Test Drive Jeep Gladiator, Bukan Offroader Kaleng-Kaleng
Ketika mendengar kata Jeep, yang terbayang di benak kita adalah mobil yang tangguh, macho dan jagoan dalam melibas trek offroad. Jeep seolah menjadi idiom bagi mereka yang gemar berpetualang di alam liar bersama kendaraan 4x4.
Yap, tak bisa dipungkiri. Perusahaan yang berdiri sejak 1945 ini punya reputasi tersebut. Jenama yang kini berada di bawah payung Stelantis tersebut dikenal dengan reputasinya sebagai mobil 4 wheel drive dengan ketangguhan yang luar biasa. Ketangguhan itupun yang membuat Jeep dicitrakan sebagai kendaraan off-road dan touring yang identik dengan mereka yang memiliki jiwa petualang.
Belakangan beragamnya jenis SUV membuat pilihan juga makin banyak. Berbagai karakter SUV hadir dengan desain, teknologi, dan kemampuan yang menyesuaikan kebutuhan konsumen yang bermacam-macam juga. Sekitar sepuluh tahun ke belakang, bahkan penyebutan SUV sudah bisa dimiliki oleh sebuah hatchback yang hanya dibuat lebih tinggi dan diberikan tambahan panel body untuk memberikan perlindungan ekstra.
Pasar dan keinginan konsumen boleh saja berkembang. Tapi untuk pabrikan SUV sejati seperti Jeep, ada cara unik dan berbeda untuk menawarkan sebuah mobil yang bisa memenuhi banyak kegiatan. Memang kalau melihat line up model Jeep saat ini, sudah ada model berdimensi kompak dan harga terjangkau, untuk mereka yang mungkin tidak butuh kemampuan SUV sepenuhnya. Lihat saja model seperti Jeep Renegade atau Compass yang cenderung dikembangkan menjadi SUV hutan beton.
Lain halnya kalau melihat Jeep Wrangler Gladiator, sebuah double cabin yang punya dimensi ekstra dibandingkan Wrangler double cabin regulernya. Bisa dibilang Gladiator ini adalah varian Wrangler yang secara maksimal menggabungkan kebutuhan utilitas, kepraktisan, gaya pencuri perhatian, serta kemampuan offroad yang tidak perlu diragukan. Karena ini pada dasarnya adalah Jeep Wrangler.
Secara dimensi mobil ini sudah signifikan lebih panjang daripada Wrangler Long Wheelbase. Panjang keseluruhannya mencapai 5,5 meter lebih, tepatnya 5.539 mm, dibanding Wrangler 5 pintu yang sepanjang 4.785 mm. Lalu wheelbase Gladiator juga membengkak menjadi 3.487 mm, hampir setengah meter dibandingkan Wrangler Long Wheelbase. Jadi bisa dibilang kalau Gladiator ini adalah Wrangler Long-Long Wheelbase. Bayangkan saja, mobil ini juga lebih panjang dibandingkan Mercedes-Benz S-Class long wheelbase.
Di Indonesia, Wrangler Gladiator meluncur dengan trim Rubicon, yaitu opsi tertinggi untuk basis model paling tua dari Jeep. Debut pada Januari 2021, Gladiator mengusung varian mesin V6 Pentastar 3.6 liter, non turbo, yang tenaganya sebesar 285 hp sementara torsinya di angka 353 Nm. Selain sistem penggerak 4x4 yang sudah pasti menjadi menu utama, Jeep masih mengandalkan transmisi otomatis konvensional alias sistem torque converter di mobil ini.
Penasaran dengan desain yang raksasa dan panjang bagaikan limousine ini, kami pun mencoba langsung Gladiator yang kini dipasarkan oleh PT DAS Indonesia sebagai distributor resmi Jeep di Tanah Air. Kami ingin tahu seperti apa mobil ini digunakan sebagai partner mobilitas sehari-hari. Tidak hanya itu, performanya diajak kotor-kotoran alias bermain offroad juga menjadi hal yang ingin kami buktikan di test drive kali ini.
Baca juga: Sudah Tersedia di Tanah Air, Begini Kelengkapan Jeep Wrangler dan Gladiator Model 2021
City Cruiser
Melihat anatominya, memang Jeep merancang Wrangler Gladiator ini sebagai kendaraan pelahap segala medan dengan kemampuan angkut yang lebih besar. Velgnya saja dibalut dengan ban jenis MT (mud terrain), yang tidak perlu diragukan lagi performanya untuk menggaruk tanah dan lumpur.
Tapi melihat kondisi pasar otomotif saat ini, sudah semakin banyak orang yang membeli SUV mahal dengan performa tinggi untuk sekadar digunakan di dalam kota. Makanya, kami ingin rasakan juga bagaimana menjadi poser ibukota yang hanya pakai Gladiator di jalan aspal dan mungkin berpindah dari satu mall ke mall lain.
Dengan panjangnya yang lebih dari 5 meter, Jeep Gladiator cukup tricky untuk dikemudikan di dalam kota. Apalagi kalau membawanya melintasi area pemukiman yang agak sempit dengan tikungan sudut kecil. Kemudian mengingat posisi roda depan yang sangat maju untuk punya approach angle yang pendek, perlu adaptasi agar terbiasa mengajaknya meliuk di jalanan dalam kota.
Wheelbase panjang dan bak yang ekstra besar menjadi tantangan tersendiri untuk mengajak Gladiator menjadi city cruiser, khususnya saat berada di area parkir mall atau kantor. Ujung bak atau bumper belakang yang cukup jauh dari sumbu roda belakang harus diakui cukup merepotkan untuk parkir mundur. Kalau berhasil, itu juga dengan kondisi bonnet posisinya menjorok lebih ke depan dibandingkan mobil-mobil lain di gedung parkir. Ya setidaknya Gladiator bisa lebih terlihat dan tetap mencuri perhatian walau cuma diam.
Beruntung mobil ini tingginya masih terbilang normal, tidak bertambah banyak dibandingkan Wrangler biasa. Jadinya untuk membawanya ke dalam gedung parkir dengan langit-langit rendah tidak lebih merepotkan dibandingkan panjangnya. Apalagi sebagai SUV sejati sejak lahir, posisi duduk yang tinggi juga mempermudah eksekusi manuver dari balik kemudinya.
Dengan mesin V6, lontaran outputnya untuk berkendara santai terbilang linear. Tidak begitu eksplosif saat pedal gas diinjak, meski torsinya lebih dari 350 Nm. Lajunya cukup sopan untuk berkendara santai di tengah lalu lintas kota yang padat seperti Jakarta. Transmisi otomatis konvensionalnya juga terasa masih halus untuk berpindah gigi dikendarai santai. Memang kalau di awal akselerasi perpindahan giginya terbilang terlambat, sampai menyentuh 2.000 rpm dan membuat mesin cukup meraung.
Saat masih dalam kondisi diam, setirnya terasa berat diputar, konsekuensi dari dimensi roda dan bannya yang besar. Tapi kalau sudah melaju bobot dari setir langsung hilang, layaknya SUV modern atau mobil biasa, jadinya mengajak Gladiator melahap lintasan dalam kota tidak melelahkan.
Oh iya, bicara soal dimensi, mengendarai mobil ini di lalu lintas dalam kota juga harus kita perhatikan lebarnya. Karena bentuk fendernya yang lebih lebar dari basis body juga perlu perhitungan presisi, setidaknya agar tidak menyenggol pengguna jalan lain seperti pemotor. Selain itu, faktor ini juga perlu diperhatikan saat akan parkir mundur, baik di parkiran maupun di rumah sendiri.
Dengan ground clearance yang jangkung, tepatnya 283 mm, jadinya melibas aspal yang rusak bukan perkara besar. Bagaikan manusia mengangkangi kerikil saja. Lalu meski tinggi, suspensinya juga tidak terlalu lembut, terasa firm dan dengan mantap mereduksi body roll yang biasanya terjadi di SUV. Karakter suspensinya ini membuatnya semakin nyaman saat diajak melintas cukup kencang di jalan tol.
Dan bicara soal di jalan tol, Jeep Gladiator ini seperti saya bilang rasanya seperti SUV modern mainstream pada umumnya. Tetap nyaman dan mantap dikendarai. Paling yang harus diperhatikan adalah kemudinya yang tidak dikembangkan sepresisi seperti mobil sport, ada kondisi kita harus sigap mengoreksi setir walaupun melaju lurus saja. Lalu meski ban MT menghasilkan noise yang lumayan berisik, suaranya tidak begitu mengganggu ke dalam kabin. Artinya insulasi yang diberikan oleh Jeep patut diacungi jempol.
Baca juga: First Drive All New Honda Civic RS: Paket Lengkap Sporty dan Keselamatan Honda Sensing
Offroad
Tidak lengkap rasanya sudah bersama Jeep Wrangler tapi tidak mengajaknya menginjak medan offroad yang menjadi habitat aslinya. Apalagi sebagai standarnya Wrangler sudah tersedia transfer case untuk berpindah dari mode 2WD ke 4H dan 4L. Bahkan ada beberapa fitur pendukung yang akan membuat bermain offroad semakin mudah dan praktis di mobil ini.
Medan offroad yang kami pilih adalah trek Pagedangan yang lokasinya ada di wilayah BSD, Tangerang Selatan. Area dengan hamparan tanah merah dan beberapa bagian berlumpur ini menyajikan trek yang cukup representatif untuk membuktikan performa Wrangler Gladiator, meski belum ke level yang ekstrem. Apalagi dengan sudah dibekali ban jenis MT, artinya bermain di trek offroad buatan di dalam kota ini harusnya bukan tantangan yang sulit.
Langsung saja trek undakan beruntun, tanjakan terjal dan lumpur menjadi target pengetesan. Sebelum itu semua, sistem penggerak dipindahkan ke mode 4H alias 4WD dengan rasio gear tinggi. Dengan mode 4H ini walaupun linear, torsi untuk dipakai menanjak bisa dengan cepat dilimpahkan dengan cukup memainkan pedal gas. Karena sendiri di trek yang cukup luas, jadinya manuver untuk putar balik tidak terasa repot meski Gladiator sepanjang itu.
Sebenarnya yang lebih membuat penasaran adalah sejauh apa artikulasi atau jarak travel suspensinya saat melibas jalanan offroad. Makanya di rintangan undakan beruntun yang asimetris, kami coba bagaimana chassisnya. Walau panjang dan lebar, mudah saja obstacle ini kami lalui. Dengan posisi roda yang saling berbeda di depan dan belakang atau kanan dan kiri, Gladiator masih bisa berdiri dalam kondisi yang cukup rata. Terasa firm di aspal, suspensinya sangat fleksibel di kontur seperti ini.
Kondisi cuaca yang terik saat pengetesan membuat trek tanah merah cukup keras, jadinya tidak begitu menyulitkan. Lalu beberapa rintangan tanjakan terjal menjadi target berikutnya. Dengan overhang yang sangat pendek, jadi sangat mudah untuk mulai menanjak dengan sudut yang cukup besar. Bahkan tanpa harus masuk ke mode 4L, torsi mesin Pentastar masih sangat mumpuni diajak menanjak. Cukup mainkan momentum dan atur tekanan di pedal gas.
Puas dengan sukses melahap tanjakan-tanjakan tersebut, kami coba untuk melintas dari arah sebaliknya yaitu menurun. Dengan mode yang sama, melalui turunan curam cukup dengan menahan laju dengan pedal rem agar tidak meluncur bebas. Melihat indikator kemiringan di Off Road Pages, sudut turunan ini sudah di angka 23 derajat. Kami coba lagi turun di kecuraman ini, tapi dengan mencoba hill descent control yang hanya bisa aktif saat di mode 4L. Dengan fitur ini, drivetrain secara otomatis menahan roda ketika melaju di turunan curam, bukannya rem.
Rasa penasaran semakin timbul saat melihat beberapa bagian trek yang tergenang. Wrangler Gladiator langsung kami arahkan ke kubangan yang terlihat cukup dalam. Pastinya bagian dasar sudah cukup lunak menjadi lumpur. Kami cukup yakin untuk melahap kubangan dengan mode 4H. Benar saja, walaupun kedalamannya ada yang sampai setengah ban, untuk melaluinya cukup dengan melaju konstan dan mainkan putaran setir agar dapat traksi. Inilah salah satu keunggulan ban MT dipakai.
Mulai dari kubangan lumpur yang cetek sampai cukup dalam, berkali-kali kami libas dengan tanpa kendala. Bahkan fitur diff-lock sama sekali tidak tersentuh, yang bisa diaktifkan ketika butuh traksi optimal lewat putaran roda kanan dan kiri yang sama. Terdapat opsi aktivasi diff-lock hanya roda depan, roda belakang, atau sekaligus ke semua roda.
Kebutuhan bermain offroad diakomodasi lumayan lengkap oleh Jeep pada mobil ini. Segala informasi pendukung bisa kita akses melalui Off Road Pages yang tampilkan indikator sudut kemiringan, mode drivetrain, juga temperatur dan tekanan oli. Semua itu bisa diakses melalui Uconnect yang terintegrasi ke infotainment bawaan Jeep. Tapi saying dengan dimensinya yang sebesar itu, Jeep tidak sediakan kamera 360 derajat yang bisa mudahkan visibilitas di medan ekstrem. Kamera hanya ada di belakang dan depan.
Sudah jelas kalau Wrangler Gladiator adalah kendaraan offroad yang tidak perlu diragukan lagi kemampuan dan spesifikasinya. Dimensinya yang lebih panjang, terutama karena bak yang membesar berikan nilai utilitas yang lebih tinggi. Dan untuk mengarungi jalanan kota, mobil ini sangat bisa mencuri perhatian, apalagi kalau kotor oleh lumpur bekas offroad. Jeep satu ini bisa jadi pilihan kalau Mercedes-Benz G-Class terbaru dirasa terlalu mahal dan Land Rover Defender kurang gagah. (Why/Raju)
Baca juga: Test Drive BMW 430i Coupe M Sports Pro, Asiknya Dua Jempol!
Jual mobil anda dengan harga terbaik
-
Jelajahi Jeep Gladiator
Model Mobil Jeep
GIIAS 2024
IMOS 2024
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Mobil Unggulan Jeep
- Populer
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
Mesin
3604
|
1298
|
1998
|
2956
|
1400
|
Tenaga
285
|
87
|
137
|
72
|
70
|
Tempat Duduk
5
|
3
|
2
|
2
|
2
|
Jenis Transmisi
Otomatis
|
Manual
|
Manual
|
Manual
|
Manual
|
|
Tren Pickup Truck
- Terbaru
- Populer
Artikel Mobil Jeep Gladiator dari Carvaganza
Artikel Mobil Jeep Gladiator dari Zigwheels
- Motovaganza