Test Drive Toyota New Agya 1.2 (Part 1): Sudah Bercita Rasa Calya
Saat Toyota Calya dan kembarannya Daihatsu Sigra diluncurkan, respons positif mengalir pada duo LCGC ini. Wajar saja, karena publik pasti berpatokan pada Agya dan Ayla yang notabene menjadi basis pengembangan mobil 7-seater itu. Awalnya pasti mengira, tak banyak perbedaan dari sisi performa, pengendalian, kenyamanan maupun kualitas. Hanya berbeda dari kapasitas penumpang saja dan penggunaan mesin lebih besar.
Pada kenyataannya, spekulasi itu salah. Calya-Sigra mampu melebihi ekspektasi dari sebuah LCGC. Kualitas peredaman kabin lebih baik, getaran jauh lebih halus dan fitur yang tergolong lengkap. Nah, hadirnya “duet maut” itu menjadi pertanyaan terbesar bagi Toyota maupun Daihatsu. Kenapa tidak bisa membuat Agya dan Alya sebagus Calya dan Sigra?
Ternyata gayung bersambut. Dan momennya juga bertepatan untuk melakukan penyegaran (facelift). Akhirnya Toyota dan Daihatsu membenamkan mesin 3NR-VE, 4-silinder 1,2-liter Dual VVT-i, yang sama seperti Calya dan Sigra. Mesin lama 1KR-DE 3-silinder tetap dipertahankan, namun dengan tambahan teknologi VVT-i yang tidak ada sebelumnya. Calon konsumen pun mendapat pilihan lebih bervariasi. Dan tidak hanya tawaran mesin baru saja, fitur-fitur pun ditingkatkan seiring harga yang semakin melambung tentunya.
Lalu, kesempatan datang saat diundang oleh PT Toyota Astra Motor (TAM) untuk merasakan sejauh apa perubahan yang terjadi pada New Agya 1.2. Ada dua tipe yang disuguhkan, New Agya 1.2 G M/T dan New Agya 1.2 TRD S A/T.
Saya akan membahas varian 1.2 G transmisi manual 5-percepatan terlebih dahulu sebelum mendapat kesempatan lebih intim dengan New Agya tipe tertinggi. Kencan singkat saya berlangsung di daerah Ancol. Meski hanya sebentar, tapi cukup memberi impresi awal mengenai pembenahan yang telah terjadi. New Agya 1.2 tipe G menjadi pilihan menarik bila merasa varian tertinggi TRD sudah terlampau mahal.
Bicara soal desain, Agya model sebelumnya ibarat kanvas kosong yang siap diisi, ditambahkan dan dimodifikasi dengan apapun untuk beberapa tahun ke depan. Sesuai kebiasaan Toyota selama ini, facelift berarti perubahan pada bagian muka dan belakang dengan tambahan aksen krom ataupun hiasan lainnya.
Secara garis besar, New Agya G tampak terlihat lebih mewah dan mahal, berkat penggunaan lampu utama model projector plus LED Guide Line. Sesuatu yang belum dimiliki LCGC manapun sejauh ini. Grille membentuk singleframe yang menyatu dengan airdam. Dan grille bagian atas model krom seperti Calya.
Desain rumah fog lamp berubah dari segitiga menjadi bentuk tetesan air. Bagian samping hampir tidak mendapat sentuhan, kecuali dari tambahan lampu sein di spion dan penampilan pelek alloy 14” baru model baling-baling yang sedang tren.
Tampak belakang lebih segar. Dimulai dari desain bemper baru yang mendapat hiasan reflektor pipih, dikelilingi aksen hitam menyerupai ventilasi udara sebagai unsur sporty. Model lampu belakang tetap sama, hanya saja sudah mengaplikasi LED berbentuk L dengan pola merah dan putih. Garnish tetap ada, tapi lebih kecil dan cocok dengan bentuk lampu dibanding model sebelumnya.
Secara garis besar tidak ada perubahan berarti pada bagian interior. Terbaru hanya dibubuhi gimmick belaka, seperti headunit 2 Din yang telah dilengkapi Bluetooth, steering switch dan desain fabric door trim baru. Ternyata bentuk jok depan turut berubah meski masih dengan model headrest menyatu. Kini mengadopsi semi bucket dengan sedikit lekukan untuk menopang paha samping dan punggung samping. Saya sendiri tetap tidak menemukan kenyamanan saat berada di balik kemudinya. Posisi duduk terlampau tinggi, paha bagian bawah tidak tersangga dengan baik dan jarak setir maupun tuas transmisi menjadi jauh untuk ukuran tubuh saya.
Segi fitur juga sedikit meningkat. Selain ada head unit dan steering switch tadi, New Agya 1.2 disematkan immobilizer dan sensor parkir. Di jok belakang juga sudah ada Isofix, headrest tengah serta sabuk pengaman tiga titik. Segala fitur baru harus rela tanpa kehadiran sistem rem ABS karena hanya tersedia untuk tipe TRD. Fitur keselamatan hanya bergantung pada dual airbags dan side impact beam di kedua sisi.
Tanpa perlu berpanjang lebar soal fitur yang tidak banyak bisa dibicarakan, mari menuju ke impresi berkendara sebagai fokus pengembangan kali ini. Seketika mesin menyala, langsung teringat halusnya langsam mesin 3NR-VE di Calya. Tidak ada lagi getaran khas mesin 3-silinder yang menjalar sampai seluruh tubuh. Terasa naik kelas dan selayak “mobil sesungguhnya”.
Injak koplingnya yang enteng, lalu masukkan gigi satu dengan karakter tuas tak berubah. Respons pedal gas sedikit ada jeda karena drive by wire alias pedal gas tanpa kabel. Torsi di putaran rendah tergolong lemah jika dibandingkan mesin 3-silinder. Karena itu, untuk mengimbangi arus lalu lintas yang stop-n-go, mesin 1,0-liter lebih mudah mengail torsi di rpm rendah. Namun, ketika putaran mesin beranjak tinggi, tenaga mesin 1,2-liter mulai berbicara. Karakter yang sama seperti ditawarkan Calya. Tipikal mesin 4-silinder berkapasitas kecil yang lemah di putaran rendah. Power band lebih mengisi di rentang putaran menengah.
Pembenahan lain yang langsung terasa adalah insulasi suara lebih baik dari model sebelumnya. Selain dibantu mesin 4-silinder yang lebih halus, kebisingan dari luar kabin juga semakin diminalisir. Alhasil kenyamanan di dalam kabin pun meningkat. Sayangnya masih kontras dengan bantingan suspensi. Terasa keras bila kabin kosong dan terlalu empuk bila penuh.
Suspensi depan ditambahkan batang stabilizer guna meningkatkan pengendalian saat bermanuver. Tapi karena tidak dapat memacunya lebih kencang, belum dapat dipastikan apakah body roll-nya sudah berkurang. Soal kemudi, sangat ringan untuk manuver dan responsnya cukup lincah. Karena sudah menganut Electronic Power Steering (EPS), maka jangan harapkan feedback maksimal.
Toh mesin 3NR-VE bukan untuk kebut-kebutan melainkan dirancang untuk efisiensi bahan bakar. Rasio kompresi 11,5:1 sangat tinggi sehingga butuh bahan bakar oktan tinggi pula. Walau belum teruji konsumsi bahan bakarnya, saya yakin lebih baik ketimbang Calya maupun Sigra. Departemen product planning TAM menjelaskan soal akselerasi 0-100 km/jam Agya 1.2 MT yang dicapai dalam waktu 12,6 detik. Angka yang lebih baik dibanding mesin 1,0-liter yang membutuhkan waktu 13,7 detik.
Tapi, mau secepat apapun akselerasinya, sulit untuk menemukan sisi menyenangkan dari mobil ini. Paling mendasar berasal dari posisi mengemudinya yang kurang mantap, perpindahan gear manual yang hambar dan karakter mesinnya sendiri. Kembali lagi, mobil ini hanya sekadar alat transportasi perkotaan yang memiliki akomodasi kabin lega serta irit bahan bakar.
Pengembangan yang dilakukan, membuat kenyamanan Agya meningkat dan juga, makin terasa seperti Calya. Dengan harga Rp 134,6 juta, New Agya 1.2 G M/T masuk dalam persaingan berat melawan produk lain yang lebih menarik. Apalagi ada satu calon bintang baru di kelas city car, yang menawarkan fitur lebih komplet, kualitas lebih baik, non-LCGC dan harganya hanya terpaut tipis.
Jual mobil anda dengan harga terbaik
-
Jelajahi Toyota Agya
Model Mobil Toyota
Jangan lewatkan
Promo Toyota Agya, DP & Cicilan
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Toyota Agya Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
Jenis Bahan Bakar
Bensin
|
Bensin
|
Bensin
|
Bensin
|
Bensin
|
Mesin
1198
|
999
|
998
|
1199
|
998
|
Tenaga
87
|
67
|
66
|
89
|
67
|
Torsi
113 Nm
|
91 Nm
|
89 Nm
|
110 Nm
|
90 Nm
|
Jenis Transmisi
Manual
|
Otomatis
|
Manual
|
Manual
|
Manual
|
Mesin
1.2L Petrol Engine, In-line 4 Cylinder 16 Valve DOHC
|
1.0L Petrol Engine, 3 Cylinder 12 Valve
|
1.0L Petrol Engine, In-line 3 Cylinder 12 Valve DOHC
|
1.2L Petrol Engine, 4 Cylinder 16 Valve SOHC
|
1.0L Petrol Engine, 3 Cylinder 12 Valve
|
Ground Clearance
-
|
184 mm
|
160 mm
|
-
|
-
|
|
Tren Hatchback
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil Toyota Agya dari Carvaganza
Artikel Mobil Toyota Agya dari Zigwheels
- Motovaganza
- Artikel Feature