja secara otomatis. Di kecepatan rendah dan beban kerja ringan, sistem EV yang bekerja. Saat sedang berakselerasi, mode series aktif. Begitu cruising di kecepatan tinggi, mode parallel terasa aktif mengkonsolidasikan energi. Jadi, mau irit bahan bakar, ramah lingkungan, atau mengail performa, bisa Anda pilih sesuai kebutuhan dengan mobil seharga Rp 1,311 miliar (OTR Jakarta) ini. (Van)
Baca Juga: Komparasi Wuling Almaz RS dengan Honda CR-V Prestige
Jual mobil anda dengan harga terbaik
Model Mobil Mitsubishi
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Mitsubishi Outlander PHEV Terbaru di Oto
Tren SUV
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil Mitsubishi Outlander PHEV dari Carvaganza
Artikel Mobil Mitsubishi Outlander PHEV dari Zigwheels
- Motovaganza