First Ride Piaggio MP3 500 HPE Sport Advance: Mengesankan Usai Operasi Jantung

First Ride Piaggio MP3 500 HPE Sport Advance: Mengesankan Usai Operasi Jantung

Piaggio MP3 500 HPE Sport Advance. Membaca namanya saja sudah terbayang di kepala, motor besar, tiga roda, mesin 500 cc dengan settingan High Performance Engine, plus paket sport. Kombinasi yang bikin ngiler untuk mencoba. Yup, Piaggio melansir edisi terbaru dari MP3, motor roda tiga yang jadi trade mark mereka.

Kini, MP3 tak lagi membawa embel-embel Business. Kesan metropolitan dan serba elegan dikesampingkan. Kini Piaggio MP3 diwakilkan tipe tunggal, Sport Advance. Bukan tanpa alasan. Selain wujudnya dikemas aksesori sporty, ada operasi jantung pacu besar-besaran. Membuat performanya makin mengakomodir tubuh besar. Kami mendapat kesempatan untuk mencicipi langsung dan beginilah impresinya.

Sayangnya sesi uji coba yang didapatkan sangat singkat. Hal itu lantaran berbarengan dengan test ride Vespa Sei Giorni II, GTV beridentitas khusus yang juga baru rilis. Oleh karena itu mungkin ulasan kali ini baru permukaan. Masih banyak variabel belum bisa dikupas. Lantaran hanya berpelesiran di kawasan Jakarta Selatan sekitar satu jam.

Tapi tak apa. Sebab ada satu hal penting paling ingin kami uji: gigi mundur. Ya, hal sederhana yang sangat dibutuhkan three wheeler, atau motor beroda lebih dari dua kebanyakan. Semua pasti kerepotan saat tak ada fitur terkait. Akibat bobot berat dan dimensi besar.

Fitur

Hal ini langsung dirasakan manfaatnya ketika baru naik. Mengeluarkan dari parkiran, tinggal memencet saklar saja. Nah, mekanismenya unik. Jadi bukan mengkonversi gerak CVT memutar ke belakang lewat tenaga mesin. Melainkan menggunakan daya listrik, makanya bersuara seperti mobil-mobilan anak kecil.

Caranya, dengan memindahkan tombol D ke R di sisi kiri dashboard, otomatis saat ditekan saklarnya motor langsung mundur perlahan. Dan dapat diaktifkan dalam berbagai kondisi. Misal suspensi belum dikunci, Anda bisa-bisa saja mundur. Tapi tentu lebih aman kalau mematenkan keseimbangan terlebih dulu, supaya meminimalisir terjatuh.

Lucunya, kalau lupa memindahkan saklar dari R ke D, motor tetap bisa maju. Walaupun bakal ada suara peringatan terus menerus. Baiknya pindahkan langsung setelah memakai fitur mundur. Supaya tak kaget ketika saklar starter tertekan, motor bergerak ke arah sebaliknya. Namun singkatnya, fasilitas ini begitu membantu meski sangat sederhana.

Soal pengakomodiran bobot motor 244 kg tak hanya disempurnakan lewat gigi mundur. Jantung pacu berubah total. Tipe mesin lama ditanggalkan ditukar jenis HPE (High Performance Engine). Dari segi kubikasi memang tak terlihat ada perbedaan. Namun komponen-komponen pentingnya diubah.

Baca juga: First Ride Vespa GTV Sei Giorni II: Sejauh Mana Relevansi Tema Balap Dalam Konteks Performa?

Mesin Baru

Sdebut saja tekanan injektor ke ruang bakar kini makin kuat. Bentuk kepala silinder, klep, serta beberapa barang lain juga diperbaharui. Makanya performa bisa terdongkrak sampai 14 persen dari generasi mesin sebelum.

MP3 memangku jantung pacu silinder tunggal 493 cc berpendingin cairan. Diameter bore dan stroke diset 94 mm x 71 mm, alias overbore. Persis yang lama. Namun ketika melihat catatan daya kuda, sekarang berhasil menoreh 44,2 Hp di 7.750 rpm serta torsi 47,5 Nm pada 5.500 rpm. Perbandingan dengan yang lain lumayan, selisih 6 Hp dan torsi 2 Nm. Dan sekaligus menjadikan dirinya paling kencang di antara rival, baik Qooder si roda empat dan Peugeot Metropolis.

Translasinya di jalanan? Tentu sangat bertenaga. Cukup membawa beban sebesar itu, bahkan saat dibawa akselerasi lumayan kencang. Hanya saja jangan samakan dengan Sei Giorni. Impresi keluaran tenaga tak benar-benar instan. Berbeda lantaran bobot jauh di atas. Yang penting sama sekali tak terasa kekurangan, meski tak tajam-tajam amat. Begitu pun waktu ASR (Anti Slip Regulation) dimatikan, sensitivitas gerak terbilang tetap lembut.

MP3 turut mempertahankan mekanisme putaran gas lewat ride-by-wire. Karena itu bisa memiliki dua mode respons. Pertama ECO untuk gaya santai, sementara STD untuk mendapat feedback maksimal. Cara memindahkannya bisa sembari diam maupun jalan, dengan menekan saklar starter dua kali. Masing-masing ini perbedaannya lumayan terasa.

Pengendalian

Kalau soal impresi pengendalian, sebenarnya masih mirip dengan MP3 lama. Seperti kita tahu, suspensi depan dapat dikunci ketika kurang dari 15 kpj. Dan memindahkannya cukup melalui tombol elektronik. Tak perlu repot-repot tarik tuas seperti motor Swiss beroda empat. Hanya saja, jika di Qooder tuas rem kiri otomatis mengunci suspensi (Mengikuti tekanan), MP3 tidak. Momentum itu sepenuhnya diatur melalui tombol, jadi perlu pembiasaan untuk pengoperasiannya.

Terutama ketika hendak berhenti, pastikan tidak terlewat memencet tombol. Sebab kalau kelupaan dan kaki belum ancang-ancang turun menahan bobotnya agak mengagetkan. Ingat, sama sekali tidak ringan. Dan pentingnya lagi, perlu memastikan kontur jalan di hadapan Anda rata dan mulus. Jika bergelombang atau berlubang, mengunci suspensi sebelum benar-benar berhenti malah bisa memperparah keadaan.

Ketika benar-benar sudah berhenti sempurna – tanpa turun kaki – menekan tombol pengunci di momen tepat, bakal terasa sangat nikmat. Dilengkapi pula dengan tuas rem tangan untuk menjaga motor tidak mundur. Dan praktisnya, merilis kuncian tinggal memutar selongsong gas.

Ia pun tak hanya bisa dikunci dalam keadaan lurus. Kurang lebih sudut kemiringannya maksimal 45 derajat. Dan dalam keadaan seperti itu Anda bisa-bisa saja mengaktifkan tombol locker. Tapi ingat, mengembalikannya lagi ke posisi lurus perlu effort besar.

Baca juga: First Ride All New Honda Scoopy: Tak Sekadar Ganti Wujud dan Performa

Shock Baru

Nah, mekanisme suspensi depan tetap mempertahankan model parallelogram dengan empat lengan. Bagusnya MP3, suspensi hidrolisnya independen kiri kanan. Ketika salah satu roda menginjak lubang sementara satunya tidak, sama sekali tak memengaruhi satu sama lain. Beda dengan milik Peugeot, yang hanya mengandalkan shock di horizontal di tengah.

Barang baru di area kaki-kaki, justru terletak di belakang. Kini dua shock breaker dibuat oleh Kayaba. Terdapat empat setelan preload yang bisa diseting manual. Sementara jarak mainnya mencapai 108 mm. Kombinasi ini menurut kami cukup mumpuni untuk dibawa menikung, bahkan melewati jalan gelombang sekalipun. Secara bersamaan masih tetap empuk.

Kalau bicara radius putar tentu saja agak besar. Memerlukan ancang-ancang untuk memutar di jalan raya. Belum lagi kalau sedang pelan, kaki harus siap menopang supaya tak roboh. MP3 jauh lebih nikmat dibawa menikung saat motor melaju kencang. Dan juga stabil.

Ia lebih cocok dibawa perjalanan jauh ketimbang melintasi ruas padat ibu kota. Sepintas kami sudah bisa merasakan. Dibawa berjelajah pasti nikmat rasanya. Apalagi konfigurasi jok memakai sandaran pinggul. Baik pengendara maupun penumpang.

Kelengkapan

Lantas bicara fitur, sebetulnya standar saja. Panel instrumen menunjukkan informasi lengkap dari paduan analog digital. Tapi terbatas yang fundamental. Kuncinya juga masih pakai model konvensional, namun tentunya sudah immobilizer.

Berikutnya ruang akomodasi, sebetulnya agak unik. Bagasi di balik jok sangat besar. Tapi tak dalam, sehingga untuk memasukkan helm saja sangat tricky. Tapi untuk dimasukkan barang bawaan lain tampaknya lebih dari cukup. Proses pembukanya juga lewat tombol elektrik, serta ditahan shock. Adapun tambahan laci di atas speedometer yang bisa ditaruh sarung tangan dan barang-barang kecil.

Nah, yang terakhir adalah soal desain. Harus diakui memang tak banyak perubahan tertera di MP3 baru. Hanya beda peletakkan DRL dari tengah ke dalam mika lampu utama. Lalu ditambah motif karbon pada hidung. Sisanya, soal pengemasan. Semua difinishing serba gelap. Dari mulai pelek, grille dan beberapa panel. Lalu digabung kelir Oro Opaco atau Gold pada bodi, menjadikan aksen kontras yang enak dilihat. Lantas harganya, sekarang terkerek jadi Rp 360 juta OTR Jakarta. (Hlm/Raju)

Baca juga: Test Ride All New Yamaha Aerox 155 Connected di Trek Balap, Bobot bukan Kendala

Contents

Helmi Alfriandi

Helmi Alfriandi

Kalau bicara petrolhead, Helmi mungkin salah satu yang cukup ekstrim. Pengetahuan otomotifnya luas, pengalaman menulisnya dimulai sebagai anak magang di Majalah Autocar Indonesia. Sempat berpaling bekerja di perbankan, tapi passion di bidang otomotif yang tidak bisa diabaikan membuatnya berlabuh di OTO.com. Meski sehari-hari menggunakan Suzuki Skywave, tapi di garasi rumahnya ada motor tua yang sedang ia bangun. Helmi juga paham betul mobil lawas, terutama Mercedes-Benz karena ia datang dari keluarga yang menggemari merek Jerman itu.

Baca Bio Penuh

Model Motor Piaggio

  • Piaggio Medley
    Piaggio Medley
Harga Motor Piaggio

GIIAS 2024

IMOS 2024

  • Yang Akan Datang
  • Kawasaki Ninja H2SX
    Kawasaki Ninja H2SX
    Harga menyusul
    Perkiraan Diluncurkan Des, 2024 Kabari Saya Saat Diluncurkan
  • Yamaha Niken
    Yamaha Niken
    Harga menyusul
    Perkiraan Diluncurkan Jan, 2025 Kabari Saya Saat Diluncurkan
  • Kawasaki Ninja H2R
    Kawasaki Ninja H2R
    Harga menyusul
    Perkiraan Diluncurkan Des, 2024 Kabari Saya Saat Diluncurkan
  • BMW R 1200 GS 2024
    BMW R 1200 GS 2024
    Harga menyusul
    Perkiraan Diluncurkan Des, 2024 Kabari Saya Saat Diluncurkan
  • Viar E Cross ev
    Viar E Cross
    Harga menyusul
    Perkiraan Diluncurkan Jan, 2025 Kabari Saya Saat Diluncurkan

Tren Scooter

  • Yang Akan Datang
  • Kymco AK 550
    Kymco AK 550
    Harga menyusul
    Perkiraan Diluncurkan Des, 2024 Kabari Saya Saat Diluncurkan
  • BMW C Evolution ev
    BMW C Evolution
    Harga menyusul
    Perkiraan Diluncurkan Des, 2025 Kabari Saya Saat Diluncurkan
  • Polytron T-Rex ev
    Polytron T-Rex
    Harga menyusul
    Perkiraan Diluncurkan Des, 2024 Kabari Saya Saat Diluncurkan
  • Polytron EVO ev
    Polytron EVO
    Harga menyusul
    Perkiraan Diluncurkan Des, 2024 Kabari Saya Saat Diluncurkan
  • Yamaha Cygnus X
    Yamaha Cygnus X
    Harga menyusul
    Perkiraan Diluncurkan Jan, 2025 Kabari Saya Saat Diluncurkan
Motor Scooter Yang Akan Datang

Artikel Motor Piaggio MP3 500 dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Review
  • Piaggio MP3 300 HPE Sport Dirilis, Lebih Mahal dari Honda WR-V!
    Piaggio MP3 300 HPE Sport Dirilis, Lebih Mahal dari Honda WR-V!
    Bangkit Jaya Putra, 11 Nov, 2022
  • First Ride Piaggio MP3 500 HPE Sport Advance: Mesin dan Fitur Anyar Mengakomodir Tubuh Besar Lebih Sempurna
    First Ride Piaggio MP3 500 HPE Sport Advance: Mesin dan Fitur Anyar Mengakomodir Tubuh Besar Lebih Sempurna
    Helmi Alfriandi, 17 Nov, 2020

Bandingkan

You can add 3 variants maximum*