Datsun GO Panca : Pilihan Logis Bagi Pemilik Motor
Jakarta: Kami menjadi saksi, ketika Datsun melakukan reinkarnasinya. Seluruh dunia mungkin juga menyaksikan, upaya gigih dari Nissan Motor Corporation untuk menghidupkan kembali sebuah merek yang dulu menjadi cikal bakal Nissan. Setelah sengaja ditidurkan pada tahun 1986, merek Datsun tak lagi terdengar selain sebagai mobil klasik. Tapi hanya sampai di situ citra Datsun sebagai leluhur Nissan terdengar.
Kala itu 15 Juli 2013, di India. Publik di seluruh dunia, utamanya media otomotif, menyaksikan secara langsung detik-detik reinkarnasi Datsun. Merek ini kembali. Bukan sebagai model spesial dari Nissan, melainkan sebagai sebuah brand yang menyongsong segmen baru bagi Nissan, yakni segmen mobil dengan harga terjangkau.
Model Datsun GO pun dirilis. Model small hatchback dengan kapasitas angkut 5 penumpang, bermesin 1.2 liter, dan bertransmisi hanya manual. Sambutannya terbilang baik, karena segmen ini memang sedang berkembang khususnya di India.
Kehadirannya pada 2013 pun ternyata sesuai dengan strategi mobil murah ramah lingkungan yang saat itu juga mulai bergaung di beberapa negara. Indonesia salah satunya, lewat program Kendaraan Bermotor Hemat Energi dan Harga Terjangkau yang coba mengembangkan segmen baru dengan memberi insentif pajak pada mobil yang masuk dalam beleidnya.
Datsun pun secara spesial memilih Indonesia sebagai lokasi peluncuran model global kedua mereka, yakni GO+. Ajang Indonesia International Motor Show 2013 pun menjadi saksinya. Hanya saja, spesial untuk pasar Indonesia, model ini diberi akhiran Panca untuk membuatnya masuk dalam program LCGC. Model GO Panca pun turut dihadirkan bersamaan dengan versi pemanjangan bodinya.
Kali ini kami berkesempatan menguji secara mendalam sosok GO Panca yang hingga saat ini menarik perhatian masyarakat. Kami berani menyebut menarik perhatian masyarakat karena secara ajaib, model-model Datsun ini berhasil menjadi penyumbang terbesar penjualan bagi sang Agen Pemegang Merek, PT Nissan Motor Indonesia.
Desain
GO Panca yang kami uji adalah tipe T-Active. Kasta termewah dari model GO berkapasitas 5 penumpang. Sebelum kami lanjut lebih dalam ulasan mengenai desain, perlu Anda ketahui, pelek yang digunakan unit tes kami sudah diganti oleh PT NMI dengan model pelek opsional GO Panca. Pun dengan tambahan foglamp dan electric side mirror. Tapi bukan berarti mobil ini tak layak uji, sebab model seperti ini bisa Anda dapatkan langsung saat melakukan pembelian dengan meminta beberapa kustomisasi.
Kembali ke desain, sebagai sebuah mobil dengan paket harga yang sangat terjangkau-kami bisa sebut sangat terjangkau karena biaya down paymentnya hanya Rp 9 jutaan- Anda sudah mendapat tampilan mobil yang mirip-mirip Toyota Yaris gen-1.
Bodinya terlihat padat dengan banyak aksen lekukan. Di satu sisi ini membuat tampilannya sangat dinamis, di lain sisi, dengan komposisi bodinya yang cukup mungil, desain seperti ini membuatnya tak terkesan sederhana.
Apalagi unit dengan tipe T-Active sudah mendapat banyak imbuhan di bagian eksterior. Misalnya saja pada bagian muka, ada aero kit, pada bagian sisi, ada body kit dan buritannya, dilengkapi rear roof spoiler dengan bodi kit pada bumper yang sangat-sangat agresif. Tengok saja sirip yang menjuntai ke bawah, seolah sportscar.
Jujur saja, secara desain, kami mengacungi jempol untuk GO Panca T-Active. Coba Anda lihat Toyota Agya TRD S, atau Daihatsu Ayla X Elegant, Honda Brio RS, atau Suzuki Karimun Wagon-R semuanya tak memiliki komposisi desain sporti yang sepantas GO Panca T-Active.
Beralih ke sisi interior, di sini mulai muncul kelemahan dari Datsun GO Panca. Ekspetasi kami kala melihat eksteriornya perlahan pupus begitu mata memandang kabin. Pertama adalah desain joknya. Kami bukan mengeluhkan konfigurasinya yang terkesan menyambung antara jok pengemudi dan penumpang depan.
Melainkan desainnya yang teramat sederhana. Di lain sisi, dasbor GO Panca kami nilai fungsional. Ya, fungsional, sebab jika kami sebut sederhana, maka kata ini kurang tepat menggambarkannya. Pasalnya desainnya tak kaku, masih ada alur dinamis yang tersaji di dasbor.
Fungsional, karena meski kontrol yang ada hanya sedikit, namun semua kontrol penting yang diperlukan untuk penyesuaian kendaraan sudah bisa didapat. Misalnya saja kontrol AC, dengan dua buah dial putar, kontrol besaran hembusan AC dan tingkat kedinginan suhu sudah bisa didapat.
Pun dengan model pengaturan arah AC, ketimbang memberikan kisi dengan pengatur arah dan penutup yang terpisah, kenapa tak satukan saja semuanya menjadi sebuah sistem kisi putar yang bisa digerakkan ke berbagai arah sekaligus untuk menutup atau membuka ventilasi AC. Ini tentu tak mudah disajikan oleh pabrikan mobil.
Pada dasbor itu juga terdapat tuas transmisi dan rem parkir. Ya, rem parkir berbentuk tuas yang mungkin sudah jarang ditemukan pada mobil modern. Namun ini hanyalah masalah tata letak, toh fungsi dan aksesnya tak bermasalah bagi siapapun, jika ada yang merasa sulit untuk mengaksesnya, yakinlah itu hanya perkara kebiasaan. Dengan permainan tata letak tombol, tuas dan berbagai kontrol yang sederhana, desainer dan insinyur Datsun behasil meracik dasbor Go Panca yang kami nilai fungsional.
Perfoma dan Pengendalian
Sebelum membahas performa lebih dalam, ada baiknya Anda mengenal lebih dulu spesifikasi yang digunakan oleh GO Panca. Mobil berbobot 785 kg ini menggendong mesin 1.2 liter atau jika dikonversi ke centimeter cubic adalah 1.198 cc. Mesin HR12DE ini sebenarnya juga digunakan oleh Nissan March 1.2. Tapi sebagai mobil pada segmen yang berbeda, tentu saja ada penyesuaian pada unit yang digunakan pada GO.
Unit 3-silinder 1.2 liter yang digunakan GO layaknya mesin injeksi konvensional. Tentu saja di level ini, kami sarankan Anda jangan berharap menemukan katup variabel, direct injection, turbocharged, apalagi sistem distribusi oli dry sump seperti yang digunakan Lamborghini. Ini hanyalah mobil dengan harga Rp 110,6 juta. Adanya teknologi drive by wire juga Electric Power Steering, adalah teknologi yang sebanding dengan harga mobil tersebut. Ini masih lebih baik dibanding mendapatkan power steering hidrolis, dan sistem gas berbasis kabel.
Membahas performanya, bagi kami cukup unik. Mesin bertenaga 68 dk ini ternyata memiliki setup torsi yang menjanjikan. Torsi 104 Nm dengan bodi hanya 785 kg, lebih dari cukup untuk membuatnya andal di perkotaan. Membuat mobil mudah bergerak dan hemat mengolah bahan bakar adalah kunci mendapatkan efisiensi di tengah kemacetan.
Terbukti, ketika kami mengajak GO Panca berkeliling Jakarta selama 2 hari untuk menempuh jarak 100 km, dengan kecepatan rata-rata 18-19 km/jam seperti yang tercatat di GPS kami, konsumsi BBM GO Panca terbilang masuk akal. BBM ron 91 yang diolahnya mampu tercatat hanya dikonsumsi dengan level kehematan 13,8 km/liter di Multi Information Display (MID) Go Panca. Sayangnya, sensasinya kurang impresif. Pasalnya getaran mesin 3-silinder tak teredam dengan optimal, baik itu oleh engine mounting, maupun suspensinya. Sehingga butuh adaptasi cukup banyak jika Anda tak terbiasa dengan mobil bermesin 3-silinder dan menganggapnya sebagai gangguan pada kenyamanan.
Medan luar kota, kami menguji GO Panca ke dua arah, Puncak, dan Bandung. Keduanya kami ambil malam hari, ketika jalan sedang sepi untuk mendapat kecepatan rata-rata 80-90 km/jam. Konsumsinya ternyata sangat impresif, mencapai 22,1 km/liter padahal mobil diisi oleh dua orang dengan bobot total 150 kg. ternyata ketika melirik ke gauge penunjuk putaran mesin, saat menginjak kecepatan 100 km/jam, putaran mesinnya terbilang rendah, hanya 2.500 rpm. Sepertinya settingan transmisi Go Panca sudah cukup mumpuni.
Beralih ke kompetensi pengendaliannya, GO Panca juga memberikan impresi yang bermuka dua. Lakunya saat diliuk-liukkan baik itu kecepatan rendah maupun tinggi cukup baik. Suspensinya terasa suportif mendukung pengendalian. Kemudi dengan dukungan EPS juga memberikan respon yang baik. Mungkin ini adalah faktor ban berukuran 175/55 R15 dengan profil lebih bagus dari ban GO Panca standar. Ya, ban yang digunakan adalah Achilles ATR-K yang lebih baik materialnya dengan profil lebih lebar.
Tapi satu hal yang kami keluhkan dari performa suspensinya. Menemui rintangan baik itu berupa polisi tidur, roadtrap, maupun lubang, merupakan momok yang sangat mengganggu. Getaran terhantar ke seluruh kabin. Entah ini faktor dari umur suspensi mobil uji yang kami tes, atau memang beginilah apa adanya suspensi GO Panca. Performa seperti ini, kami hadapi dengan bobot hanya 2/5 penumpang. Bagaimana jika kabin dipenuhi penumpang?
Fitur dan Harga
GO Panca T-Style, memiliki beberapa fitur tambahan yang tak dimiliki oleh varian di bawahnya. Utamanya adalah peranti headunit merek JVC yang bisa memutar data MP3, WMA, CDA dengan sumber USB atau Aux. Kami awalnya mengeluhkan ketiadaan CD di headunit pada varian termewah ini, namun setelah dipikir secara logis, saya pribadi sudah tak menggunakan lagi CD sebagai sumber hiburan.
Jikapun ada yang kami catat sebagai kekurangan dari peranti hiburannya adalah antena radionya. Ketiadaan antena yang mumpuni membuat kualitas penangkapan gelombang radio sangat buruk. Slot headunit GO Panca pun hanya 1DIN. Jadi, sebanyak apapun uang Anda untuk membeli headunit dan mengganti dengan merek aftermarket, pilihannya hanya headunit single DIN.
Sebagai mobil yang harganya terjangkau, kamipun mengapresiasi hadirnya fitur immobilizer. Dengan model anak sistem kunci seperti ini, mobil tak akan mau dinyalakan jika tak mendeteksi kunci orisinal yang sudah teregistered. Sebagai varian paling mewah yang dijual dengan harga RP 110, 6 juta, fitur yang didapat memang sesuai dengan harganya. Jika Anda masih ingin varian yang lebih murah, masih ada tipe A-T Option yang ditawarkan dengan harga mulai Rp 94,2 juta-110,6 juta.
Kesimpulan
Material bodinya memang bukan yang terbaik. Pun dengan kualitas peredamannya. Jika Anda memiliki toleransi ataupun bersedia menyisihkan budget untuk menambah kenyamanan, tentu ini bukan masalah.
Kami memposisikan diri sebagai pengguna motor yang belum pernah punya mobil. Sebab harga Datsun GO Panca dengan RP 110,6 juta, untuk membayar TDP (Total Down Payment) 20% termasuk cicilan pertama hanya Rp 9,97 juta. (sumber leasing Datsun Finance). Dengan TDP yang harganya di bawah motor Honda Beat atau Yamaha Mio Z, Anda hanya harus menyiapkan budget cicilan Rp 3,2 juta dengan masa tenor 5 tahun (60 bulan).
Ini tentu cukup masuk akal mengingat Anda mendapatkan mobil yang tentu saja bisa melindungi Anda dari hujan, sanggup membawa anak kecil dan tak harus tertilang polisi karena lupa memakai helm.
Baca Juga: Datsun edisi khusus disiapkan untuk hadapi Calya-Sigra
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Datsun GO Terbaru di Oto
Tren Hatchback
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil Datsun GO dari Carvaganza
Artikel Mobil Datsun GO dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice