First Ride Moto Guzzi V7 III Racer 10th Anniversary: Sensasi Eksentrik dengan Gaya Klasik
Piaggio Indonesia bekerja sama dengan Gaia Moto membuka diler baru dengan konsep Motoplex. Diisi dengan rangkaian produk-produk menarik dari brand Piaggio, Vespa, Aprilia, dan Moto Guzzi. Lokasinya sangat strategis, yakni di Jl. Pangeran Antarasari, Cilandak, Jakarta Selatan.
Selain melihat lebih dekat diler premium Motoplex, pihaknya juga mengajak kami untuk menjajal varian terbaru dari Moto Guzzi. Dari 4 unit yang disediakan, kami memilih varian V7 III Racer 10th Anniversary. Ia baru dirilis akhir tahun lalu dan didatangkan langsung dari Mandello, Italia. Moge dari negeri Pizza itu berjenis cafe racer.
Seperti kita tahu, saat ini kita masih di tengah wabah pandemi Covid-19 yang diwajibkan untuk mematuhi protokol kesehatan. Dan sebelum melakukan first ride, kami pun diajak untuk swab test. Tentu saja untuk memastikan kami dalam keadaan sehat. Di lain sisi, pihak Piaggio Indonesia juga membagi jadwal uji coba agar tidak melanggar ketentuan.
Pembahasan mengenai test ini baru permulaan. Masih banyak variabel belum bisa dikupas. Lantaran hanya riding di kawasan Jakarta Selatan. Waktu yang diberikan juga terbatas, cuma sekira 40 menit. Yang penting ialah mendapat impresi berkendaranya.
Riding Sensation
First Ride kali ini kami memilih V7 III Racer 10th Anniversary. Lantaran penasaran dengan motor bergaya cafe racer. Dan ia punya tampilan menarik yang cukup menyita perhatian. Sesuai karakternya, dia pakai setang jepit (clip on), jok rendah, tangki bahan bakar ramping memanjang dan posisi foot step menekuk ke belakang. Dengan struktur itu, ada sensasi tersendiri saat mengendarainya.
Kuda besi ini sebetulnya ramah terhadap rata-rata postur orang Indonesia. Buat rider dengan tinggi 173 cm, kedua kaki bisa menapak sempurna. Berdasarkan data teknis, tinggi joknya 770 mm. Kontur kursinya pas, tidak terlalu keras maupun empuk. Cukup untuk menopang beban rider 70 kg. Modelnya juga ramping dan paha mudah mengapit tangki.
Karena menggunakan setang underyoke, posisi badan dipaksa sedikit menunduk kala tangan menggenggam handgrip. Untuk mendapat posisi riding nyaman, tekuk lengan dan badan dibuat condong ke depan. Namun hal ini tergantung postur tubuh rider. Secara keseluruhan posisi berkendaranya mirip motor sport fairing.
Namun bukan cara mengendarinya yang jadi utama, melainkan sensasi berkendara dengan si Moto Guzzi. Karena dibekali mesin V-twin 90 derajat yang dipasang melintang, jelas beda rasa dengan moge lain. Getarannya eksentrik tapi asyik. Ada dorongan kuat yang mengarahkan sepeda motor ke kiri terlebih dahulu, setelah itu kembali seimbang. Itu karena piston mesin sebelah kiri menyala lebih dulu, diikuti kanan lalu bergantian dengan cepat. Tentu saja, goyangan yang ditumbulkan sangat terasa.
Baca juga: Vespa GTS Super Tech 300 (Part-1): Rupa Tak Semenggugah Isi
Seperti pada umumnya motor besar, suhu di sekitar mesin terasa cepat panas. Namun saat mulai dipakai berjalan, gerah di kaki dengan cepat tereduksi. Pemasangan posisi mesin secara melintang lah yang memberi keuntungan ekstra terhadap pendinginan.
Tenaga yang ditransfer langsung via gardan, bukan sabuk (belt) atau rantai, membuat hentakan awal sangat terasa responsif. Dipacu lebih kencang, getaran makin hilang. Bahkan saat belok pun, kekhawatiran soal konfigurasi mesin tak lagi menakutkan.
Handling
Bicara handling, bagi yang pertama kali naik Moto Guzzi pasti merasa aneh dengan getaran yang ditimbulkan. Namun tak usah khawatir, motor ini tetap mudah dikendalikan. Karena ketinggian joknya terbilang rendah, rider pemula pun masih bisa mengendarainya. Tapi yang jadi soal ada di beban motor. Ya, cukup berat. Tercatat bobot keringnya 189 kg dan 209 kg bila tangki dalam keadaan penuh. Karena pakai setang jepit dan menekuk, ditambah goyangan dari tiap sisi mesin, ketika ingin putar balik, agak sedikit canggung. Jadi harus berhati-hati menjaga kesimbangan.
Saat bertemu dengan kemacetan Ibukota, harus sabar dengan moge ini. Selain bobot dan dimensinya, penggunaan spion bar end cukup menyulitkan. Apalagi radius putar si Racer sedikit. Harus pintar-pintar mengatur posisi kala mau selap-selip di antara kendaraan. Dan untuk penggunaan dalam kota, rasanya cukup pegal. Tapi masih dalam batas wajar, mungkin karena belum terbiasa. Meski demikian, kami terbantu dengan kinerja tuas kopling yang empuk. Menurunkan gigi menjadi netral tidaklah sulit.
V7 III Racer masih bertahan dengan rangka baja berjenis double-downtube / double-cradle tradisional. Meski strukturnya sama dengan model lama, yang sekarang lebih rigid. Bagian ujung depan lebih ringan dan 54 persen bobot motor bertumpu pada roda belakang. Jaminan handling dan stabilitas saat di tikungan cukup baik. Terbantu dengan suspensi teleskopik 40 mm di depan dan peredam kejut ganda dari Ohlins buat belakang. Masing-masing mampu berikan rasa aman ketika berbelok.
Karakter cekatan yang diberikan Racer didukung dengan penggunaan kulit bundar tipe tubeless dengan model sport. Pakai ukuran 100 / 90-18 di depan dan 130 / 80-17 belakang lansiran Dunlop Arrowmax.
Untuk menahan laju moge Italia ini, terpasang cakram 320 mm yang dijepit dengan kaliper Brembo empat piston di depan. Belakang mengandalkan cakram 260 mm dengan kaliper piston ganda. Masing-masing roda sudah diberi perlindungan dengan pengereman bersensor alias ABS.
Performa
Saat menyalakan V7 III Racer, kami langsung merasakan karakteristik mesin boxer dengan konfigurasi melintang. Ya, V-twin 90 derajat yang dipasang rebah dan berlawanan sudah menjadi identitasnya. Suara khas dari jantung mekanis, serta dentuman yang keluar dari knalpot gandanya sungguh menyenangkan. Irama dan getaran yang dihasilkan pun punya peran besar. Meski begitu, ia tetap mencirikan motor Italia yang sudah berumur satu abad.
Baca juga: First Ride Vespa GTV Sei Giorni II: Sejauh Mana Relevansi Tema Balap Dalam Konteks Performa?
Tenaga untuk V7 III Racer 10th Anniversary berasal dari V-twin berpendingin udara yang dipasang melintang, memberi tampilan khas Moto Guzzi. Dengan mesin berkapasitas 744 cc, bore 80 mm dan stroke 74 mm membuat jantung berdebar. Menurut pabrikan ia mampu menghasilkan tenaga sebesar 52 Hp di 6.200 rpm dan torsi maksimal 60 Nm yang dicapai pada putaran 4.900 rpm. Daya tersebut mengalir melalui kopling kering dengan transmisi enam kecepatan.
Unit ini termasuk keluaran terbaru dan banyak mengalami peningkatan dari model sebelumnya. Untuk powernya meningkat 10 persen dan kinerja tuas kopling menjadi lebih ringan dan perpindahan gigi mulus serta mudah. Manifold knalpot juga baru, dengan konstruksi pipa ganda yang dirancang untuk meminimalkan radiasi panas dan meningkatkan kenyamanan pengendara.
Meski tenaganya lebih kecil dari kompetitor, akselerasinya mampu memberikan pengalaman berkendara luar biasa. Jambakan awalnya sungguh menantang adrenalin. Ia juga menawarkan sensasi tenaga yang berisi padat di setiap putaran mesin. Buat sampai di kecepatan tinggi cukup mudah.
Oh iya, hawa panas yang keluar dari mesin terbilang lumrah untuk motor gede di kelasnya. Tapi dengan posisi V-twin melintang, memberi nilai plus terhadap pendinginan. Walau demikian, saat bertemu kemacetan Ibukota yang tak ada habisnya, rasa gerah di kaki tetap muncul.
Desain
Untuk HUT ke-10 V7 III Racer, pabrik membubuhkan sedikit komponen detail untuk motor bergaya cafe racer ini. Terlihat dari penggunaan cover hadlamp yang lebih lebar dibanding model reguler. Bentuknya unik, siluetnya sepeti kepala peluru klasik. Diberikan grafis merah istimewa di beberapa bagian bodi, dari depan hingga belakang. Dilengkapi pul adengan pelat nomor balap oval untuk melengkapi paket café-racer. Nomor 7 dipasangkan sebagai ciri untuk mesin V7 dan di tepinya memiliki detail bendera Italia, buat membedakan dengan versi biasa.
Tak sampai situ, gaya klasik yang dipancarkan juga tampak pada tangki bahan bakarnya. Membuat banyak orang memalingkan kepala saat berhenti di traffic light. Utamanya karena dibalut warna krom yang mencolok. Kelir hitam juga berperan besar dalam tampilan Racer. Terdapat pada bagian mesin, spatbor, roda, dan knalpot gaya megafon yang mengagumkan.
Walau berstatus edisi ulang tahun, logo Moto Guzzi berukuran kecil pada roda, ekor dan tutup bensin tetap bertahan. Pada tangki bahan bakar Racers, ada sepasang elang anodized merah yang tampak cerdas dan tali kulit yang menjuntai di punggungnya. Menguatkan tampilan motor bergaya klasik.
Jahitan merah pada sadel memberi jok gaya unik. Tapi yang kami gunakan tidak bisa untuk berboncengan. Bila ingin berbagi kesenangan dengan teman, pabrikan menyediakan kursi opsional. Terakhir, sepatbor belakang yang sempit hanya menempel stoplamp dan lampu sein serta dudukan pelat nomor.
Fitur
Meski berperawakan motor lawas, bagian pencahayaan sudah mengandalkan lampu berteknologi LED dan pakai LED DRL juga. Memastikan para pengendaranya mendapat sinar yang cukup terang saat malam hari. Namun tetap, bentuknya bulat sesuai karakter Racer.
Selaras dengan tampilan klasik, Guzzi memilih panel instrumen ganda berbentuk bulat. Sebelah kiri ada petunjuk kecepatan analog dan terdapat kotak kecil yang menginformasikan kondisi motor dalam bentuk digital. Sebelah kanan takometer dengan jarum merah konvensional.
Bak throttle Marelli mengelola induksi dengan unit kontrol engine elektronik baru, yang juga mendukung fitur kontrol traksi saluran ganda bernama MGCT (Moto Guzzi Controllo Trazione). Alat itu dapat disesuaikan. Dibedakan tingkat sensitivitasnya. Namun fungisnya tetap sama, mencegah slip pada roda belakang saat akselerasi.
Simpulan
Banyak karya klasik modern yang tersedia di pasaran saat ini, namun Moto Guzzi V7 III 10th Anniversary memberikan visual yang menarik. Karakteristik mesin dan konfigurasi mesin melintang juga memberi kesan menyenangkan. Cuma perlu waktu sedikit untuk beradaptasi, lantaran getaran yang ditimbulkan dari jantung mekanisnya.
Meski demikian, kuda besi Italia ini sukses menyita perhatian saat dipakai di jalan. Boleh dibilang punya kesenangan tersendiri saat menungganginya. Dengan harga Rp 535 juta on the road Jakarta, masih kompetitif dengan merek Eropa lainnya. (Bgx/Tom)
Baca juga:
Model Motor Moto Guzzi
GIIAS 2024
IMOS 2024
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Motor Unggulan Moto Guzzi
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Moto Guzzi V7 III Terbaru di Oto
Tren Cruiser
- Terbaru
- Populer
Artikel Motor Moto Guzzi V7 III dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review