Akibat Donald Trump, Kerjasama Nissan-Mercedes Terhambat
Kerja sama Nissan dan Mercedes-Benz sudah berjalan apik. Hingga kini, dua produk menonjol dihasilkan keduanya. Pertama, pikap double cabin Mercedes X-Class yang berbasis Nissan Navara. Lalu mesin empat silinder 1,3 liter turbo baru. Tapi kelanjutan kerja bareng itu, kini menemui batu sandungan akibat Presiden Donald Trump.
Dalam perjanjian yang disetujui 2015 lalu, Nissan dan Mercedes berencana menelurkan produk ketiga. Ujudnya, mobil mewah berdimensi compact di bawah merek Infiniti untuk dipasarkan di Amerika Serikat. Tapi pergeseran selera pasar otomotif negara itu, memaksa Nissan menunda kelahirannya.
Dikutip dari Automotive News, perubahan pasar yang semula punya tempat lega untuk kendaraan penumpang, kini bergeser menjadi pikap ringan atau crossover. Selain itu, Nissan juga ragu karena adanya ketidakpastian soal NAFTA (North American Free Trade Agreement), menyangkut tarif impor yang dipatok pemerintahan Donald Trump.
Rencananya, mobil mewah ini dibuat di Mexico, di sebuah pabrik Daimler dan Aliansi Renault-Nissan- Mitsubishi. Pusat perakitan di wilayah Aguascalientes mampu merakit 230.000 mobil setiap tahun, dan Infiniti sudah mulai merakit crossover QX50 terbaru yang diperkenalkan akhir tahun lalu.
Selain QX50 yang dirakit di pabrik bersama, Infiniti QX30 juga merupakan salah satu hasil kerja keduanya. Crossover mewah berukuran compact ini, menggunakan platform MFA buatan Mercedes-Benz, yang jadi basis Mercedes GLA, CLA dan hatchback A-Class. Mobil ini dibuat di pabrik Nissan Inggris, dengan menggunakan banyak komponen Mercedes.
Karena itu, Aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi tetap merasa puas dengan kinerja kerja sama Daimler Group. “Kerja sama ini tetap solid. Dan kami terus memetik keuntungan berkat kerjasama yang di dalamnya termasuk kesepakatan riset dan pengembangan serta manufakturing di beberapa tempat di dunia,” kata Trevor Hale, juru bicara Infiniti.
Amerika Bikin Pusing
Presiden Amerika Serikat Donald Trump memulai kampanye penerapan tarif impor untuk barang yang masuk ke negaranya. Termasuk mobil. Tarif impor sebesar 25 persen mulai diberlakukan untuk baja dan alumunium, demi melindungi produk lokal. Setelah itu, Trump mengincar sektor otomotif, yang saat ini tarif impornya masih 2,5 persen, dinaikkan jadi 25 persen.
Karena itu, kebijakan soal tarif barang impor tidak hanya membuat pusing Nissan dan Mercedes Benz. Pabrikan Eropa, Jepang, Korea juga ikut pusing. Terlebih BMW dan Mercedes-Benz, yang diincar langsung oleh Trump. Kedua merek ini mendominasi penjualan mobil premium, mengalahkan merek lokal.
Beberapa model populer seperti Toyota Camry, BMW X-Series memang sudah dirakit lokal. Tapi mayoritas masih diimpor. Bahkan merek lokal seperti General Motor, Ford, Chrysler punya produk yang dirakit di luar negara.
Untuk Eropa sendiri, Amerika Serikat adalah pasar ekspor mobil terbesar mereka. Dua puluh lima persen dari mobil yang mereka ekspor, mendarat di negara adidaya itu. Meski bukan pasar otomotif terbesar di dunia (rekor ini dipegang Cina dengan 23,9 juta mobil terjual 2017 lalu), tapi Amerika tetap jadi fokus utama produsen mobil. Tahun lalu, mereka menyerap 17,2 juta mobil baru. (Ddn/Van)
Jual mobil anda dengan harga terbaik
Model Mobil Nissan
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Nissan Navara Terbaru di Oto
Tren Pickup Truck
- Terbaru
- Populer
Artikel Mobil Nissan Navara dari Carvaganza
Artikel Mobil Nissan Navara dari Zigwheels
- Motovaganza