Road Test (Part-1): Mengulik Pesona Magis Honda ADV150 di Pulau Dewata
Euphoria Honda ADV150 tengah bergaung. Sejak peluncurannya, ribuan unit langsung terjual ke konsumen. Banyak yang memuji desainnya, namun tak sedikit yang nyinyir atas performanya. Bagaimana sebenarnya rasanya? World Premiere Touring Honda ADV150, jadi jawabannya.
Pada acara ini, kami dapat kesempatan menguji Honda ADV150 di Bali. Pulau Dewata yang menyimpan sejuta magis, menawarkan medan beragam. Wahana tepat untuk mengulik semua potensi milik skuter teranyar berlambang sayap. Dalam satu hari, puluhan motor dilenggangkan oleh awak media nasional, blogger dan tentunya jajaran direksi PT Astra Honda Motor.
Bagian 1- Sisi 'Magis' Sang Skutik Adventure
Rintik hujan mengguyur Denpasar pagi itu. Langit kelabu bergelayut di atas para peserta. Lima puluh motor yang sudah berbaris rapi di belakang garis start, basah kuyup. Suhu lingkungan saat itu terpampang di panel indikator ADV150 : 25 derajat. Panitia pun tak mengenal penundaan. Toh semua motor sudah disiapkan dengan ragam pendukung perjalanan kala hujan, dari jas hujan hingga pelapis antiair untuk sepatu.
Begitu roda depan keluar dari garis start, benar saja, aspal hitam sudah tergenang air. Mengilap dan licin. Rasa khawatir sempat berkecamuk, saya belum pernah membawa motor ini. Bagaimana harus bermanuver? Sejak meluncur di GIIAS lalu, tak sedikitpun saya sempat menjajalnya. Lalu, harus membawanya langsung di medan hujan.
Kekhawatiran itu sirna dalam 20 km pertama. ADV150 ternyata mudah dijinakkan. Trek basah tak membuat skuter ini gentar. Itulah ajaibnya ban kasar yang dipakainya.
Seperti diketahui, ban bermotif kasar identik dengan suara keras. Minim grip di aspal. Honda ADV150 punya resep lain. Motif kasarnya hanyalah aksentuasi. Itu sebabnya pattern karetnya cenderung tak terlalu renggang, layaknya ban motor dual purpose. Alhasil, sang skuter adventure tetap andal di medan basah. Suara pun relatif halus, tak beda dengan ban biasa. Setelah kami usut, AHM ternyata memesan khusus ban berkompon lunak dari Federal dengan motif ini.
Lepas dari kawasan Denpasar, kami menuju Jatiluwih. Sempadan sawah menghias di satu sisi perbukitan. Tikungan tajam disambut medan menanjak jadi lintasan pasti menuju wilayah itu. Magis, ADV150 sangat nurut dikendalikan. Tubuh kekarnya sukses menipu kami. Di atas kertas, bobotnya mencapai 133 kg untuk tipe ABS-ISS yang saya pakai. Tapi menikung di berbagai level kecepatan, tak jadi soal.
Aksara Showa yang tercantum di tabung kaki belakang, bukan sekadar hiasan. Honda seolah ingin menunjukkan, mereka memberikan material paling tepat untuk menunjang handling ADV. Suspensi depan semerek, patut diacungi jempol : empuk dan akomodatif!
Stang model tapered, terlihat intuitif. Bukan cuma mengentalkan tampilan adventure, namun fungsional dalam mengatur arah. Walau melaju sepanjang hampir 200 km, kami tak merasakan pegal. Padahal, tubuh saya lumayan tinggi, dengan postur 175 cm dan bobot 110 kg.
Tiba di Kintamani, danau eksotis yang terbentuk dari letusan Gunung Batur menyambut kami. Begitu membuka helm di sebelah sang Presiden Direktur, pertanyaan kami cuma satu padanya. Bagaimana, setelah melewati rute tadi? "It need more power," jawab Toshiyuki Inuma, orang nomor wahid di AHM.
Enam puluh kilometer terakhir yang kami lalui menuju Danau Batur, merupakan rute menanjak. Banyak pula tanjakan yang sangat tinggi menyapa di ujung tikungan 180 derajat. Di situ tenaga ADV benar-benar kami peras. Memainkan momentum memang bisa jadi solusi. Tapi karena perjalanan bermodel touring beriringan, maka mau tak mau ADV harus dipaksa mengeluarkan tenaganya dalam tempo singkat. Kedodoran itu pasti. Namun kalau Anda pernah membawa motor Honda sebelumnya, semua rasanya seperti itu.
Melihat keindahan danau, sayang rasanya jika hanya membiarkan ADV melaju di aspal. Kami masih penasaran dengan aksinya. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, kami mencuri waktu. Kami pun izin berpisah sebentar dengan rombongan. Ada rute jalan hancur menuju pinggir Danau Batur. Mujur, ada lintasan berkontur bebatuan dengan tanah tebal kering yang siap jadi debu. Medannya pun sangat terjal. Belum sempat berpikir harus ambil lajur yang mana, motor pun tetap melaju di turunan. Rem depan kami tekan sekuat-kuatnya. Antilock Braking System (ABS) pun bekerja dengan baik. Koreksi arah pun mudah dilakukan karena piringan berkonturnya tak sampai terkunci berkat sistem tadi. (Van)
Bersambung ke Part - 2
Foto: AHM
Baca Juga: Lambretta, Menari di Atas Skutik Klasik
Model Motor Honda
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Honda ADV 150 Terbaru di Oto
Tren Scooter
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Motor Honda ADV 150 dari Zigwheels
- Motovaganza
- Artikel Feature