Lawan Toyota Raize dan Daihatsu Rocky di Indonesia, Seperti Apa Kekuatannya?
Toyota dan Daihatsu meluncurkan dua mobil terbarunya. Ini merupakan produk kembar kelima yang dikeluarkan keduanya. Memiliki dimensi ringkas, Sport Utility Vehicle (SUV) ini diberi nama Raize oleh Toyota dan Rocky oleh Daihatsu. Dijual di rentang harga Rp 214 jutaan sampai Rp 265 jutaan. Cukup meyakinkan dilihat dari tampilan dan fitur yang diusung. Keduanya juga punya penantang sebanding yang telah terlebih dahulu hadir di Indonesia. Siapa saja? Berikut ulasannya!
KIA Sonet 5-Seater (Rp 193 juta – Rp 289 juta)
Kia Sonet meluncur tepat 11 November 2020. Harganya langsung mengejutkan, tidak sampai Rp 300 juta. Tepatnya Rp 289 untuk tipe termahal Premiere seperti mobil tes warna merah ini. Terngiang produk Cina yang menawarkan kombinasi harga dan fitur istimewa. Bentuk keseriusan Kia lain ada dari jumlah varian. Total 5 tipe dijajakan dengan rentang harga lumayan besar. Paling murah bahkan cuma Rp 193 juta.
Melihat tampilan Sonet, masih ibarat oase di tengah padang pasir. Karena masih asing di mata awam, membuatnya tampilan berbeda di tengah deretan mobil lain yang sudah membosankan. Grille Tiger Nose tampak abadi mengisi fasad. Menyatu dengan headlamp lebar dan menciptakan karakter gagah SUV sejati. Proporsi bodi dan roda ditopang pelek 16 inci dalam balutan ban Apollo setebal 215/60. Wheel arch yang menggelembung lebar terisi penuh dengan fitment pas.
Semua itu diakhiri bentuk bokong sederhana tertata rapi. Bahkan kamera parkir tersimpan di area tersendiri. Cukup kontradiktif dengan wajahnya, beruntung tak terlampau polos. Garis melekuk selebar bodi menghias bentuk lampu simpel. Sedikit berlebihan di area skid plate. Terdapat dua bidang trapesium sebagai pengecoh lubang knalpot.
Ia memiliki panjang 4.120 mm, lebar 1.790 mm dan tinggi 1.615 mm. Mirip dimensi Toyota Yaris dan Kia Rio. Enak diajak berkelit di kepadatan jalan ibukota. Trah sebagai SUV memberi keistimewaan yang tak dimiliki hatchback biasa. Ground clearance menjulang 205 mm memberi banyak jarak dengan permukaan tanah. Aman melibas jalanan rusak tanpa ada rasa khawatir kolong mobil mentok. Tidak seperti compact hatchback yang rata-rata rendah.
Gambaran interior Sonet mirip seperti Seltos. Nuansa sporty hitam menyambut seketika membuka pintu. Terlihat mewah, walau tak menjalar sampai sentuhan. Ada beberapa panel memakai plastik keras, untungnya tidak terlalu banyak. Masih dominan bagian mewah. Area panel instrumen dan monitor head unit menyatu juga seperti Seltos. Desainnya mirip dashboard Mercedes-Benz A-Class dan B-Class, tapi tidak berisikan dua monitor beresolusi tinggi. Tapi masih terlihat canggih, terutama panel instrumen. Perpaduan grafis analog dan informasi digital membuatnya terlihat mahal. Semua jok sudah terbalut kulit khusus tipe Premiere dan Dynamic. Begitu juga setir sampai tuas transmisi.
Ada satu fitur menarik yaitu Remote Engine Start. Singkatnya menyalakan mesin dari luar kabin hanya menekan tombol di remote. Berguna menghemat waktu memanaskan mobil dulu sebelum beranjak pergi. Atau bisa dimanfaatkan mendinginkan suhu kabin terlebih dahulu. Jika ingat, fitur ini juga ada di Chevrolet Trailblazer.
Paling tidak, segala perangkat itu mampu melampaui SUV kasta lebih tinggi. Belum ditambah fitur standar seperti lampu LED, auto climate control, sunroof, TPMS hingga cruise control. Sistem keselamatannya terdiri dari 6 airbag, ABS+EBD, Electronic Stability Control (ESC) dan Hill Assist Control (HAC). Tentu akan berlebihan jika mengharapkan Blind Spot Monitoring System maupun Lane Departure Warning. Ini saja sudah berlebih.
Untuk mesin memakai unit Smartstream Gamma II 4-silinder 1,5-liter naturally aspirated, dengan Dual CVVT dan Dual Fuel Injector, lebih mudah akrab untuk pasar sini. Ekstraksi daya dihasilkan tidak mengecewakan. Output sebesar 115 PS di 6.300 rpm dan torsi maksimum 144 Nm di 4.500 rpm. Di atas mayoritas mesin "cenggo" NA lainnya. Sebagai aspek penyalur daya, mengandalkan transmisi termutakhir Smartstream iVT (Intelligent Variable Transmission).
Semua kebutuhan sebagai mobil kota harian terpenuhi oleh Kia Sonet. Desain eksterior dan interior keren, sistem audio cap ternama, ventilated seat yang bikin punggung adem, fitur keselamatan cukup, mesin dan transmisi menyenangkan dan kaki jangkung dirancang untuk jalanan kurang bersahabat. Belum lagi jaminan 7 tahun yang diberikan pihak Kia Indonesia. Terakhir, perlu diingat kalau belum lama ini Kia datangkan versi 7-seater dari Sonet. Versi ini dijual sedikit lebih mahal yakni, Rp 199,5 juta sampai Rp 296 juta.
Baca juga: Teliti Varian Termurah Daihatsu Rocky, Dapat Apa Saja?
Nissan Magnite (Rp 214,8 juta – Rp 244,8 juta)
Nissan Magnite cepat datang ke Indonesia. Platform memakai CMF-A+ sebagai basis bersama dalam aliansi Nissan-Renault. Konstruksi sama bisa ditemui di Renault Triber dan Kiger yang akan jadi lawan sekelas. Formatnya mesin depan dengan penggerak roda depan juga (FWD). Mesin mengadopsi HRA0 3-silinder 1,0-liter yang dibantu hembusan turbocharger. Sementara transmisi diberikan pilihan manual atau CVT.
Interiornya memiliki desain dashborard menarik. Tidak terlalu banyak tombol, cenderung minimalis dan sesuai kebutuhan saja. Bersih serta tak banyak elemen gaya yang terlalu memaksa. Paling mencolok ventilasi AC heksagonal yang sedikit memberi sentuhan sporty. Lalu coba perhatikan desain setirnya, persis punya Renault Triber bukan?
Sesuai harganya, material kabin didominasi plastik keras. Tapi saat dipegang tidaklah terlalu murahan. Permukaan beberapa panel plastik terasa halus. Jika dibandingkan Kia Sonet, lawannya lebih banyak menawarkan sentuhan mewah. Tubuh SUV memberi keuntungan ruang kepala lapang. Area depan pun memberi kenyamanan terbaik untuk pengemudi maupun penumpang. Sementara belakang, ternyata masih banyak menyisakan legroom dan masih mampu diisi 3 orang dewasa dengan nyaman.
Desain eksterior Magnite tidak mencirikan Nissan masa kini sama sekali. Mungkin karena formulasi awal yang khusus Datsun, maka tak membawa bahasa desain V-Motion. Malah ada kemiripan dengan Kia Sonet di beberapa detail kecil. Grille besar terpisah dari lampu utama sipit. Ciri pengenalnya mengandalkan Daytime Running Light (DRL) berbentuk L.
Lekukan halus menggembung menyerupai Sonet. Terutama sekitar bodi samping dan spakbor besar. Terlihat bantet seperti berupaya mempertahankan ukuran kompak. Tapi tidak terlampau polos karena diisi moulding tebal sehingga lebih keluar kesan gagah khas SUV. Proporsinya tetaplah sebuah SUV. Tampak dari ban tebal berukuran 195/60R16. Sementara buritan malah makin mirip Sonet. Andaikan kedua lampu buntut menyatu, pasti makin identik. Beruntung ada emblem nama Magnite di pintunya.
Kaki-kaki tampak menjulang tinggi. Namun ada data yang kurang sinkron antara situs resmi di India dan data teknis diberikan Nissan Indonesia. Menurut website, ground clearance mencapai 205 mm. Sedangkan informasi ke media, hanya setinggi 186 mm. Setidaknya tetap memadai untuk kondisi jalan Tanah Air yang campur aduk.
Pilihan mesin turbo terdengar lebih masuk akal untuk pasar Indonesia. Ialah unit HRA0 3-silinder 1,0-liter yang juga dipakai Renault Triber versi turbo. Lewat bantuan induksi paksa rumah keong, daya dihasilkan tergolong besar. Tenaga sebesar 100 PS di putaran 5.000 rpm, dengan keluaran torsi berbeda, 160 Nm untuk transmisi manual dan 152 Nm untuk CVT.
Angka segitu di dalam tubuh mungil, mampu mengkombinasikan akselerasi dan efisien. Klaim Nissan India, sprint menuju 100 kpj secepat 11,7 detik (M/T) dan 13,3 detik (CVT). Konsumsi bahan bakarnya juga irit. Mencapai 20 kpl (MT) dan 17,7 kpl (CVT).
Fitur keselamatan di kedua varian tidak dibedakan. Dual SRS airbag sudah standar untuk melindungi pengemudi dan penumpang depan. Pengereman pun berisikan sistem ABS, EBD dan Brake Assist. Hebatnya lagi, Vehicle Dynamic Control dan Hill Start Assist juga sudah tersedia. Ditambah peranti kenyamanan cruise control untuk tipe Premium.
Baca juga: Mau Beli Toyota Raize, Simak Perbedaan dan Kelengkapan Tiap Varian
MG ZS (Rp 261,8 juta – Rp 295,8 juta)
Bagaimana dengan produk serupa di sini? MG Motor Indonesia sementara ini masih mengimpor produk dari Negeri Siam. Spesifikasinya pun mirip. Varian ZS Excite dilepas Rp 261,8 juta. Sementara MG ZS Ignite dijual Rp 295,8 juta on the road Jakarta. Dilihat dari angkanya relatif lebih murah dari lawan sepadan. Jika dibandingkan dengan Suzuki S-Cross. Ia ditawarkan Rp 302 juta untuk tipe manual 5-speed dan SX4 S-Cross AT Rp 317 juta. Kemudian Honda HR-V dijajajakan Rp 303 juta sampai Rp 424 juta. Jadi, pendatang baru memiliki harga jauh lebih kompetitif dengan sisipan fitur jauh lebih komplet.
ZS berukuran 4.314 mm x 1.809 mm x 1.624 mm. Ia menggendong mesin 1.498 cc naturally aspirated. Unit berkode 15S4C punya konfigurasi DOHC 4-silinder 16 katup VTi-TECH. Hasil pembakaran sistem injeksi multi-point memberi tenaga maksimum sebesar 114 PS. Torsi puncaknya 150 Nm. Distribusi tenaga lewat transmisi otomatis 4-speed dengan sistem triptonic. Dan tidak tersedia girboks manual.
Walau harganya miring, kelengkapan peranti keamanannya bisa diadu. Sebagai standar di dua varian tersedia: AntiLock Braking System and Electronic Brakeforce Distribution, EBA (Electronic Brake assist), SCS (Stability Control System) plus CBC (Curve Brake Control). Ditambah juga dengan TCS (Traction Control System), HAS (Hill Start Assist System), ESS (Emergency Stop Signal), Follow Me Home Light, Isofix. Lalu Front Seat Belt With Pretensioners and Load Limiters, 3 Point Rear Seat Belts 3 Points, Front Airbags dan khusus TMPS (Tire Pressure Monitoring system) hanya di Ignite.
Perusahaan memberi garansi MG ZS selama 5 tahun tanpa mengenal batasan jarak tempuh. Setiap pembelian MG ZS disertai dengan layanan MG Care. Mencakup garansi kualitas produk terhitung dari tanggal pengiriman kendaraan baru kepada pemilik pertama. Gratis pula biaya jasa perawatan reguler sampai dengan 50.000 km atau 4 tahun. Tergantung salah satu yang terlebih dahulu tercapai.
Di sisi lain, mereka juga menjanjikan layanan 24-hour on-road assistance untuk panggilan mobil derek jika terjadi kerusakan, menuju pusat layanan MG resmi terdekat. Tersedia pula layanan perbaikan di tempat di wilayah perkotaan. Misal untuk penggantian ban, aki atau kabel jumper. Melihat segmentasi produk, ZS cocok bagi kawula muda yang suka mobil kompak. Juga untuk masyarakat urban yang ingin mobil premium, penuh gaya, tapi harga ramah kantong.
Bahkan di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid 2021 yang digelar di JiExpo, Kemayoran, Jakarta beberapa waktu lalu, MG menghadirkan ZS versi elektrik. MG ZS EV diharapkan dapat mendefinisi ulang ekpetasi pecinta otomotif tanah air baik dari generasi klasik hingga generasi Z saat ini.
MG ZS EV sendiri sudah beredar di pasar internasional dengan spesifikasi motor listrik 44,3 kWh yang memproduksi tenaga 140 hp dan torsi 350 Nm. Meski MG Motor Indonesia, agen pemegang merk MG di Indonesia, belum merilis data resminya, namun pabrikan mengklaim MG ZS EV ingin memberikan pengalaman berkendara yang menyenangkan dengan teknologi ramah lingkungan.Mengambil tema Recharge Your Life, di samping teknologi listrik pada kendaraannya, MG juga menghadirkan teknologi i-SMART. Lewat kombinasi dua teknologi tersebut, MG Motor Indonesia cukup optimis dapat berkontribusi secara maksimal di industri otomotif lewat berbagai model kendaraannya. (Rzk/Raju)
Baca juga: Ini Perbedaan Toyota Raize dan Daihatsu Rocky, Mana yang Lengkap?
Jual mobil anda dengan harga terbaik
Model Mobil Toyota
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Toyota Terbaru di Oto
Artikel Mobil Toyota dari Carvaganza
Artikel Mobil Toyota dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature