Honda PCX, Motor Paling Lengkap di Dunia
Judul ini mungkin berlebihan. Tapi apa mau dikata, memang begitu status yang dimiliki Honda PCX: motor paling lengkap di dunia. Kuda besi ini kami sebut lengkap lantaran punya semua jenis unit pengolah daya yang mencerminkan perkembangan teknologi otomotif dunia. Dari mesin cetus api konvensional, kombinasi dengan motor elektrik hingga versi murni elektrik, semua tersedia di PCX.
PCX Konvensional
Model ini pertama ada di Indonesia pada 2010. Kala itu, segmen skutik premium masih belum terlalu tinggi pamornya. Harganya yang terlalu tinggi karena masih diimpor dari Thailand, membuat popularitas PCX kurang bersinar.
Awalnya, mesin yang digunakan 125 cc eSP. Mesin ini lantas diadopsi oleh Vario dengan ragam teknologinya seperti ACG Starter dan idling stop system. Rangkaian sistem yang memperhalus proses nyala mati mesin dan memungkinkan pemadaman serta pengaktifan mesin secara otomatis, ditanam sebagai andalan.
PCX 150 sempat muncul dengan sumber produksi Vietnam. Harganya sangat tinggi, tembus Rp 40 juta. Sementara Yamaha tak lama merilis NMax dengan harga Rp 20 jutaan.
Baru pada awal 2018, PT Astra Honda Motor melokasisasi PCX. Di sini, harga PCX bisa ditekan hingga level Rp 20 jutaan. Ragam varian pun bisa ditawarkan, standar dan ABS. Sejak itulah PCX mampu memberikan perlawanan pada kelas yang dikuasai Yamaha.
Hybrid Peningkat Akselerasi
Sejak merilis PCX buatan lokal, Honda mulai menyebutkan soal teknologi listrik. Kala itu, sama sekali tak terpikirkan mereka melepas model kombinasi alias hybrid sebagai model dagangannya. Nyatanya pada Juli 2018, model PCX Hybrid dijual.
Harga PCX Hybrid Rp 40,3 juta, kini sudah naik hingga Rp 41,325 juta (OTR Jakarta). Dalih merilis motor ini ketimbang versi elektrik, peralihan sambil menunggu regulasi pemerintah siap.
Tak ada beda signifikan pada spesifikasi mesin maupun teknis antara PCX Hybrid dengan reguler. Pun dengan misi penggunaan skema hybrid yang umumnya berorientasi pada peningkatan efisiensi bahan bakar, tak demikian pada PCX. Peningkatan akselerasi jadi goal yang ingin dicapai motor ini.
Sumber tenaga yang sudah ada, dengan teknologi ACG yang memang sudah jamak tertanam, dibantu baterai lithium untuk memberikan sokongan saat tuas gas mulai diputar. Tujuannya untuk meningkatkan torsi, sehingga membuat akselerasi lebih responsif dibandingkan PCX standar.
Motor Listrik Dirilis, Tak Dijual tapi Sewa
Awal tahun yang kerap digunakan pabrikan untuk merilis model jagoannya, dimanfaatkan AHM untuk merilis PCX Electric. Sayang meski sudah disediakan di pasar Indonesia, namun tak tersedia untuk umum, lantaran metode pemasarannya dalam bentuk sewa.
Metode serupa memang digunakan Honda Jepang untuk PCX Electric pada publik. Dalih prinsipal maupun AHM, teknologi baterai yang masih terlalu mahal serta menjaga dampak lingkungan belum memungkinkan mereka untuk melepas kepemilikan. Harga sewanya pertahun mencapai lebih dari Rp 24 juta dengan masa sewa harus di atas 1 tahun.
Lantas, apa bedanya PCX Electric dengan dua model lainnya? Ketiadaan mesin cetus api konvensional. Di balik bodinya, tak ada lagi mesin pengolah bahan bakar. Gantinya dua buah baterai lithium yang mengakuisisi hampir seluruh lahan bagasi. Boks transmisi berganti motor elektrik yang langsung tersambung ke roda.
Dua buah baterai Lithium-ion dengan kapasitas total 20,8 Ah, memiliki tugas multifungsi di masa depan. Bernama Mobil Powe Pack, komponen ini bisa dilepas pasang untuk menyediakan tenaga listrik di beragam perangkat. Pengisian bisa langsung (onboard) maupun dengan melepas masing-masing baterai.
Lewat dua baterai itu, PCX Electric mampu mengolahnya menjadi tenaga maksimum yang 4,2 kW atau setara 5,7 PS. Angka yang relatif kecil mengingat bodinya gambot. Namun, perhatikan torsinya, mencapai 18 Nm, alias paling besar dari semua lini. Harusnya, performanya saat berakselerasi maupun untuk berkomuter di dalam kota, tak perlu diragukan.
Kemampuan menjelajahnya masih relatif pendek, hanya 69 km. Itupun jika pengendara mampu menjaga kecepatan rata-rata di level 40 kpj.
Meski potensi PCX Electric saat ini terlihat terbatas, inovasi yang disodorkan Honda tetap patut diapresiasi. Seiring naiknya demand masyarakat dunia atas kendaraan listrik, aneka teknologi industri mereduksi biaya produksi hingga kapabilitas produknya. (Van/Odi)
Baca Juga: Honda Vario 150 vs Yamaha Nmax, Pilih Gaya atau Fungsi?
-
Jelajahi Honda PCX160
Model Motor Honda
Jangan lewatkan
Promo Honda PCX160, DP & Cicilan
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Populer
Video Motor Honda PCX160 Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
Kapasitas
156.9
|
160
|
147.3
|
149
|
149.8
|
Tenaga Maksimal
15.8
|
15.8
|
18.23
|
13.8
|
13.27
|
Jenis Mesin
Single Cylinder, 4 Valves, 4-Stroke, Liquid Cooled Engine
|
Single Cylinder, 4-Stroke, Liquid Cooled, SOHC Engine
|
4-Stroke, Liquid Cooled, DOHC
|
4 Stroke, 4 Valve, SOHC, FI
|
Single Cylinder, 4-Stroke, 4-Valve, Air Cooled SOHC Engine
|
Torsi Maksimal
14.7 Nm
|
14.7 Nm
|
13.8 Nm
|
11.7 Nm
|
10.2 Nm
|
|
Tren Scooter
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Motor Honda PCX160 dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature