Pulang Kampung ke Jogja Naik Wuling Almaz RS, Serasa Disopiri!
Mudik lebaran tahun ini diprediksi macet sekali. Maklum, sudah dua tahun jutaan pemudik dilarang pulang kampung oleh Pemerintah lantaran pandemi COVID-19. Walaupun begitu, saya tetap mudik. Karena kebetulan, tim OTO.com tahun ini membuat program Lebaran Drive. Saya dipinjami Wuling Almaz RS.
KEY TAKEAWAYS
Berapa harga Wuling Almaz RS?
Harga Wuling Almaz RS mulai dari Rp369,1 juta sampai Rp401,2 jutaSetidaknya kalaupun benar macet, Suasananya tidak akan begitu membosankan, karena naik mobil berbeda dari yang saya dan keluarga biasa pakai sehari-hari. Mobil yang saya pakai, Wuling Almaz RS PRO 7-Seater. Inilah mobil termahal yang dimiliki produsen mobil asal Cina itu di Indonesia.
Memiliki banderol Rp401,2 juta, SUV (Sport Utility Vehicle) ini digadang sebagai Intelligent Digital Car. WISE atau Wuling Interconnected Smart Ecosystem alasannya. Ada dua fitur utama WISE, yakni Internet of Vehicle (IoV) dan Advanced Driver Assistance System (ADAS).
Maaf, tapi saya tidak akan membahas fitur IoV karena jujur ponsel saya tidak dapat terhubung dengan kendaraan karena tidak dapat teregistrasi. Maklum, namanya juga mobil pinjaman. Jadi sewaktu memasukkan nomor rangka dan nama pemilik, aplikasi My Wuling+ bilang kalau data tidak tersedia.
Bukan masalah besar. Toh kalaupun bisa terhubung, fitur semacam ini hampir pasti tidak saya gunakan sepanjang perjalanan. IoV pada Wuling Almaz RS berisi online navigation, online music hingga fitur untuk menampilkan pesan serta membalas pesan menggunakan voice to text dalam bahasa Indonesia. Penggantinya, untuk peta digital saya bisa buka Google Maps, setel musik bisa lewat USB Flashdisk ataupun Bluetooth via smartphone, dan membaca serta membalas pesan bisa dilakukan dikala senggang.
Paling berguna dari WISE justru ADAS. Fitur bantuan berkendara terpadu yang membuat perjalanan mudik menjadi tidak udik. Sebab kecanggihan sistem pengendaraan semi otonom lengkap membuat perjalanan sejauh kurang lebih 1.500 km menjadi tidak begitu meletihkan. Ya, karena fitur ini membuat sepanjang perjalanan saya serasa disopiri. Kok bisa?
ADAS (Advanced Driver Assitance System)
Adaptive Cruise Control (ACC) dengan Lane Keeping Asistance (LKAS) penyebabnya. Masuk jalan tol, situasi lalu-lintas belum padat. Apalagi lewat jalan layang Sheikh Mohammed Bin Zayed (MBZ). Oh ya intemezzo sedikit, Anda tahu kenapa nama jalan tol layang Jakarta-Cikampek ini dinamai MBZ?
Kata Menteri Sekertaris Negara (Mensesneg) Pratikno, nama jalan tol ini diambil dari nama Putera Mahkota Abu Dhabi sekaligus wakil panglima tertinggi Angkatan Bersenjata Uni Emirat Arab (UEA). Alasannya sebagai balas budi kepada pemerintah UAE yang telah menamai jalan utama strategis dari Abu Dhabi Exhibition Center ke arah Kedutaan Besar Republik Indonesia di UEA dengan nama Joko Widodo.
Kembali ke ACC dan LKAS Wuling Almaz RS. Masuk jalan layang MBZ fitur ACC saya aktifkan. Setelah menetapkan kecepatan maksimum dan jarak yang diinginkan dengan kendaraan di depan, pedal gas saya lepas. Mobil melaju dengan sendirinya mengatur jarak secara pintar dengan kendaraan di depan.
Tanpa saya sadari setir bergerak sendiri. Ternyata kalau ACC diaktifkan, fitur LKAS otomatis menyala. Artinya setir bergerak otomatis menjaga mobil tetap di tengah jalur bermarka. Asyiknya, pikir saya mobil ini bisa berkendara sendiri tanpa harus disetir. Karena kalau kendaraan di depan mengerem, Almaz RS yang saya tumpangi ini ikutan mengerem. Kalau kendaraan di depan melaju, Almaz RS ikutan melaju hingga kecepatan yang telah ditentukan.
Beberapa saat kemudian ada peringatan, ternyata tangan harus tetap menggenggam kemudi. Ya sudah, tak apa saya turuti. Ternyata saat menikung, ada kalanya harus kita sendiri yang menggerakkan kemudi. Tetapi seringnya sih justru setir yang menggerakkan tangan saya. Wah, saya jadi tak perlu olahraga memutar bobot kemudi setiap saat. Kaki juga bisa istirahat.
Sebelum tol layang berakhir dan kami bertemu dengan jutaan pemudik lain di jalan tol Jakarta-Cikampek, lalu-lintas pun mulai padat. Beruntung Wuling Almaz RS punya Intelligent Cruise Assistance (ICA) dan Traffic Jam Assistance (TJA). Saya kaget karena dari posisi melaju, mobil bisa sampai berhenti total dengan sendirinya tanpa saya harus menginjak pedal rem karena mengikuti kendaraan di depan. Saat kendaraan di depan jalan, mobil jalan lagi otomatis.
Kalau berhentinya agak lama, perlu injak pedal gas sedikit biar Almaz RS melaju kembali mengikuti arus lalu-lintas. Wah kalau begini, macet lama pun tidak mengapa buat saya. Beruntung pemerintah memberlakukan One Way, jadi jalan tol yang mengarah ke Jakarta ditutup dan difungsikan sepenuhnya untuk menuju arah Gerbang Tol Kalikangkung di Semarang. Perjalanan kembali dilanjutkan dengan lancar.
Begitulah kira-kira alasan kenapa judul dan di awal artikel ini saya katakan kalau pulang kampung ke Jogja naik Wuling Almaz RS, serasa disopiri.
Performa dan Pengendaraan
Jalanan sudah mulai lengang kembali. Kami sekeluarga pun sudah beberapa kali berhenti di area peristirahatan untuk beribadah ataupun pergi ke toilet. Entah bosan karena ‘disopiri’ terus dan khawatir malah jadi mengantuk, saya putuskan ambil alih kemudi sepenuhnya. Sementara fitur ACC saya non aktifkan berikut dengan LKAS.
Injak pedal gas agak dalam, saya kecewa. Karena ternyata respons pedal gas tak secepat yang saya harapkan. Saya awalnya mengira karena turbo lag, Ternyata saya lupa, selama ini kami berkendara dalam mode ECO. Pantas saja penyaluran tenaganya terasa begitu ‘sopan’.
Matikan mode berkendara ECO dan turunkan tuas transmisi ke posisi S, jarum rpm melonjak. Tak banyak memang, tapi waktu pedal gas saya mainkan, penyaluran daya terasa sedikit lebih responsif. Nah, ini baru asyik!
Mesin 1,5 liter turbocharged menghasilkan tenaga 140 hp pada 5.200 rpm dengan torsi puncak 250 Nm pada 1.600 rpm – 3.600 rpm. Performa ini memang bukan yang terbaik di kelasnya. Tetapi sangat memadai untuk dipakai melesat bermanuver mendahului kendaraan lain di jalan tol Cipali.
Apalagi meski pakai transmisi otomatis CVT (Continuous Variable Transmission) yang sangat lembut di setiap pergantian giginya, Wuling menyediakan mode perpindahan gigi secara manual untuk Almaz RS lewat tuas transmisi.
Bobot kemudi jujur terasa terlalu ringan. Tanpa intervensi LKAS, arah laju mobil terasa begitu reaktif terhadap pergerakan kemudi. Bantingan suspensinya terus terang sangat nyaman. Lumayan mengayun saat menikung tetapi gejala body roll dapat diminimalkan dengan baik saat menikung.
Wuling Almaz RS dibekali segudang fitur keselamatan berkendara termasuk Electronic Stability Control (ESC). Hill Hold Control (HHC), Emergency Stop Signal, rem ABS, EBD dan BA, hingga kamera parkir 360 derajat bukti kepedulian Wuling terhadap keselamatan penghuni kabin Almaz RS. Sayang hanya tersedia dia kantung udara, satu untuk pengemudi dan satu lagi untuk penumpang depan.
Kepraktisan Kabin
Wuling menjual Almaz RS dalam dua pilihan kapasitas tempat duduk, 5-seater dan 7-seater. Beda harga keduanya cuma Rp12 jutaan. Tapi bedanya signifikan sekali. Buktinya, perjalanan mudik kali ini saya ditemani ayah, istri dan kedua orang anak. Total 5-penumpang duduk manis di dalam kabin Almaz RS. Kursi baris ketiga bisa ditidurkan untuk mengakomodasi ruang bagasi yang lebih luas. Tiga koper berukuran besar muat di bagasi. Tambahan lagi beberapa tas ransel dan kantong perbekalan.
Sesampainya di tujuan dan barang bawaan diturunkan dari kendaraaan, kursi baris ketiga saya tegakkan. Karena keesokan harinya saya dan keluarga harus menjemput kakak saya dan istrinya yang tiba di Yogyakarta International Airports di Kulonprogo sejauh kurang lebih 45 km. Bertujuh, bagasi di belakang masih muat untuk menaruh dua koper berukuran sedang milik kakak saya dan istrinya.
Ruang penyimpanan lain di dalam kabin juga cukup. Banyak cupholder berukuran besar di setiap kursi. Konsol tengah punya kompartemen penyimpanan plus socket power untuk pengecasan smartphone penumpang belakang. Ada juga sandaran tangan penumpang belakang dan pengaturan AC melalui tombol di kursi baris ketiga. (RS)
Baca lanjutannya: Pulang Kampung ke Jogja Naik Wuling Almaz RS, Tepis Stigma Mobil Cina
Jual mobil anda dengan harga terbaik
-
Jelajahi Wuling Almaz RS
Model Mobil Wuling
Promo Wuling Almaz RS, DP & Cicilan
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Wuling Almaz RS Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
Tenaga
140
|
119
|
101
|
103
|
148
|
Torsi
250 Nm
|
145 Nm
|
130 Nm
|
136 Nm
|
220 Nm
|
Power Steering
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
AC
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Anti Lock Braking System
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
EBD (Electronic Brake Distribution)
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Kantong Udara Pengemudi
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Airbag Penumpang Depan
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Adjustable Seats
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Headrest Kursi Belakang
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
|
Tren SUV
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil Wuling Almaz RS dari Carvaganza
Artikel Mobil Wuling Almaz RS dari Zigwheels
- Motovaganza