Ketahui Trik Mengemudi Melewati Banjir
Intensitas hujan yang tinggi belakangan ini, berpotensi menimbulkan genangan air. Bahkan yang terparah banjir di beberapa wilayah. Pengemudi seringkali tak punya pilihan untuk menerjangnya.
Memang ketika bertemu situasi ini, ada baiknya pengemudi berbalik arah atau mencari jalan lain. Soalnya melewati banjir punya banyak risiko, seperti rusaknya komponen kendaraan atau terperosok akibat tak mengetahui adanya lubang. Namun bila terpaksa, pengemudi perlu berhati-hati. Mitsubishi menyampaikan beberapa tips agar dapat menerabas banjir dengan aman.
1. Identifikasi Banjir
Anda perlu mengetahui seberapa dalam banjirnya. Mungkin bagian ini cukup sulit dilakukan, tetapi penting lantaran Anda tak mau terjebak di tengah. Tapi bila Anda sudah hapal dengan jalan yang dilewati, jadi mudah mengetahui kedalaman banjir dan area mana saja perlu dihindari. Kalau tidak, Anda bisa mengambil patokan dari trotoar atau mobil lain untuk memperkirakan ketinggian air. Bisa dilihat dari seberapa dalam ban yang tergenang. Kalau sudah mencapai satu ban, lebih baik putar balik. Apalagi mobil Anda jenis sedan atau city car.
2. Mengetahui Spesifikasi Mobil
Caranya dengan melihat data ground clearance dan kemampuan melewati genangan air. Mobil dengan ground clearance rendah seperti sedan dan city car biasanya lebih berisiko jika dipaksakan menerabas banjir. Berbeda dengan SUV, contohnya Mitsubishi Pajero Sport dan Toyota Fortuner yang punya ground clearance tinggi, serta spesifikasi melewati genangan air mencapai 70 cm.
Kemampuan melahap banjir juga ditunjang letak ketinggian saluran udara ke mesin. Ya, Anda perlu mengetahui di mana letaknya dan seberapa tingginya. Agar dapat menghindari air masuk ke mesin yang terhisap oleh intake. Lebih aman bagi mobil yang punya letak intake tinggi, biasanya ada di SUV.
Seperti yang diungkapkan Rifat Sungkar selaku pembalap sekaligus brand ambassador Mitsubishi Indonesia. “Setidaknya pemilik kendaraan harus tahu hal dasar mobil, sekalipun tidak terlalu mengerti mekanisnya, tapi perlu tahu letak saluran intake-nya,” jelas Rifat yang dihubungi OTO, Senin (03/12).
Bila air sampai masuk ke dalam mesin, mobil bakal mengalami water hammer. Kondisi ini berbahaya, biasanya ditandai mobil mogok. Jika sudah terlanjur mengalaminya, jangan mencoba menyalakan mesin. Karena dikhawatirkan semakin merusak komponen di dalamnya.
3. Berkendara Perlahan
Pastikan kecepatan saat membelah banjir tidak tinggi. Gunakan gigi rendah agar mobil berjalan lancar. Jangan terburu-buru menambah kecepatan karena air berisiko naik ke atas kap mesin. Hindari menahan setengah kopling atau mengocok pedal gas dalam genangan, karena dapat menciptakan gelombang air. Seringkali tindakan ini dinilai mampu menyelamatkan mesin dari kemasukan air lewat saluran knalpot, padahal ini salah.
“Orang itu sering salah persepsi, saat lewat genangan, knalpot kalau ketutupan air bisa ditanggulangi dengan nge-gas supaya tidak masuk. Itu dulu kalau karburator, sekarang injeksi, mesin secara otomatis akan naikin rpm sendiri karena ada tekanan. Nah, kalau kita pelan kita menyelamatkan bagian hidungnya (saluran intake). Sedangkan kalau jalannya kencang, air bisa naik ke atas, seperti jadi serokan air. Masuklah ke saluran intake terus ke ruang pembakaran,” tambahnya.
4. Periksa Pengereman
Setelah berhasil melewati banjir, Anda tetap harus waspada. Periksa pengereman dengan melakukan trik sederhana. Jalankan kendaraan dalam kecepatan rendah, sekitar 5 km/jam. Lalu injak pedal rem berkali-kali guna mengetahui kinerjanya. Mengapa ini perlu dilakukan? Seringkali rem yang basah mengalami penurunan kinerja atau bahkan malfungsi. Dibutuhkan waktu agar dapat berfungsi normal. Anda tentunya tak mau mengalami rem blong saat mengemudi bukan.
5. Bawa ke Bengkel
Jangan menunda pemeriksaan mobil ke bengkel resmi. Setelah melewati banjir, kondisi mobil bisa mengalami perubahan. Makanya dibutuhkan pemeriksaan menyeluruh di bengkel resmi, termasuk mengantisipasi adanya kerusakan lebih jauh.
“Secepatnya mobil dicek ke bengkel. Karena tidak menutup kemungkinan ada air yang masuk. Mungkin airnya tidak langsung ke ruang pembakaran, tapi tersangkut di filter udara. Ibarat kita napas lewat kapas yang dibasahi, susah kan? Sama dengan mobil, dia jadi susah menyedot udara. Jadinya performa turun, konsumsi jadi ikutan boros. Paling parah mesin rusak,” tutup Rifat. (Hfd/Odi)
Baca Juga: 10 Langkah Berkendara Aman Saat Musim Hujan ala Chevrolet
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice