Road Test Datsun Cross CVT: Pantaskah Disebut Non-LCGC?
Cross sebagai mobil non-LCGC (Low Cost Green Car) Datsun, tak ingin citra sebagai brand mobil murah melekat pada dirinya. Itu sebabnya, Datsun membuat Cross tampil lebih atraktif dibanding Datsun lainnya. Hal ini bisa dilihat dari desain lampu depan dengan LED Signature Lamp yang menarik, honeycomb heksagonal grille di depan yang agresif, hingga roof rail modern yang gagah di atap. Sementara pada bagian dalam terdapat sistem multimedia layar sentuh yang dapat terkoneksi dengan smartphone.
Semua itu sukses menyiratkan kesan Cross bukan sebagai mobil murah. Namun kelebihan utama mobil ini, justru terdapat di balik kulitnya. Cross menjadi Datsun pertama yang ditawarkan dalam varian bertransmisi otomatis. Hebatnya lagi, bukan jenis AMT (Automated Manual Transmission) atau girboks manual yang diotomatiskan. Melainkan transmisi modern jenis CVT (Continuous Variable Transmission).
Transmisi ini menjamin perpindahan gigi yang lembut tanpa entakan. Sekaligus, meningkatkan efisiensi bahan bakar saat dipakai melaju secara moderat karena menahan putaran mesin di rpm yang ideal. Bahkan, transmisinya ini memiliki mode berkendara sport yang dapat diaktifkan melalui tombol yang terletak di sisi tuas persneling. Wow!
Kami jadi lupa kalau mobil ini berdiri di atas platform yang sama dengan LCGC Datsun Go+. Karena memang semua hal baru itu, sukses membuat rasa berkendara mobil ini hampir sepenuhnya berbeda. Apalagi Cross memakai pelek yang lebih besar, berukuran 15-inci dan ground clearance setinggi 200 mm. Racikan suspensinya pun jelas berbeda.
Performa dan Fitur Keselamatan
Karena ketinggian mobil meningkat, travel suspensi menjadi lebih pendek. Namun respons pergerakan suspensi dibuat lebih cepat. Hasilnya, mobil ini menjadi lebih stabil saat melaju kencang dan harus menghadapi jalanan yang kurang mulus. Efeknya, tipikal bantingan suspensi yang cenderung medium lebih condong keras ini, agak membuat penghuni kabinnya merasa sedikit kurang nyaman ketika melewati polisi tidur atau jalanan rusak.
Paling mengejutkan, Cross dilengkapi dengan fitur keselamatan Vehicle Dynamic Control (VDC). Fitur ini mengatur traksi di setiap roda untuk meminimalkan gejala selip, sehingga mobil lebih dapat diarahkan saat bermanuver di tikungan. Cross kami coba di area proving ground Bridgsetone dalam kondisi basah. Tanpa VDC, bagian belakang mobil masih sedikit membuang ke arah luar dan sesekali gejala understeer pun datang dari depan jika mobil melaju terlalu kencang. Intervensi komputer yang mengatur traksi di setiap roda saat VDC diaktifkan benar-benar dapat kami rasakan. Laju mobil lebih menuruti arah pergerakan kemudi.
Ini fitur keselamatan yang sangat berharga, meski mungkin sebagian pengemudi awam kurang dapat merasakannya. Perhatian Datsun terhadap faktor keselamatan perlu kami garisbawahi di sini. Bayangkan, mobil sekelas Toyota Avanza sekalipun belum dilengkapi dengan fitur keselamatan ini. Fitur keselamatan standar, rem ABS dan dual airbags juga tersemat pada Cross.
Sayangnya, walau sudah dibekali segala kelebihan dan diklaim bukan mobil LCGC, namun Anda masih dapat melihat kesan mobil ekonomis yang dibawa dari Go+ pada mobil ini. Misalnya, handle pintu luar masih model lama yang kurang ramah bagi pengemudi perempuan yang sayang dengan kuku cantiknya. Lalu tak ada pembuka pintu bagasi dari luar. Cross cuma pakai satu bilah wiper saja untuk menyapu air di kaca depan.
Di bagian dalam, kondisi serupa juga masih bisa dilihat. Lingkar kemudi tak bisa diatur posisinya baik secara tilt maupun teleskopik. Sandaran kepala masih menyatu dengan jok dan bahkan tak ada sandaran kepala untuk penumpang kursi baris ketiga. Juga yang tak kalah penting, kualitas material interior yang sekelas LCGC. Di bagian luar, panel bodi pun terasa tak begitu tebal.
Ruang Kabin dan Kepraktisan
Karena struktur rangka mobil ini sangat identik dengan Go+, maka tak ada penambahan dimensi pada ruang kabin. Sehingga konfigurasi tempat duduk 5+2 yang dipertahankan menjadi perhatian kami pada Cross. Masalahnya, kursi baris ketiga punya ruang yang hanya nyaman dihuni anak kecil. Itupun bila kursinya ditegakkan, tak ada lagi ruang bagasi yang tersisa. Padahal harga mobil ini lebih mahal dari Wuling Confero tipe termahal, MPV (Multi Purpose Vehicle) 7-seater dengan kursi baris kedua model captain seat. Tak salah kalau konsumen berharap lebih terhadap akomodasi ruang kabin Cross.
Untungnya, ergonomi (kepraktisan) Cross sedikit lebih baik dibanding Go+. Tak ada lagi tuas rem tangan ala Kijang Super yang menyembul di bawah dashboard. Sebagai gantinya, sudah ada tuas rem tangan model baru yang posisinya ada di sebelah pengemudi.
Intinya, Cross adalah kendaraan baru yang fokus pengembangannya lebih mengedepankan kenyamanan dan keselamatan pemiliknya. Buktinya, kebisingan dan getaran di dalam kabin pun sekarang sudah jauh lebih baik. Ini karena banyaknya komponen tambahan untuk insulasi noise dan vibrasi. Termasuk tambahan peredam di atap sehingga katanya Cross tak seberisik Datsun Go+ saat hujan deras mengguyur.
Semua ini bisa Anda tebus dengan mahar Rp 161.490.000 untuk varian bertransmisi manual dan Rp 172.990.000 untuk Cross tipe CVT. Harga yang memang tak murah untuk ukuran Datsun, brand yang diklaim produsen mobil untuk golongan yang ekonominya baru berkembang (risers). Nah, setelah membaca ulasan kami tentang mobil ini, bagaimana menurut Amda, pantaskah Datsun Cross menyandang gelar non-LCGC? (RS/Odi)
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Datsun Cross Terbaru di Oto
Tren Crossover
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil Datsun Cross dari Carvaganza
Artikel Mobil Datsun Cross dari Zigwheels
- Motovaganza