Road Test KIA Grand Sedona Diesel: Mid Size MPV Sempurna, Apa Kekurangannya? (Part-2)

Di bagian pertama, kami membahas pandangan kami tentang eksterior maupun interior KIA Grand Sedona Diesel. Selanjutnya kami membahas fitur, performa serta pengendaraan. Berikut ulasannya.

Fitur

Fitur yang dimiliki terbilang melimpah. Jelas pintu geser elektrik di kedua sisi sangat membantu akses keluar masuk penumpang belakang. Banyak sekali tombol yang bisa digunakan. Untuk membuka dan menutup pintu geser elektris, selain melalui handle pintu bagian luar dan dalam, ada tombol di pilar B, di dekat pengemudi dan di remote.

Di bagian atap ada dual elektrik sunroof. Keduanya sempat kami buka untuk membiarkan udara sejuk pegunungan di daerah Lembang masuk ke dalam kabin. Mobil ini pun menyediakan cukup power socket atau lubang pengisian daya ponsel pintar. Bahkan terdapat wireless charger di depan tuas transmisi. Jadi untuk mengisi ulang daya smartphone yang sudah dilengkapi fitur NFC, cukup letakkan di situ.

Sistem multimedianya 7-inci tak kalah hebat! Tersedia fitur mirroring dengan smartphone melalui Android Auto maupun Apple CarPlay. Ia berfungsi untuk memutar fungsi navigasi, melakukan panggilan telepon sampai memutar audio lewat bluetooth. Pengaturannya pun bisa dilakukan melalui tombol pengaturan audio di lingkar kemudi. Selain itu, suara yang dihasilkan oleh 6 unit speaker di sekeliling kabin juga mumpuni.

Lantas fitur apa yang dimiliki mobil ini untuk memudahkan pengemudinya? Pertama, tombol start-stop untuk menghidup-matikan mesin. Posisi duduk Pengemudi dan penumpang, sudah dibekali pengaturan elektris. Posisi lingkar kemudi dapat diatur secara tilt dan teleskopik, jadi sangat mudah menemukan posisi berkendara yang ideal. Sayang Grand Sedona Diesel belum dilengkapi tombol rem parkir elektrik. Menariknya, tuas rem parkir manual di konsol tengah pun absen. Ternyata rem parkirnya model injak yang kurang umum bagi konsumen Indonesia.

Meski fitur berlimpah, ternyata faktor keselamatan yang disediakan KIA kurang optimal. Hanya terdapat fitur pengereman ABS (Anti-lock Brake System). Tak ada fitur kontrol traksi untuk mobil sebesar ini. Masih beruntung penghuni kabinnya mendapat 6 airbag di sekeliling kabin. Kenyamanan sepertinya masih menjadi prioritas utama KIA untuk Grand Sedona Diesel di Indonesia. Tirai di jendela belakang buktinya.

Performa & Efisiensi

Untuk menggerakkan mobil yang berbobot lebih dari 2 ton, KIA menanamkan mesin turbodiesel 2,2 liter yang bertenaga 200 PS dengan torsi puncak 441 Nm. Performa ini jauh melebihi catatan mesin bensin V6 3,3 liter yang dipakai kembarannya. Karena diesel, mesin ini juga punya rentang tenaga maksimum dan torsi puncak di putaran mesin yang lebih rendah. Pun begitu, mesin tak seperti kehabisan tenaga saat melaju kencang di jalan tol.

Sewaktu kami uji di Lembang dan Tangkuban Perahu dengan kontur jalan yang menanjak, tak perlu ancang-ancang meski mobil terisi 4-penumpang dewasa dengan barang di bagasi. Transmisi otomatis 6-speed miliknya yang pintar dengan cekatan memilihkan posisi gigi yang ideal saat dibutuhkan. Terlebih lagi, ada mode perpindahan gigi secara manual lewat tuas transmisi.

Fitur ini sangat bermanfaat. Bukan hanya untuk mengambil alih kinerja transmisi otomatis saat menanjak saja, tapi dibutuhkan untuk menurunkan gigi saat turunan panjang. Gunanya untuk mendapatkan engine brake agar rem tak cepat panas.

Selama kami uji, tercatat konsumsi BBM-nya 11 kpl untuk pemakaian di dalam kota dan 18 kpl di tol dengan cara berkendara yang moderat. Catatan ini tak bisa dibilang boros untuk ukuran mobil dengan mesin berkapasitas 2,2 liter turbo. Ini karena tersedia mode berkendara ECO yang lebih banyak kami gunakan di perkotaan.

Pengendalian & Pengendaraan

Memiliki dimensi yang besar, siapa sangka bobot kemudi KIA Grand Sedona Diesel sangat ringan. Ini membuat kami tak merasa sedang membawa mobil seberat dan sebesar ini. Meskipun demikian, tak bisa dipungkiri dimensi yang besar sedikit merepotkan saat melintasi jalanan sempit ataupun saat ingin putar balik. Tapi secara umum respons kemudinya akurat, walau tak memberikan rasa kesenangan. Maklum, namanya juga MPV berbodi besar.

Bantingan suspensinya cukup baik saat digunakan menghadapi permukaan jalan bergelombang. Menjaga mobil tetap stabil melaju lurus di jalurnya. Respons peredamannya pun mampu mengurangi gejala body roll dengan sangat baik saat dipakai menikung di jalanan berliku daerah Lembang.

Hebatnya, semua itu tak mengurangi kenyamanan penumpangnya. Suspensinya disetel cukup lembut di bagian depan. Tak sampai membuat sakit pinggang saat menghajar lubang. Tetapi kalau Anda duduk di belakang atau kursi baris ketiga, kenyamanan sedikit berkurang. Ternyata redaman suspensi belakangnya dibuat agak keras untuk mendukung stabilitas berkendara.

Simpulan

Apakah mobil ini layak dimiliki? Mengingat harganya Rp 635 juta, sepertinya mobil ini memenuhi semua ekspektasi kami. Tampilan modern tak mengurangi eksklusivitas memilikinya, meski tak terlihat berlebihan. Interior lapang dan fungsional tidak menyusahkan penghuni kabin selama perjalanan. Sungguhpun fitur keselamatannya tak lengkap untuk ukuran mobil seharga lebih dari setengah Miliar Rupiah.

Dimensi yang besar jelas menjadi pertimbangan khusus. Sejatinya, mobil ini lebih asyik diajak pergi jauh ketimbang dipakai harian di perkotaan. Karena kemampuan angkut serta berbagai kelebihan mobil ini pun menjadi terasa agak sia-sia. Apalagi menyulitkan Anda saat bermanuver di gang sempit atau menghadapi padatnya jalan Ibu Kota.

Bila Anda mencari mobil pengangkut banyak orang yang nyaman dan efisien, KIA Grand Sedona Diesel bisa jadi pilihan menarik. Tapi ada baiknya keputusan membeli menunggu kejelasan masa depan brand KIA di Indonesia. Ini menyangkut layanan purnajual maupun kesediaan suku cadangnya di masa depan. (RS/Odi)

Baca Juga: Road Test KIA Grand Sedona Diesel: Mid Size MPV Sempurna, Apa Kekurangannya? (Part-1)