Test Ride Yamaha Lexi S: Benarkah Lebih Irit Dibanding Mio? (Part-1)
Ketika menguji secara komprehensi Yamaha Lexi, salah satu yang tidak lupa kami amati, adalah keiritannya. Skutik bongsor 125 cc ini, menempuh jarak sejauh 130,2 km keliling Jakarta. Berbagai kondisi jalan dilewati, dari lengang hingga macet. Lalu, berapa catatan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang didapat?
Metode uji irit ini sangat sederhana. Kami cuma mengisinya dengan BBM RON 92 atau Pertamax. Kami juga tidak mematok berkendara dengan kecepatan tertentu, lantaran ingin dapat hasil yang nyata. Alhasil pedal gas diputar habis ketika jalanan lengang. Sebaliknya saat macet, motor Lexi pasti dipacu perlahan mengikuti arus.
Ternyata skutik seharga Rp 22,8 juta (OTR Jakarta) ini, sanggup menorehkan angka efisiensi 41 kpl (kilometer per liter). Catatan yang bahkan berbeda sedikit dari Mio S (42 kpl). Padahal beban mesin Lexi lebih berat, lantaran bobot totalnya mencapai 113 Kg. Beda 19 Kg dibanding Yamaha Mio S.
(Catatan Editor: Pengujian Lexi menggunakan pembacaan di MID-Multi Information Display. Yamaha Mio S menggunakan metode Full to full).
Kehebatan Lexi mengirit konsumsi BBM, salah satunya dikarenakan mesin berkatup variabel (VVA). Jantung mekanis ini dilengkapi dua profil cam: low speed cam dan high speed cam. Pengaturan low speed cam membuat bukaan klep tidak terlalu besar, berdampak ke penggunaan bahan bakar yang lebih irit. Sedangkan high speed cam menyebabkan bukaan klep menjadi besar, bahan bakar masuk lebih banyak dan performa lebih mantap. Perpindahan dari low speed cam ke high speed cam terjadi di 6.000 rpm.
Jadi meski seirit Mio S, namun performanya jauh lebih istimewa. Dilihat di atas kertas, mesin Lexi sanggup mengeluarkan torsi 11,3 Nm pada 7.000 rpm dan tenaga maksimal 11,89 PS pada 8.000 rpm.
Saat berkendara pun terasa sangat menyenangkan. Apalagi ketika VVA aktif, motor terasa seperti dapat dorongan tenaga lebih. Ditambah penggunaan ban lebar di kedua roda, menjadikan motor tetap stabil meski berada di kecepatan tinggi. Karet bundar depan 90/90-14 inci dan belakang 100/90-14 inci.
Deretan keunggulan tadi, bukan berarti Lexi tidak punya kekurangan. Contohnya mesin kerap mengejan ketika pedal gas diputar, berefek pada suara yang cukup berisik. Getaran juga terasa di putaran mesin bawah, membuat kenyamanan berkendara agak berkurang.
Opini penguji pada suspensinya pun terhitung cukup keras, meski sudah pakai jenis tabung di belakang. Mungkin Yamaha memang sengaja mengaturnya demikian untuk aura sportif yang lebih kental. Selain itu, bodi bongsor dan jarak sumbu roda panjang, membuat kurang lincah dipakai meliuk-liuk di padatnya kendaraan. Plus posisi jok yang tinggi, membuat kaki agak jinjit ketika menapak ke aspal, bahkan bagi saya yang memiliki tinggi badan 168 cm. (Lod/Van)
Baca Juga: Performa Honda PCX Hybrid Indonesia Lebih Baik dari Jepang, Kok Bisa?
Model Motor Yamaha
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Yamaha Lexi Terbaru di Oto
Tren Scooter
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Motor Yamaha Lexi dari Zigwheels
- Motovaganza