Jaga Keselamatan Balita dengan Car Seat, Kenali Model dan Fungsinya
Melakukan perjalanan dengan keluarga tentunya menyenangkan. Apalagi bagi mereka yang punya balita. Tapi ada hal yang harus diperhatikan. Kenyamanan dan keamanan keluarga saat berkendara menjadi prioritas ketika memiliki kendaraan. Terutama bagi pasangan yang memiliki anak balita, menggunakan baby car seat menjadi kebutuhan.
Jangan meremehkan car seat untuk keselamatan anak. Meskipun memang di Indonesia, car seat belum menjadi perlengkapan yang wajib dimiliki ketika bepergian membawa bayi dan balita. Padahal perannya tidak kalah penting dengan sabuk keselamatan yang wajib dipakai di setiap berkendara. Car seat merupakan salah satu perlengkapan bagi bayi baru lahir ataupun balita yang sangat utama.
Car seat berfungsi menahan tubuh bayi dan balita dari terlempar saat terjadi benturan keras pada kecelakaan. Bayi tidak bisa atau tidak cocok menggunakan sabuk keselamatan karena ukurannya terlalu besar untuk menahan tubuh bayi. Dan meski sang ibu memangku atau menggendongnya selama perjalanan, risiko anak balita terlempar tetap besar atau tinggi.
Itulah mengapa car seat menjadi instrumen yang penting dipakai oleh pengendara yag membawa bayi dan balita. Karena car seat telah dirancang sedemikian rupa agar mendukung keselamatan anak, mulai dari ukuran dan bentuknya.
Ada beberapa jenis car seat yang beredar saat ini, dengan fungsi dan peruntukkan yang berbeda masing-masing, khususnya perkembangan dan usia bayi.
1. Car Seat Menghadap Belakang
Untuk bayi berusia di bawah 1 tahun, harus menggunakan car seat yang menghadap ke belakang. Jenis ini umumnya berukuran lebih kecil daripada car seat yang menghadap ke depan, agar pas dengan tubuh bayi. Alasan menghadap ke belakang agar lebih melindungi kepala, leher, dan tulang belakang bayi yang belum kuat dan berkembang.
2. Car Seat Menghadap Depan
Car seat jenis ini lebih dianjurkan untuk bayi yang sudah menginjak 1 tahun dan berat tubuhnya lebih dari 9 kilogram. Beberapa car seat bahkan bisa diubah posisinya menghadap ke depan maupun ke belakang. Secara hitungan ekonomis, car seat ini lebih menguntungkan karena tidak perlu membeli dua car seat berbeda untuk periode tertentu.
3. Booster Seat
Car seat jenis ketiga ini dirancang untuk anak yang sudah berusia 8 tahun atau berat badan setidaknya 18 kilogram, atau juga saat kepalanya sudah melebihi tinggi bagian atas car seat bayi. Beberapa jenis car seat yang menghadap ke depan sudah bisa dilepas sandarannya, agar bagian bawahnya bisa dipakai sebagai booster seat.
Pentingnya penggunaan car seat telah diakui oleh banyak negara. Beberapa negara bahkan melarang bayi dibawa pulang dari rumah sakit kalau orang tuanya menggunakan kendaraan pribadi tanpa car seat. Tapi, penggunaan car seat sebagai perlengkapan bayi baru lahir di Indonesia tampaknya belum umum. Bisa dimengerti kebiasaan orang tua menggendong atau memangku bayinya saat di mobil karena tidak tega ketika tiba-tiba rewel atau menangis saat perjalanan. Padahal sebenarnya kalau si kecil telah terbiasa duduk di car seat, ia pun tak akan rewel lagi. Itu juga demi keamanan dan keselamatan sang buah hati.
Baca juga: Banyak Diam di Garasi Saat PPKM, Jangan Lupa Rawat Mobil Kesayanga
Kesalahan yang Sering Terjadi
Meski demikian masih ada beberapa kesalahan yang kerap dilakukan dalam memasang car seat. Di antaranya, kursi terlalu longgar, sabuk pengaman tidak tepat pakai, serta posisi bayi terlalu cepat menghadap ke depan.
Kursi yang longgar biasanya terjadi karena orang tua kurang mengencangkan pengikat kursi tambahan tersebut ke jok yang ada. Jika kursi longgar, ketika terjadi tabrakan, anak yang sedang berada di kursi bisa menabrak bagian belakang kursi depan dan melukai wajah atau kepalanya dengan serius. Kemudian sabuk pengaman longgar. Pada prinsipnya sabuk pengamana pada kursi bayi sama seperti sabuk pengaman pada orang dewasa. Tugasnya mengunci posisi tubuh agar tidak bergerak jika terjadi guncangan. Jadi sabuk longgar, otomatis membuat anak mudah keluar dari tempat duduknya dan mengakibatkan hal yang tidak diinginkan, seperti terlempar atau terbentur bagian interior mobil.
Terakhir, terlalu cepat menghadap ke depan. Seperti dijelaskan di atas, ada beberapa model kursi bayi dan peruntukannya. Infant car seat diciptakan untuk bayi di bawah usia dua tahun. Karakteristik kursi ini adalah menghadap ke belakang. Tujuannya meminimalisir jika terjadi kecelakaan seperti berhamburannya kaca depan Namun karena menghadap ke belakang, orang tua jadi sering mengecek kondisi anaknya. Hal ini kadang membuat orang tua kurang nyaman dan merasa cemas, dan akhirnya memakai kursi yang menghadap ke depan.
Padahal dengan kursi menghadap ke belakang banyak keuntungan. Berdasarkan penelitian, tulang punggung bayi di bawah 2 tahun relatif lebih kuat dari bagian lain. Sehingga, ketika anak menghadap ke belakang, punggungnya dapat lebih baik menyerap kekuatan besar dari tabrakan. (Why/Raju)
Baca juga: Tips Aman Membersihkan Jok Mobil yang Ternoda Sisa Makanan dan Minuman
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Mobil Pilihan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice