Road Test Hyundai Ioniq Electric (Part 1): Tak Seaneh Perkiraan
Mobil listrik? Hyundai? Pertanyaan ini sempat muncul di kepala. Maklum, Hyundai bukanlah pemain mobil hijau yang cukup banyak dibicarakan. Jika bertanya soal merek berlambang "H" itu barangkali kami akan dengan cepat menyebut Tucson, Santa Fe, atau Kona.
Yup, Hyundai memang terkenal dengan mobil-mobil di segmen SUV. Mereka punya banyak produk yang layak mendapat jempol. Ada juga mobil kecil macam Grand i10 atau i20. Tapi mobil listrik? Mungkin hal itu karena selama ini Hyudai tak terlalu banyak menyinggung soal mobil sentrum -- setidaknya di Tanah Air.
Ioniq misalnya, sudah ada di pasaran sejak 2016 atau empat tahun lalu. Tahun ini mereka mendapatkan edisi revisi. Plus sejalan dengan strategi baru Hyundai di Indonesia mereka mulai bergerak. Salah satunya adalah shifting menuju era elektrifikasi yang mewarnai line up produknya. Lewat PT Hyundai Motor Indonesia mereka mendatangkan Hyundai Ioniq Electric (EV). Memang untuk saat ini Ioniq belum dipasarkan ke segmen retail, melainkan fleet.
Di line up Hyundai secara keseluruhan, Ioniq memiliki tiga pilihan varian, yaitu Hybrid, Plug-In Hybrid, dan Electric. Ia hadir sebagai mobil kompak berteknologi ramah lingkungan. Tidak terlalu quirky seperti Toyota Prius atau Honda CR-Z, Ioniq justru memiliki tampilan cenderung konservatif namun sporty. Bicara soal desain, Hyundai tidak membuatnya terlalu futuristik, sehingga mudah diterima dan lebih gampang membaur di antara lalu lintas.
Kebetulan kami mendapat kesempatan untuk mengulas Ioniq Electric di Indonesia, tepatnya di Jakarta, selama beberapa hari. Kami penasaran sepraktis apa dan sehemat apa mobil ini bisa diandalkan sebagai moda transportasi sehari-hari. Terlepas dari performa khas mobil bertenaga listrik yang identik dengan akselerasi instan sejak awal.
Bagaimana dengan Desain?
Begitu menjumpainya langsung, tidak sulit untuk bisa mengenal dan menyukai tampilan dari Ioniq, dengan body styling fastback 5 pintu. Segala elemen dan ciri khas desain Hyundai bisa dikenali langsung. Kecuali saat melihat bagian grille depan, yang mayoritas tertutup, hanya menyisakan dua slot udara kecil, yang bisa terbuka otomatis. Yap, ini adalah satu dari dua elemen penanda bahwa Ioniq yang kami pegang adalah versi full electric.
Elemen lainnya adalah desain velg alloy 16 inci yang berbentuk seperti kipas, memiliki tugas mengurangi daya hambat udara di bagian samping.Tampang Ioniq mungkin memang tidak seragam dengan line up terbaru Hyundai di Indonesia sekarang, seperti Santa Fe atau i20.
Bisa dibilang, desain Ioniq justru lebih mirip dengan model sedan yang absen di Indonesia, yaitu Accent terbaru, atau malah Grand Avega. Ciri khas Ioniq ada pada garis atap yang tidak berlekuk dramatis, khususnya di sisi belakang. Ini mengingatkan saya pada Avega.
Bagaimana dengan Interior?
Karakteristik desain yang seragam dapat dijumpai pula saat masuk ke kabinnya. Kalau untuk saat ini, bisa disebut bahwa desain interior Ioniq itu ‘periodically correct’.
Desainnya konservatif, masih menggunakan banyak tombol fisik untuk operasional berbagai fitur kabin. Jadi jika ada anggapan bahwa mobil listrik kabinnya futuristik, sepertinya tidak selalu begitu.
Susunannya juga umum. Kemudi, dashboard, yang mungkin hilang adalah tuas transmisi. Aplikasi layar hanyalah pada sistem infotainment di tengah dashboard, dan panel instrumennya. Selebihnya, masih terbilang konvensional.
Bagaimana dengan Spesifikasi?
Bicara soal spesifikasi teknis, Hyundai membekali Ioniq Electric dengan baterai lithium-ion polimer berkapasitas 38,3 kWh. Dari rangkaian baterai yang tersimpan di bagian bawah kabin itu, menyalurkan energi ke motor listrik di roda depan.
Sistem penggerak berjenis permanent-magnet synchronous motor (PMSM) itu menyimpan output tenaga sebesar 100 kW atau setara 118 hp, sementara torsi puncaknya sampai 295 Nm. Torsi segitu mungkin bisa disetarakan dengan output dari mesin pembakaran berkapasitas 2.0 liter.
Bagaimana Mengemudikannya?
Mengemudikan mobil ini sangat mudah dan praktis, tidak butuh waktu lama untuk beradaptasi. Karena, perbedannya dengan versi bermesin pembakaran hanya pada cara memilih mode transmisi atau berkendaranya.
Anda yang biasa memegang tuas transmisi, lupakan kebiasaan itu. Tuas transmisi konvensional di varian mesin tak lagi ada. Fungsinya digantikan oleh empat tombol yang mewakili P, R, N, dan D. kalau mau sedikit menyanjung, ini mirip seperti pengoperasian transmisi di Aston Martin.
Duduk di kokpit Ioniq Electric, kami langsung bisa temukan posisi yang ideal. Meski pengaturan posisi kolom setirnya masih manual, pengaturan posisi jok depan sudah elektrik. Yang membuat berada di kursi pengemudi ingin mengajak Ioniq terus-terusan melaju adalah desain setirnya yang berbentuk flat-bottom. Selain dimensinya yang ringkas mengikuti dimensi mobil, desain ini seolah mengatakan bahwa ada performa seru yang bisa dinikmati.
Seperti apa hematnya dan seasik apa Ioniq Electric dikemudikan sebagai kendaraan sehari-hari? Akan kami bahas pada bagian ke-2 dari review road test mobil listrik ini. (Why/Raju)
(Bersambung ke Part 2)
Jual mobil anda dengan harga terbaik
Model Mobil Hyundai
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Hyundai Ioniq Terbaru di Oto
Tren Sedan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil Hyundai Ioniq dari Carvaganza
Artikel Mobil Hyundai Ioniq dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature