Test Ride Yamaha Mio S: Salah Kaprah (Part 1)
Yamaha selalu mengidentikkan Mio S sebagai tunggangan perempuan. Identitas yang menurut saya salah kaprah. Bahkan cenderung membuatnya kurang laku di pasaran, karena pasarnya jadi sempit.
Strategi marketing mengedepankan gender, agaknya terlalu basi untuk dipakai, terutama di industri sepeda motor. Pabrikan garputala, sebenarnya, punya contoh gagal dari produk lain di kelas skutik retro. Sebutlah Fino yang identik dengan perempuan. Angka penjualannya tidak selaris Honda Scoopy, yang uniseks. Data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) membuktikan, Fino cuma terjual 16 persen dari raihan Scoopy.
Toh, apa bedanya motor laki-laki dan perempuan? Basis Yamaha Mio S pun sebenarnya Mio M3, skutik yang notabene tidak punya keterkaitan dengan jenis kelamin tertentu. Yamaha cuma mengubah sedikit desain dan fitur, sehingga tercipta varian anyar. Bentuknya jadi membulat. Pilihan warna juga dibuat kalem: spirit red (merah gelap), strong black (hitam kombinasi biru), smart white (putih) dan special green (hijau tosca). Apa ubahan itu lantas menjadikannya motor perempuan? Tentu tidak.
Walau pabrikan garputala salah kaprah, Mio S tetap menyimpan potensi jadi tunggangan yang menyenangkan untuk siapa saja. Apa kelebihannya? Adakah kekurangannya?
Fitur dan Rasa Berkendara Mio S
Ada tiga fitur yang dimiliki skutik seharga Rp 15,95 juta (OTR Jakarta) ini, namun Mio lain (M3 dan Z) tidak punya. Mereka adalah lampu depan LED hemat daya, hazard dan answer back system.
LED berguna meningkatkan visibilitas berkendara, utamanya di malam hari. Sementara hazard, bisa diaktifkan sebagai tanda bahaya saat Anda di perjalanan. Terakhir answer back system memudahkan pencarian kendaraan di lokasi parkir.
Soal rasa berkendara, Mio S tidak beda dari Mio M3. Ketika duduk di atas joknya, saya yang memiliki tinggi 168 cm dengan mudah menapakkan kaki ke aspal. Ruang lutut juga cukup tersedia, sehingga tidak mudah mentok ke dashboard. Kekurangannya, posisi stang terlalu rendah, sehingga badan kurang rileks saat menungganginya.
Performa mesin, rasanya sama dengan Mio M3. Kapasitas 125 cc yang digendongnya lebih dari cukup untuk melintasi jalanan perkotaan. Saat tuas gas diputar, akselerasinya cukup asyik. Ditambah penggunaan ban lebih lebar persis Mio Z, menambah kestabilan berkendara saat melaju dalam kecepatan menengah. Ukuran karet bundar depan 80/80-14 inci dan belakang 100/70-14 inci.
Meski lebar namun bannya terlalu tipis. Hal ini membuat rasa yang tidak nyaman ketika lewat jalan tidak rata. Ibarat pakai sepatu dengan sol tipis di jalanan berbatu. Ditambah lagi suspensi Mio S cukup keras, menambah deretan kekurangannya. Bersambung...
Baca Juga: Konsumsi BBM Yamaha Mio S
Model Motor Yamaha
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Yamaha Mio S Terbaru di Oto
Tren Scooter
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Motor Yamaha Mio S dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature