4 Kekurangan Suzuki Ignis
Tak ada mobil yang sempurna. Apalagi Suzuki Ignis. Meski cukup sukses di pasaran karena terjual lebih dari 10 ribu unit hanya dalam empat bulan, tapi kami menemukan beberapa kekurangan Ignis dibanding kompetitornya. Apa saja?
1. Performa Mesin
Ignis memakai mesin 1,2 liter. Tenaga yang dihasilkan 83 PS pada 6.000 rpm dengan torsi puncak 113 Nm di 4.200 rpm. Bila dibandingkan, output yang dihasilkan Suzuki Ignis masih kalah dari beberapa kompetitornya. Misalnya, mesin 1,2 liter Honda Brio sanggup menghasilkan tenaga 88 PS pada 6.000 rpm dengan torsi puncak 109 Nm pada 4.500 rpm. Toyota Agya tipe 1.2 memiliki mesin yang lebih bertenaga 5 PS dibanding Ignis. Tapi untungnya, mesin Ignis ini masih lebih bertenaga dibanding mesin 1,2 liter Nissan March dan Mitsubishi Mirage.
2. Transmisi AGS (Automated Gear Shift)
Suzuki Indonesia menjual dua varian Ignis, tipe GL dan GX. Keduanya dijual dalam pilihan transmisi manual 5-speed dan transmisi Automated Gear Shift (AGS). Transmisi AGS ini sebetulnya bukan sepenuhnya otomatis tapi setengah otomatis. Karena sistem kerjanya sedikit berbeda dari transmisi otomatis konvensional ataupun Continuous Variable Transmission (CVT).
Transmisi AGS memakai kopling kering seperti halnya transmisi manual. Hanya saja, mekanisme kerja kopling tidak dengan menginjak pedal, tapi dioperasikan secara otomatis oleh Transmission Control Module (TCM). Jadi pengoperasian mobil bertransmisi AGS ini sama dengan mobil matik karena pengemudinya tak perlu lagi menginjak pedal kopling.
Tapi transmisi model ini punya kekurangan. Terkadang terasa Electronic Control Unit (ECU) dan TCM terlambat menentukan posisi gigi yang terbaik. Walhasil, pengemudi sering merasa mobil seperti kehilangan tenaga saat pengemudi menurunkan kecepatan dan ingin kembali berakselerasi. Ini karena mekanisme proses perpindahan gigi transmisi AGS tak secepat transmisi otomatis. Seperti ada yang menginjakkan pedal kopling untuk Anda.
Indikator pada tuas persneling juga berbeda dari mobil matik lainnya karena hanya ada R, N dan D tanpa P. Untungnya tuas bisa dimainkan ke mode manual dengan menggeser ke posisi M (+/-). Jelasnya, bila pengemudi sudah terbiasa menggunakan transmisi matik ataupun CVT, perlu sedikit adaptasi untuk terbiasa menggunakan transmisi AGS ini.
3. Desain Belakang Kurang Menarik
Memang soal tampilan tergantung selera masing-masing. Masalahnya, banyak pecinta otomotif yang merasa bentuk belakang Ignis tak serasi dengan wajahnya yang modern. Proposinya yang ‘nungging’ terkesan kurang modern membuat Ignis kurang sedap dipandang dari belakang.
Bagian belakangnya ini, sebetulnya terinspirasi dari desain klasik Suzuki Fronte tahun 1970-an. Ini karena garis pinggul di bagian sisinya yang menanjak ke atas ala mobil coupe. Lalu ada aksen tiga garis mirip logo Adidas di pinggulnya itu. Mungkin ini yang membuat proporsi bagian belakangnya, entah mengapa bagi sebagian orang dianggap terasa seperti ada bagian yang kurang enak dilihat.
4. Audio Touchscreen Terpisah
Memang di kelasnya, head unit jenis touchscreen masih jarang digunakan. Chevrolet Spark mungkin yang terbaik di kelasnya untuk urusan sistem multimedia. Tapi uniknya, Ignis sebetulnya juga memiliki head unit jenis touchscreen. Hanya saja sistem multimedia yang lebih canggih dan terlihat lebih enak dipandang ini dijual terpisah. Pemilik Ignis harus menambah biaya sekitar Rp 7 jutaan untuk memiliki head unit tipe layar sentuh ini.
Jual mobil anda dengan harga terbaik
Model Mobil Suzuki
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Suzuki Ignis Terbaru di Oto
Tren Hatchback
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil Suzuki Ignis dari Carvaganza
Artikel Mobil Suzuki Ignis dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature