Tata Xenon XT D-Cab 4x4: Unggulkan Torsi Besar dan Durabilitas
Kendaraan pick-up double cabin, biasanya ditawarkan sebagai mobil dual purpose. Artinya, selain digunakan sebagai mobil pekerja berat di medan tak ramah, mobil kabin ganda juga kerap digunakan sebagai komuter di dalam kota.
Di Indonesia sendiri, mobil kabin ganda sebagai mobil harian, termasuk untuk sebuah gaya hidup cukup mewah. Karena, kita tahu bahwa mobil pick-up memiliki pajak tersendiri yang harus dibayar seperti mobil angkutan umum. Belum lagi, sejumlah jalan protocol 'haram' untuk dilewati.
Meski begitu, fungsi utama kabin ganda masih belum teralihkan. Manufaktur pun tetap pada konsep bahwa pick-up kabin ganda harus bisa mengakomodir pekerjaan berat, sesuai kodratnya.
Hal itu juga yang diyakini pabrikan asal India, Tata Motors. Mereka mengembangkan pick-up kabin ganda Tata Xenon XT dengan mengedepankan performa pekerja di atas fitur hebat lainnya. Diperkenalkan pada GIIAS 2016 lalu, dan mulai dijual sejak 2017, Tata Xenon XT memasuki kompetisi di pasar yang didominasi bisnis komoditas. Pesaingnya mulai dari Toyota Hilux, Mitsubishi Triton, Nissan Navara, Isuzu D-Max dan Ford Ranger. Menariknya, harga Tata Xenon XT D-Cab 4x4 ini sangat kompetitif, Rp 324 Juta (OTR Jakarta).
Kami berkesempatan mencoba langsung ketangguhan Tata Xenon XT D-Cab 4x4 pada medan off-road. Mengambil lokasi di sirkuit off-road Jeep Station Indonesia, bilangan Ciawi, Bogor, boleh dikatakan pengujian ini terbatas pada kemampuan off-roadnya saja. Cukup disayangkan karena kami tak bisa merasakan performa dan fitur lainnya di jalanan on-road.
Mobil yang kami coba sudah berganti rupa dari model standar. Bumper diganti metal yang lebih solid, ban menggunakan model MT dan bodi ditinggikan 50 mm. Modifikasi itu bukan sebuah kecurangan, melainkan salah satu pembuktian dan pesan dari Tata Motors Distribusi Indonesia (TMDI). Isi pesannya adalah, "kalau mau membawa Xenon XT ke medan lebih ekstrem bisa, cukup sesuaikan sejumlah bagian tanpa terlalu banyak merepotkan," kurang lebih begitu.
Performa
TMDI hanya memboyong satu varian Xenon XT ini. Di balik kap mesinnya tertanam jantung mekanis turbodiesel 2.2 liter DICOR VTT (VGT). Luapan tenaganya 148 hp pada 4.000 rpm dan torsi puncaknya 320 Nm pada rentang 1.500 - 3.000 rpm. Torsinya diklaim sebagai yang terbesar di kelasnya. Dan pada putaran 1.000 rpm diklaim sudah tersedia torsi sebesar 223 Nm. Sebagai penyalur daya adalah transmisi manual 5-speed yang didukung transfer case (2H, 4H, dan 4L).
Saat mencobanya, kopling dan perpindahan gear terasa enteng dan mulus. Biasanya, karakter mobil jenis ini cukup berat perpindahan gearnya. Berhubung kondisi medan pengujian sangat tidak ramah, kami harus menggunakan mode 4L atau 4Low.
Perpindahannya menggunakan tombol di balik lingkar kemudi. Tunggu beberapa detik sampai lampu hijau '4L' pada cluster instrument menyala, barulah mobil bisa melaju. Injak kopling, masuk ke gear 1, dan biarkan Xenon merangkak maju tanpa harus diinjak pedal akseleratornya. Dari sini, terasa benar bahwa torsi Xenon merupakan senjata utama performanya. Mengetahui hal itu, meningkatkan kepercayaan diri saat harus membawa Xenon ber-off-road ria.
Kami pun mencoba memindahkan ke gear 2, dalam posisi masih 4L. Sedikit menambah putaran mesin, tarikan instan langsung terasa saat putaran melewati 1.500 rpm. Bayangkan saat dipacu di jalan on-road menggunakan mode 2H atau 4H, akselerasinya pasti menyenangkan.
Ketika bertemu simulasi jalan tanah bebatuan dan menanjak, serta momentum belum didapatkan, perlu sedikit menginjak pedal akselerator. Cukup sedikit saja, karea low end torque sejumlah 223 Nm langsung bekerja. Acuan lebih mudahnya, injak halus pedal akselerator hingga putaran 1.000 rpm dan langsung tersedia dorongan tambahan.
Saat melalui salah satu simulasi off-road di JSI, posisi mobil sempat sangat miring dan masing-masing roda berada di permukaan pijak yang berbeda. Bahkan salah satu roda belakang terangkat. Di sini, dukungan limted slip differential (LSD) menjadi esensial. Terasa LSD bekerja keras, dan ditandai dengan bunyi pada rem ABS.
Rasio gear rendahnya ternyata punya fungsi hebat lain. Buktinya saat melalui jalan menurun curam, tak perlu menggunakan rem. Syaratnya posisi masih berada pada 4L dan biarkan mobil merangkak turun, seperti menggunakan engine brake. Jadi, tanpa perlu teknologi bantuan mahal seperti hill descent control, Xenon sudah piawai menghadapi turunan curam sekalipun.
Pengendaraan dan Pengendalian
Pengujian pada medan seperti ini tentu tak boleh melupakan handling atau pengendalian. Xenon XT menggunakan power steering bertipe recirculating ball dengan variable-ratio. Sistem jenis itu memang kurang responsif dibanding rack and pinion yang umum digunakan, belum lagi rasio putarannya lebih besar.
Namun keunggulannya adalah tidak terjadi getaran saat roda terempas ke berbagai arah. Hal itu menjadi dukungan kenyamanan pada pengemudian serta keawetan sistem. Karena getaran yang dihasilkan sistem lain berpotensi merusak, hasilnya perlu ekstra perawatan dan bahkan perbaikan. Satu fitur lagi yang mendukung berhemat biaya bagi para pebisnis komoditas.
Bobot putar kemudi Xenon terasa ringan dan pas. Masih responsif dan ada feedback yang terasa ketika kemudinya dimainkan. Soal minim getaran ternyata betul, tak terjadi getaran pada palang kemudi saat melalui permukaan jalan ekstra bergelombang.
Suspensi belakang menggunakan per daun untuk fokus pada muatan berat pick-up. Sementara di depan, suspensi independent double wishbone bekerja memberikan kenyamanan dalam pengendaraan. Memang benar nyaman karena suspensinya empuk. Malah terasa sedikit terlalu empuk kalau kondisi jalannya off road. Menurut kami, masih bisa lebih rigid agar peredaman tidak memantul. Xenon dibangun sebagai kabin ganda dual purpose, menjadi alasan yang paling masuk akal dari empuknya suspensi. Sehingga masih nyaman digunakan saat melaju di aspal.
Desain
'Bukan jual tampang' tampaknya menjadi frasa yang tepat menggambarkan eksterior Xenon. Desainnya tidak seagresif beberapa kompetitor. Lebih terkesan minimalis tapi manis. Aura SUV- nya sudah ada, dengan posisi bodi tinggi dan wheel arches yang lebar, diisi roda 16 inci. Perawakannya tidak terlalu besar, namun tetap panjang seperti double cabin kebanyakan. Jarak sumbu rodanya mencapai 3.150 mm.
Desain interior juga minimalis dengan material plastik mendominasi. Bagian konsol tengah dashboard masih kosong, tanpa head unit. Tak perlu khawatir karena tersedia head unit 2-Din opsional berupa layar besar yang bisa dipasang saat pemesanan. Sementara bagian jok dibungkus bahan kain yang halus dan bermotif pada bagian tengah.
Kabinnya terasa lapang, baik di depan maupun baris belakang. Ruang kaki dan kepalanya lebih dari cukup dan saat diisi lima orang dewasa pun tak perlu berdesakan. Sandaran pada bangku baris keduanya juga tidak terlalu tegak, sehingga mendukung kenyamanan. Sayangnya, posisi mengemudi tidak bisa diatur ketinggian duduknya. Meskipun begitu, visibiltasnya sangat baik dan minim blind spot.
Fitur
Berbicara fitur, Xenon XT juga terbilang lengkap, khususnya dari segi keselamatan. Ada dua kantung udara SRS di depan, dan bagian penumpang bisa dinon-aktifkan saat tidak dibutuhkan. Bagian kemudinya bisa amblas otomatis, sehingga menghindari risiko pengemudi menghantam palang kemudi saat terjadi benturan kencang dari depan.
Soal benturan juga tak jadi soal. Pasalnya, bodi Xenon sangat tebal, dengan tiga lapisan unik 0,8-1,5 mm. Kalau diketok menggunakan tangan terasa betapa tebalnya bodi Xenon.
Untuk pengeremannya, Xenon XT sudah menggunakan rem cakram di depan dan tromol di belakang. Teknologinya pun sudah ABS.
Kesimpulan
Jujur kami masih ingin mencoba Tata Xenon XT di jalan lainnya, termasuk mengajaknya speed off-road di medan pasir kalau memungkinkan. Namun, dengan perkenalan singkat ini, kami memahami bahwa Xenon XT menawarkan fungsi utama kabin ganda sebagai pekerja. Tentu saja sebagai dual purpose performanya itu juga bisa dinikmati di jalan on-road. Penampilannya pun sudah pantas digunakan di perkotaan.
Harganya lebih murah dibanding kebanyakan kompetitor, yang didapat dari menekan berbagai aspek dan fitur ekstra. Tentu saja menjadi nilai yang menarik melihat performa dan fitur yang ditawarkan. Sisanya tinggal bagaimana TMDI bisa lebih meyakinkan konsumennya tentang kehebatan dan value for money dari Tata Xenon XT D-Cab 4x4.
Jual mobil anda dengan harga terbaik
-
Jelajahi Tata Xenon
Model Mobil Tata
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
- Populer
Video Mobil Tata Xenon Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
Mesin
2956
|
1298
|
1400
|
1498
|
1462
|
Tenaga
72
|
87
|
70
|
101
|
96
|
Tempat Duduk
2
|
3
|
2
|
3
|
3
|
Jenis Transmisi
Manual
|
Manual
|
Manual
|
Manual
|
Manual
|
|
Tren Pickup Truck
- Terbaru
- Populer
Artikel Mobil Tata Xenon dari Carvaganza
Artikel Mobil Tata Xenon dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice