Ban Mobil Pecah Saat Dikendarai, Ini Langkah Jitu Menghadapinya
Mengemudi dan mengendalikan mobil pada dasarnya bukan hal sepele. Apalagi saat dilakukan dengan kondisi adanya kerusakan pada mobil itu. Misalnya saat mengalami pecah ban saat mobil sedang dikemudikan. Risiko mobil terguling sangat tinggi kala itu terjadi. Hingga memakan korban atau meninggal. Dan yang paling membahayakan, saat pecah ban pada sisi depan kanan atau kiri kendaraan. Lantas apa yang mesti dilakukan saat kondisi ini terjadi?
Jika pecah ban depan terjadi pada saat kendaraan melaju, pengemudi hanya punya reaksi satu detik. Ya, satu detik. Sangat singkat dan butuh kesigapan. Maka yang harus dilakukan, tidak panik dan lepaskan pedal gas. Tujuannya, mendapatkan perlambatan kendaraan secara perlahan melalui engine brake. Pengemudi diharuskan mengarahkan (menahan kemudi dua tangan posisi 9-3) kendaraan sesuai dengan arah tujuan. Kontrol kendaraan (kemudi) dengan smooth, tidak melakukan gerakan kemudi kasar secara mendadak.
Selain itu, ada hal yang tidak boleh dilakukan saat pecah ban. Haram hukumnya menginjak pedal rem. Sebab bisa menambah beban pada ban yang pecah itu semakin besar. Apalagi jika lingkar kemudi ditarik ke arah ban yang pecah, bisa berakibat fatal seperti sliding bahkan mobil terbalik. Anda juga tidak dianjurkan menginjak kopling. Alasannya, justru membuat kendaraan meluncur dan fungsi perlambatan dari engine brake tidak bekerja.
Masih ada lagi. Pengemudi dilarang memindahkan gear ke posisi rendah (down shift). Meski tujuannya untuk memperlambat sekalipun. Karena perlu diingat, hitungannya terjadi dalam sepersekian detik. Dilarang pula menambah kecepatan sedikitpun, karena bisa berakibat kendaraan bertambah liar, berisiko terjadi oversteer atau understeer.
Baca juga: Hal-Hal yang Perlu Diketahui Mengemudikan Mobil Matic Bagi Pemula
Pecah ban depan adalah kondisi saat kendaraan sangat sulit diprediksi dan dikontrol. Pada kecepatan berapapun, pengemudi harus memastikan keseimbangan kendaraannya dapat dikuasai dengan benar. Kita tidak pernah tahu kapan itu terjadi.
"Pada saat Anda mengemudi di jalan tol dengan kecepatan di atas 100 km/jam, tanyakan dalam hati 'Bila ban depan pecah, apakah saya mampu mengontrol?' Jawaban yang bijaksana adalah kurangi kecepatan 30 sampai 40 km/jam. Lakukan mengemudi dengan benar agar selamat sampai tempat tujuan dengan aman," terang Sony Susmana, Training Director dari Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI).
Mencegah Lebih Baik
Namun, baiknya agar hal itu tak terjadi perlu antisipasi agar tak terjadi pecah ban depan atau belakang. Berikut lima langkah sederhana yang disampaikan oleh Sony Susmana:
Lakukan pengecekan dan perawatan ban mobil secara berkala. Misalnya setiap pagi atau sebelum kendaraan bergerak bisa Anda periksa. Utamanya pastikan kondisi ban masih layak pakai sesuai umur yang direncanakan. Jaga tekanan angin ban dan jangan sampai kurang. Isi angin sesuai dengan anjuran yang tertera pada Tire Placard. Lalu gunakan ban sesuai peruntukannya. Anda juga wajib mengetahui Speed Index ban mobil.
Pengemudi memastikan bahwa dirinya harus pada posisi tertahan oleh safety belt di tempat duduk. Artinya, setelah buckle up, shoulder beltnya harus ditarik kembali ke atas. Anda juga harus memastikan pengecekan pada seluruh penumpang, sudah menggunakan safety belt dengan baik.
Laju kecepatan kendaraan harus sesuai rambu yang dianjurkan. Misalnya 60 km/jam pada sisi kiri dan 80 km/jam pada saat menyusul. Jangan mengemudi dengan kecepatan rendah pada lajur kanan di jalan tol. Selain mengganggu pengendara lain, ini juga membahayakan Anda. Ada potensi tertabrak dari belakang.
Jangan lupa senantiasa lakukan teknik defensive driving. Misalnya saat Anda mengemudi, agar mampu mengidentifikasi semua bentuk potensi bahaya. Dari bentuk visual lalu disampaikan ke dalam kata-kata jika kondisi mendesak. Ini memberi tahu penumpang yang lain.
Cek Tekanan Angin Ban
Mengemudilah dengan santai, namun selalu waspada. Usahakan pandangan jauh ke depan, mata selalu bergerak, komunikasi dengan pengguna jalan lain dan jaga kecepatan kendaraan. Usahakan sediakan ruang untuk menghindar. Berapa jaraknya? Usahakan Anda berjarak empat detik dari kendaraan di depan.
Mungkin Anda bertanya, kenapa harus empat detik. Begini simulasinya. Satu detik pertama digunakan mata untuk melihat kendaraan. Satu detik kedua memberi respons pada otak. Satu detik ketiga, otak menyuruh kaki mengerem atau menekan pedal rem. Dan satu detik terakhir respons rem pada ban mobil. Jadi semakin kencang kecepatan Anda, semakin jauh pula jarak yang harus dijaga dengan kendaraan di depan. (Alx/Tom)
Baca juga: Bagaimana Etika Berkendara Bisa Menjaga Keamanan dan Keselamatan Berkendara Saat Macet
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice