Test Ride Qooder: Kinerja Empat Roda di Dalam Kota, Praktis? (Part-1)
Qooder menjadi antitesis paradigma motor – yang selama ini dianggap memiliki risiko celaka lebih besar dari mobil. Pembekalan empat roda menjanjikan traksi, stabilitas, serta kendali jauh lebih konsisten ketimbang jenis konvensional. Kemampuan jelajah luas juga menjadi salah satu unsur utama, berkat jarak main suspensi super panjang. Dan secara bersamaan, sensasi menikung ala roda dua tak sepenuhnya hilang. Merebahkan tubuh bukan hal tak mungkin. Beda dengan ATV. Tawaran menggiurkan bukan?
Pada sebuah kesempatan, kami pun dipertemukan dengan produk rancangan Swiss ini. Satu hari penuh berkenalan. Sementara lima hari sisanya, menjadi ajang pembuktian: Seberapa nyaman dan aman ia dipakai di perkotaan? Dan seberapa tangguh ia disiksa pada tanah merah berbatu? Inilah hasil uji Qooder selama seminggu, motor empat roda senilai Rp 357 juta OTR Jakarta.
Menghadapi Jalan Perkotaan
Melihat sosok sebongsor ini, membuat kami awalnya ragu. Bayangkan saja, total lebar 840 mm. Sementara panjang mencapai 2.200 mm dan tinggi 1.360 mm. Besar. Ditambah lagi jarak sumbu roda 1.580 mm dan bobot terisi sebesar 281 kg. Bukan figur menarik untuk diajak manuver dalam kota.
Namun saat coba menaikinya, perasaan itu berangsur hilang. Dari atas, visibilitas cukup maksimal. Sudut depan maupun belakang tak sulit diperkirakan. Spion besar juga merefleksikan sisi belakang dengan jelas. Satu-satunya blind spot, hanyalah windshield yang difinishing gelap. Sulit untuk memperkirakan posisi moncong karena ini. Tapi bukan hal fatal. Dengan mengganti model mika clear, mestinya masalah teratasi.
Jangan norak mencari standar samping atau tengah. Qooder ajek tanpa besi-besi itu. Komposisi empat ban, mampu membuat ia berdiri kokoh tanpa disangga. Sistem suspensi udara, atau yang mereka sebut Hydraulic Tilting System (HTS) bisa dikunci. Tabung berisi angin dan oli ini, secara mekanikal bisa diatur tekanannya. Sembari diam pun, Anda tak perlu turun kaki.
Putar kunci ke kiri, lalu turunkan rem tangan di sebelah kanan. Baru nyalakan mesin. Setelah itu, jangan gegabah menurunkan tuas merah untuk membuka kuncian suspensi. Salah-salah bisa roboh. Alangkah lebih baik begini: Tekan tuas rem kiri dan baru lepas kuncian itu pakai tangan kanan. Karena otomatis, tuas kiri juga mengunci kaki-kaki. Semakin keras menekan, semakin kokoh. Baru setelah itu, putar gas dan melaju sembari melepas rem pelan-pelan.
Bisa saja jika tidak mau mengandalkan rem. Asal salah satu kaki siap memijak. Sekadar informasi, seat height memang hanya 780 mm. Tapi jangan lupa, jok begitu lebar. Menurunkan dua kaki hampir tak mungkin. Pun saat satu kaki memijak, posisi duduk Anda harus agak maju dulu. Setidaknya untuk postur standar (170 cm) seperti kami.
Baca juga: Punya Empat Roda, Berapa Konsumsi Bahan Bakar Qooder?
Setelah melakukan prosedur tadi, kami meninggalkan markas Qooder di Kawasan Lebak Bulus. Menuju Kebayoran Baru di jam makan siang dari sana, rasanya agak menyiksa. Kami belum biasa mengontrol motor ini dan harus berhadapan dengan padatnya lalu lintas. Bahkan ruas jalannya kecil. Tapi inilah yang jadi pelatihan kilat, untuk beradaptasi dengan figur unik tadi.
Yang kami rasakan pertama, intuisi mengendarai roda dua sulit hilang. Setiap berhenti, otomatis satu kaki turun untuk menghela - baru menurunkan tuas merah. Tak serepot itu harusnya. Namun ada fakta unik di sini. Meski suspensi jadi lembek ketika telat ngerem atau mengunci tuas - tak membuat Qooder langsung roboh. Masih cukup stabil. Selama, permukaan jalannya datar. Tidak miring.
Semakin lama melaju, kebiasaan itu semakin hilang. Ternyata Qooder menyenangkan dan mudah dikendarai jika paham celahnya. Kaki tak perlu siaga untuk menopang. Triknya, ambil ancang-ancang jika ingin berhenti. Tekan tuas rem kiri perlahan hingga laju terhenti sempurna, lantas tarik tuas merah. Dan kala mau melaju, lakukan hal sebaliknya. Praktis. Adaptasi 20 menit cukup untuk memahami itu.
Mungkin ada yang berpikir, mengapa tak melaju dulu baru melepas kuncian? Jawabannya, tidak akan bisa. Gas otomatis tertahan jika pengunci suspensi aktif. Qooder Tak secanggih three-wheeler buatan Peugeot yang tinggal pelintir selongsong gas untuk membuka suspensi yang terkunci. Makanya, prosedur tadi harus dilakukan.
Lantas mengapa harus ancang-ancang? Begini, bisa saja Anda menarik pengunci dari jauh. Asal mau kompromi dengan guncangan suspensi kaku. Di permukaan tak rata, hal ini agak mengerikan. Lantas saat mengandalkan rem, tapi prosesnya dilakukan tiba-tiba, kemungkinan besar motor tak berdiri lurus. Agak miring - akibat posisi badan sedang mengempas ke salah satu sisi - menahan keseimbangan. Jika terkunci dalam keadaan seperti itu, sedikit menyulitkan kala mau melaju sempurna. Badan harus ikut mengarahkan, atau mudahnya dibantu entakan kaki. Ya, ia bisa dikunci pada berbagai sudut kemiringan. Satu sisi sangat fleksibel, namun di sisi lain harus agak tricky menjinakkan ini.
Ya, sudah terjawab. Kaki memang tak perlu turun jika lalu lintas kondisinya benar-benar berhenti. Menakjubkan. Tapi ternyata, akan berbeda lagi jika sedang merayap di kemacetan. Antara harus lihai memosisikan stang, atau mau tak mau turunkan kaki agar tetap bisa berjalan pelan dan stabil. Masalahnya, proses merayap tak mungkin sembari menekan tuas kiri – yang otomatis membuat suspensi terbebas. Berulang kali kami coba trik-trik lain, tak berhasil. Meski menahannya tak begitu berat, saat-saat seperti ini Qooder kurang menyenangkan.
Soal figurnya yang besar, ternyata tak sesulit yang dibayangkan. Anda masih bisa meliuk-liuk di samping antrean mobil. Bahkan jika salah satu sisi ban harus terperosok ke cerukan pinggir trotoar, Qooder tetap stabil. Namun tetap harus tahu diri. Saat terlalu sempit, jangan memaksa. Nantinya malah menghalangi pengendara motor yang mau lewat. Wajib tempatkan perspektif Anda seperti sedang membawa mobil.
Bagaimana dengan rasa pengendalian dan traksi empat rodanya? Hal inilah yang ternyata paling memukau. (Hlm/Ano)
Baca juga: Test Ride Qooder: Kendali Optimal di Berbagai Medan (Part-2)
-
Jelajahi Qooder Qooder
Model Motor Qooder
Jangan lewatkan
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Video Motor Qooder Qooder Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
Kapasitas
399
|
249.7
|
109.5
|
124.8
|
399
|
Tenaga Maksimal
32.5
|
20.78
|
8.8
|
11.1
|
-
|
Torsi Maksimal
38.5 Nm
|
20.83 Nm
|
9.2 Nm
|
10.8 Nm
|
-
|
Jenis Mesin
Single Cylinder, 4-Stroke, 4-Valves, Liquid Cooled Engine
|
4-Stroke, DOHC
|
Single Cylinder, 4-Stroke, Air-Cooled, SOHC
|
4-Step, SOHC, eSP, Liquid Cooling Engine
|
4-Stroke, 4-Valve
|
Diameter x langkah
84 mm x 72 mm
|
69 mm x 66.8 mm
|
47 mm x 63.1 mm
|
52.4 mm x 57.9 mm
|
-
|
Mode Berkendara
Street, Road
|
Street,Road
|
-
|
Street
|
Street
|
Kecepatan maksimum
-
|
125 kmph
|
-
|
105 kmph
|
143 kmph
|
|
Tren Scooter
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Motor Qooder Qooder dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review